Kamis 05 Jun 2014 11:24 WIB

Menjadi Miliuner Setelah Menghindari Protes Tiananmen

Red: operator

Xiao Jianhua menghabiskan sebagian besar waktunya di Four Seasons Hotel di Hong Kong. Dia dikelilingi

ajudan yang mengatur pertemuan dengan para bankir dan konglomerat Asia.

Xiao bahkan memiliki pengawal perempuan yang bertugas mengusap keringat di keningnya. Jet pribadi dia miliki, properti bernilai jutaan dolar di Amerika Serikat dan Kanada pun dia borong.

Ia dibesarkan di Feicheng, sebuah desa pertanian miskin di daerah pegunungan di Provinsi Shandong. Dia adalah anak dari enam bersaudara. Ayahnya seorang guru melahap buku-buku sejarah dan sastra.“Setiap pagi dia bangun pukul 05.00 dan berjalan ke bukit untuk belajar,” kenang teman masa kecil Xiao di Universitaxs Peking Guo Qingtao, seperti dilansir the New York Times, Selasa (3/6).

Namun, bukan riwayat masa kecil Xiao yang menentukan masa depannya, melainkan pilihan politik saat tragedi Lapangan Tiananmen terjadi 25 tahun silam. Pada musim semi 1989, gerakan mahasiswa yang dipimpin aktivis Universitas Peking turun ke jalan. Xiao mencoba memberi tahu pemerintah keinginan mahasiwa itu, tapi rekannya Wang Dan yang tidak suka cara konservatifnya membentuk organisasi  mahasiswa.

Wang Dan mengorganisasi boikot, melakukan aksi pendudukan dan mogok makan. Beberapa hari setelah aksi  epresif militer di Lapangan Tiananmen, Pemerintah Cina mengeluarkan daftar 21 pemimpin mahasiswa yang paling dicari. Mahasiswa yang menempati urutan pertama dalam daftar itu adalah Wang Dan.

 

Apa yang terjadi dengan Xiao? Mantan ketua serikat mahasiswa Universitas Peking itu malah ‘aman’. Xiao yang menolak sejalur pergerakan dengan Wang Dan, tidak menentang pemerintah sehingga namanya lolos dari daftar pencarian orang. Tidak hanya selamat dari incaran aparat,Xiao kini justru menjadi salah satu dalam jajaran orang terkaya di Cina.

Sikap propemerintah Xiao ternyata memuluskan langkah bisnisnya tidak lama setelah lulus dari Universitas Peking. Elite partai kerap men dekatinya, termasuk keluarga presiden saat ini Xi Jinping. Kini pria 42 tahun itu mengendalikan kerajaan bisnis yang menggurita, ter masuk sejumlah industri mi lik negara. Perusahaan investa sinya Tomorrow  Group mengelola perbankan, asuransi, batu bara, semen, properti, dan mineral langka.

Kendaraan investasinya yang lain, di antaranya, salah satu perusahaan asuransi terbesar di

Cina Ping An, Harbin Bank, Huaxia Bank, dan Industrial Bank. Setidaknya 30 lembaga keuangan Cina telah dia akuisisi kepemilikan sahamnya.

Arsip perusahaan yang ditinjau the New York Times menunjukkan, perusahaan yang Xiao dirikan juga membayar 2,4 juta dolar AS tahun lalu untuk membeli saham di sebuah perusahaan investasi yang dimiliki adik dan kakak ipar Xiao.

Xiao kini disebut-sebut sebagai salah satu pemain investasi Cina paling aktif membuat kesepakatan.Keka  yaan pribadinya diper kirakan mencapai dua miliar dolar AS versi Hurun Report, sebuah majalah yang menerbitkan daftar orang terkaya di Cina.

Lewat juru bicaranya, Xiao menyatakan, kerajaan bisnisnya sah dan valid. Soal kegemaran Xiao yang kini lebih sering melancong ke luar dari Cina, juru bicara itu menyatakan, “Dia kecewa dengan apa yang terjadi di

Cina, lingkungan (bisnis) di sana tidak bagus sehingga dia pergi ke luar negeri.

”rep:Ani Nursalikah/ ed: andri sauban

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement