Sabtu 30 Aug 2014 13:00 WIB

BCA Turunkan Bunga Deposito

Red: operator

BRI masih melihat situasi dan perkembangan pasar.

JAKARTA -PT Bank Central Asia Tbk (BCA) akan kembali menurunkan suku bunga deposito. Suku bunga yang diturunkan adalah deposito dengan nominal di atas Rp 25 miliar. Penurunan ini dilakukan di tengah perlambatan pendanaan bank.

Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, perseroan siap kehilangan nasabah loyalnya atas keputusan ini. Perseroan tidak takut kehilangan dana pihak ketiga (DPK) karena menilai likuiditas cukup longgar.

BCA kembali menurunkan suku bunga deposito ke level 8,5 persen dari sembilan persen. Pemangkasan telah dilakukan sejak Agustus dan masih akan dilakukan secara bertahap sampai September. "Kalau suku bunga tinggi, likuiditas di pasar akan semakin ketat," kata Jahja, Jum at (29/8).

Jahja menambahkan, perseroan sudah menurunkan suku bunga 25 basis poin pada Agustus menjadi sembilan persen. Suku bunga deposito akan kembali diturunkan 50 basis poin menjadi 8,5 persen. Sampai akhir tahun, BCA akan menurunkan suku bunga deposito sampai 7,5 persen.

Penurunan suku bunga untuk deposito bernilai tinggi ini bisa membuat nasabah kaya BCA kabur. Meskipun demikian, perseroan siap menghadapi kemungkinan tersebut karena likuiditasnya longgar. "BCA akan mencari sumber pendanaan lain untuk mengimbangi biaya dana," ujar Jahja.

Kelebihan likuiditas tidak selamanya menyenangkan. Pasalnya, biaya dana yang harus dikeluarkan pun mahal. Jahja mencontohkan dana yang disimpan di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yield-nya hanya tujuh persen. Sementara, yang harus dibayar ke nasabah sebesar sembilan persen. "Kan rugi," kata Jahja.

Jahja ikhlas jika nasabahnya pindah ke bank lain. Menurut dia, nasabah akan kembali lagi jika perseroan membutuhkan dana dan menaikkan suku bunga deposito.

Penurunan suku bunga deposito akan membuat capaian DPK perseroan berkurang. Jahja mengungkapkan, BCA menurunkan target pertumbuhan DPK menjadi 10 persen. Namun demikian, perseroan tetap melihat perkembangan pasar dan makro ekonomi.

Apabila pemerintah jadi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM)bersubsidi, BCA mungkin akan melakukan penyesuaian suku bunga deposito. Alasannya, harga BBM cukup berpengaruh terhadap inflasi. "Kalau ada dampaknya terhadap inflasi tinggi, mau tidak mau harus ada penyesuaian bunga," kata Jahja.

Penurunan suku bunga oleh BCA dilakukan saat pertumbuhaan pendanaan bank mengalami perlambatan.Berbeda dengan BCA, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menyatakan belum berencana menaikkan atau menurunkan suku bunga deposito seperti yang dilakukan oleh BCA. Direk tur Keuangan BRI Achmad Bai quni mengatakan, perseroan masih melihat situasi dan perkembangan yang ada di pasar. "Kondisi terkini ka mu belum akan menurunkan atau me naikkan.

Situasi bisa berubah karena kami melihat suku bunga acuan seperti BI Rate dan LPS Rate," ujar Baequni di Jakarta, Jumat (29/8).

Likuiditas perseroan saat ini masih mencukupi. Baiquni mengatakan, perseroan akan tetap menjaga likuiditas di tingkat yang wajar. Per semester pertama, rasio kredit terhadap pihak ketiga (LDR) BRI mencapai 93 persen. Pada akhir tahun, perseroan akan menjaga likuiditas di level 90 persen sampai 92 persen.

Baiquni belum dapat memutuskan kapan akan menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga deposito.Perseroan perlu melihat kondisi terkini, seperti misalnya rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi. rep:Friska Yolandha  ed:teguh firmansyah

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

The Best Mobile Banking

1 of 2
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement