Senin 08 Sep 2014 12:00 WIB

Target Investasi BPJS Rp 233,2 T

Red:

BANDUNG -- Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Naker) menargetkan investasi mencapai Rp 233,3 triliun pada 2015. Direktur Utama BPJS Naker Elvyn G Masassya mengatakan, target tersebut dibuat dengan mempertimbangkan dana investasi pada 2014 per Agustus yang mencapai 175,1 triliun.

"Sedangkan, hasil investasi pada 2015 ditargetkan sebesar Rp 20,1 triliun," kata Elvyn dalam konferensi pers usai pelaksanaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2014 di Bandung, Jawa Barat, akhir pekan lalu.

Dia melanjutkan, dari dana investasi per Agustus 2014, hasil investasi yang diperoleh BPJS Naker mencapai Rp 13,1 triliun.

BPJS Naker sengaja memasang target tinggi untuk dana dan hasil investasi di 2015 lantaran tahun depan adalah tahun implementasi BPJS secara penuh. Selain itu pula, kata Elvyn, nilai pembayaran jaminan juga menjadi sasaran fokus utama BPJS Naker tahun depan dengan target mencapai Rp 13,2 triliun. Adapun nilai pembayaran jaminan saat ini tercatat sebesar Rp 7,3 triliun.

Elvyn menegaskan, mulai 1 Juli 2015 BPJS Naker siap beroperasi penuh. Hal tersebut merupakan langkah lanjutan dari rencana strategis BPJS Naker dalam periode 2014-2018.

Melalui Rakernas 2014 yang mengusung tema "Implementasi Program BPJS Ketenagakerjaan pada Seluruh Segmen Pekerja", kata dia, BPJS Naker telah menetapkan langkah-langkah strategis perusahaan hingga 2018. Tapi, fokus yang diutamakan pada 2015 adalah full operations program.

"Kita sudah buat roadmap sampai 2018, namun fokus kami bagaimana implementasi empat program jaminan sosial pada 2015 berjalan secara penuh," katanya.

Saat beroperasi secara penuh, BPJS Naker akan menjalankan empat program jaminan sosial, yakni mulai dari jaminan pensiun, jaminan hari tua, jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan kematian. Selain itu, BPJS Naker juga akan memberikan perlindungan jaminan sosial bagi semua pekerja, baik penerima upah maupun bukan penerima upah (mandiri, pemberi kerja, dan lain-lain).

Elvyn melanjutkan, mengacu pada rencana pengoperasian penuh pada 2015 tersebut, dalam rakernas juga telah ditetapkan tema-tema strategis untuk setiap direktorat. Tema-tema inilah yang akan menjadi fokus tertentu untuk kinerja masing-masing direktorat. Tema-tema tersebut, di antaranya, Effective dan Efficiency, Reliable, Comply (E-R-C), Implement New Busines Model, Aggressive Growth and Law Enforcement, Total Solution Implementation, Implement New Invesment Paradigm, E-Financial Implementations, dan Strengthening Employee Engagement.

Selain tema-teman itu, ada beberapa target yang hendak dicapai BPJS Naker pada 2015, mulai dari segi finansial maupun dari segi sarana dan prasarana. Elvyn menyebutkan, dari segi kepesertaan, target tenaga kerja (TK) aktif pada 2015 sebanyak 20,7 juta TK dari jumlah per Agustus yang sudah mencapai 15,4 juta TK. Sedangkan, dari penerimaan iuran untuk 2015 ditargetkan sebesar Rp 40,8 triliun dari saat ini sebesar Rp 30,1 triliun.

Dari segi sarana dan prasarana, BPJS Naker juga akan memperbanyak jumlah outlet menjadi 1.102 outlet, 121 kantor cabang, dan 11 kantor wilayah BPJS Naker di seluruh Indonesia. Dalam proses transformasi dari Jamsostek, BPJS Naker kini sudah memiliki 22 organisasi yang disebut divisi. Direktorat juga telah memberikan 13 grand directions dengan 568 inisiatif yang didistribusikan ke divisi setiap wilayah. "Dengan itu, diharapkan BPJS Ketenagakerjaan memiliki kinerja lebih baik saat beroperasi penuh pada 2015 nanti," kata Elvyn.

Direktur Kepesertaan dan Hubungan Antar Lembaga BPJS Naker Junaedi menambahkan, BPJS Naker menargetkan peningkatan jumlah kepesertaan pada 2015, terutama untuk peseta sektor informal atau bukan penerima upah.

"Target tahun ini, untuk pekerja informal yang harus bisa kami serap sebesar 1 juta peserta," kata Junaedi.

Dia menjelaskan, penekanan sektor informal menjadi sangat penting mengingat di sektor tersebut memiliki potensi jumlah peserta yang lebih tinggi dibanding dengan sektor formal.

Salah satu alasan BPJS Naker berusaha meningkatkan kepesertaan di sektor informal karena hingga semester pertama 2014 jumlah peserta tenaga kerja yang bukan penerima upah masih berjumlah 146.878 peserta. "Kalau untuk target kepesertaannya, mungkin memang belum signifikan. Jumlahnya tinggal 1 juta dikalikan jumlah iurannya RP 30 ribu," kata Junaedi.

Untuk mengejar target sektor ini, beberapa waktu lalu BPJS Naker meluncurkan layanan pendaftaran baru yang berbasis elektronik di Blok G Pasar Tanah Abang. Layanan pendaftaran berbasis online ini dilakukan dengan menggunakan mesin channel alternatif berupa Payment Point Online Bank (PPOB) dan aplikasi yang dapat diunduh melalui smartphone.rep:c63 ed: eh ismail

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement