Lulus kuliah, punya gelar baru, dan siap-siap mengejar karier. Mencari pekerjaan? Tampaknya, ada ide yang lebih baik. Bagaimana jika karier baru itu kamu ciptakan sendiri alias berwirausaha?
Ya, mengapa tidak. Tahun baru ini kamu bisa mencoba membuat terobosan sendiri dengan berwirausaha. Jika biasanya setelah lulus kuliah, kita berharap langsung mendapat pekerjaan di perusahaan besar dengan gaji besar pula, sekarang beda.
Kita bisa memilih untuk berwirausaha. Berbeda dengan menjadi karyawan, diperlukan energi tambahan bila kamu memilih untuk menjadi pengusaha.
Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Raja Sapta Oktohari, mengatakan, waktu paling tepat untuk memulai suatu usaha memang saat masih muda. Sebab energi anak muda masih besar sehingga bisa lebih kreatif pula. Hanya, sering kali anak muda memiliki ambisi dan emosi yang mudah meledak.
Menurutnya, emosi tersebut membuat anak muda sulit menjaga kefokusannya, padahal berwirausaha harus fokus. "Saran saya kalau anak muda mau berhasil, yang pertama harus fokus. Kedua harus tahu tataran awal sehingga tidak kejar-kejaran sama mimpinya sendiri," ujar Raja.
Ia menegaskan, pengusaha pemula harus selalu memperhitungkan untung ruginya dengan satu parameter, yaitu uang. Jadi perlu diperkirakan, apakah saat mulai berwirausaha, uang semakin banyak atau semakin berkurang.
Pria berdarah Minang dan Bugis ini mengungkapkan, terkadang ketika melibatkan idealisme besar, justru waktu yang terbuang tak sebanding dengan uang yang didapat. Maka perlu diperhitungkan agar dapat efisien energi dan waktu.
"Kadang-kadang kalau masih muda, masih belum stabil, emosi masih meledak-ledak sehingga semuanya mau dikerjakan nanti fokusnya bisa hilang dan gampang putus asa," kata Raja.
Baginya untuk mengatasi masalah itu, pengusaha pemula harus sering berhimpun dengan pengusaha lain.
Menurutnya, yang harus dipersiapkan sebelum memulai usaha memang mental. Raja berharap semakin banyak wirausaha bermental kuat sebab kewirausahaan tak sekadar profesi, tapi juga mentalitas. Demi membentuk mental itu maka perlu berhimpun dengan orang-orang sepemikiran agar bisa saling menguatkan.
Dirinya menyayangkan saat ini masih banyak keluarga yang mendorong anaknya menjadi pegawai dan berada di zona nyaman daripada menjadi pengusaha yang lebih tak menentu. Sehingga, perlu mental untuk menghadapi dorongan tersebut.
Tak hanya mental, tapi pengusaha muda juga harus menggunakan kreativitas dan berimprovisasi dengan segala idenya. Selain itu, mencari mentor yang tepat agar bisa memberikan masukan terhadap bisnis yang tengah dijalani juga penting.
Selain itu, ide pun harus dihitung secara rasional sehingga untung ruginya serta energi yang keluar tak habis di jalan. Raja memastikan semuanya harus efektif dan efisien. "Jangan pernah takut untung atau rugi karena semangat lebih penting."
N c91 ed: endah hapsari
***
Mau Belajar dan Fokus
Sejak kecil Ristya Putri Kirana memang sudah tertarik dengan dunia bisnis. Ia selalu melihat peluang yang ada, lalu memanfaatkannya sebagai lahan usaha.
Kini, Kirana, sapaan akrabnya, merupakan pemilik CV Indotech Prima, yakni perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyediaan dan perawatan komputer, CCTV, fingerprint, dan lainnya di berbagai gedung. Meski baru berusia 24 tahun, ia telah memimpin 25 orang karyawan dan meraih keuntungan sekitar Rp 100 juta per bulan.
Perempuan kelahiran 1990 itu mengaku, memang tak ingin bekerja dan berniat menjadi pengusaha. Maka dari itu, meski lulusan London School of Public Relations ini mempunyai nilai cukup bagus, ia tak berusaha mencari pekerjaan.
Kirana malah memulai usaha mechanical electrical tersebut saat masih di bangku kuliah. "Saya mulai usaha 2010," ujarnya mengungkapkan awal kariernya itu.
Setelah lulus pada 2012, ia memilih untuk langsung melanjutkan ke jenjang S-2 dan lulus setahun kemudian. Setelah itu, ia memutuskan untuk fokus memulai usaha di bidang jasa. "Kalau misalnya di bidang produk sudah banyak banget, jadi saya pikir saya harus cari usaha yang nggak semua orang bisa," katanya.
Menurut Kirana, salah satu hal penting yang harus dilakukan para pengusaha pemula, yakni memperluas koneksi dengan bersilaturahim. Jika kita kurang bergaul, akan sulit memulai suatu usaha.
Kirana bercerita, sebelumnya ia tak mengerti bagaimana instalasi komputer atau CCTV, padahal dirinya ingin berwirausaha di bidang itu. Maka dari itu, kemudian ia belajar lewat Youtube serta buku. Beruntung, ayahnya juga mempunyai usaha di informasi teknologi (IT) sehingga bisa membantunya.
Menurutnya, mempelajari secara detail mengenai barang atau jasa yang ingin kita jual sangat penting sebelum berwirausaha. Ini penting untuk memperhitungkan untung dan ruginya. Ia menambahkan, ada rumus penting dalam bisnis, yaitu 4P yang berarti Price, Product,Place, dan Promotion. Bila keempatnya telah dikuasai, faktor lainnya sekadar pendukung.
Ia menuturkan, selama ini kebanyakan orang yang tak sukses dalam usaha karena promosinya tak efektif dan targetnya pun belum jelas. Kirana menegaskan, pemasaran juga penting dalam usaha. "Sebisa mungkin kita harus menunjukkan bahwa perusahaan kita merupakan vendor yang tepat."
c91 ed: endah hapsari
***
Wajib Melek Teknologi
Menyambut pergantian tahun menuju 2015, Ristya Putri Kirana sedikit cemas dengan persaingan yang ada, terutama dengan perusahaan asing yang lebih canggih. Walau demikian, pemilik CV Indotech Prima ini percaya rezeki sudah diatur sehingga tugasnya, yaitu lebih berkreasi sekreatif mungkin.
Tahun depan, wanita berambut panjang ini pun berencana mengembangkan bisnis baru di bidang percetakan atau digital printing. "Semua orang butuh promosi makanya flyer, brosur pasti laku karena semua orang butuh," ujarnya.
Raja Sapta Oktohari mengatakan, tantangan kompetisi tahun 2015 bakal semakin ketat dan seleksi alam akan berjalan. Orang baik dapat terseleksi di antara orang baik lainnya, mereka yang tak baik pun bisa tereliminasi.
Kendati demikian, bagi pria yang pernah dinobatkan sebagai promotor tinju dunia termuda oleh World Boxing Association ini, para pengusaha harus bisa membaca peluang besar yang terbuka saat era globalisasi sekarang. Misalnya saja, dengan memanfaatkan kecanggihan internet yang kini hampir tak ada batasnya. Lewat internet promosi lebih efisien serta tak sesulit dulu.
Ia mengungkapkan, kini usaha online lebih menjanjikan. "Jadi, orang bisa mulai melakukan apa pun aktivitasnya dari dalam kamarnya sendiri menggunakan internet. Sekarang, alat telekomunikasi seperti smartphone sudah bisa menjadi ajang melakukan aktivitas kita," katanya menjelaskan.
Ia bercerita, mempunyai seorang teman yang bekerja sebagai sekretaris di suatu perusahaan, tetapi mampu memiliki penghasilan sampingan hanya lewat smartphone-nya.
Selain di bidang online, menurutnya, industri kreatif juga sangat menjanjikan pada 2015. Ia menambahkan, kebanyakan usaha kecil menengah (UKM) pun muncul dari industri kreatif sehingga sayang bila kementerian tak mendukung sektor ini.
Maka, Raja menegaskan, sekarang tak ada alasan lagi bagi anak muda untuk tak mulai berwirausaha. Melalui kecanggihan serta kecepatan komunikasi informasi, seharusnya kegiatan usaha bisa efisien dilakukan.
Dengan begitu, waktu, modal, tenaga, dan sumber daya yang digunakan juga lebih efektif. "Kita memang tidak menyarankan semuanya instan karena instan itu berdampak tak baik," ujarnya.
Senada dengan Raja, Kirana juga berharap agar semua orang Indonesia melek teknologi. " Pada era globalisasi seperti sekarang, kita bisa tertinggal bila buta teknologi," katanya.
Kirana mengimbau kepada semua orang yang baru akan memulai usaha agar jangan pernah takut mencoba sebab kegagalan pasti ada. "Bila kita tak pernah gagal maka kita pun tak bakal pernah sukses.