Selasa 22 Jul 2014 14:00 WIB

Surat Terbuka Dokter Asal Norwegia di Rumah Sakit Asy-Syifa Gaza: 'Obama, Punya Nuranikah Anda?'

Red:
Mads Gilbert
Mads Gilbert

GAZA CITY -- Seorang profesor dan Kepala Klinik Layanan Darurat dan Obat-Obatan di Universitas Hospital Norwegia Utara, Mads Gilbert, menggugah dunia kedokteran atas suratnya yang ditulis langsung dari Jalur Gaza, Palestina. Tak hanya para koleganya di dunia kedokteran, Gilbert juga dengan tegas meminta kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama agar menggunakan nuraninya dan berbuat optimal untuk menghentikan serangan militer Israel ke Jalur Gaza.

Saat ini, Gilbert bekerja di RS al-Shifa di Gaza City. Berikut isi surat terbuka Gilbert yang dipublikasikan oleh Middle East Monitor (MEMO) pada Ahad (20/7).

Teman-temanku tersayang,

Kondisi kemarin malam sangatlah mengerikan. Invasi darat di Gaza mengakibatkan banyak warga Palestina terluka, terkoyak, tumpah darah di mana-mana. Mereka menggigil, mati, semua warga Palestina berapa pun usianya, semua warga sipil, semua warga tak berdosa.

Para pahlawan yang ada di mobil ambulans dan di semua rumah sakit Gaza bekerja keras selama 12 jam hingga 24 jam. Mereka pucat karena kelelahan dengan beban kerja yang tak manusiawi (semua yang bekerja di RS al-Shifa tak dibayar selama empat bulan). Namun mereka peduli, secara darurat mencoba memahami hal yang tak dapat dimengerti dalam bongkahan tubuh yang ditemukan, potongan jasad berbagai ukuran. Terombang-ambing rasa. Berjalan, tak berjalan, bernapas, tidak bernapas. Darah di mana-mana, darah manusia. MANUSIA!

Sekarang, sekali lagi, mereka diperlakukan seperti hewan oleh militer yang paling bermoral di dunia. Rasa hormat saya bagi warga yang terluka tak berakhir. Di tengah rasa sakit yang mereka rasakan, terdapat kebulatan tekad, penderitaan dan terguncang. Kekaguman saya untuk para staf dan para sukarelawan yang mengabdi tak mengenal kata akhir. Kedekatan saya kepada warga Palestina memberikanku kekuatan. Meskipun sekilas saya ingin berteriak, memeluk erat seseorang, menangis, merasakan bau rambut dan kulit anak-anak yang hangat, yang kini dipenuhi dengan darah, melindungi diri sendiri dalam pelukan yang tak berujung, tetapi kami tidak mampu, begitu juga mereka.

Wajah yang berdebu -Oh, JANGAN! Jangan ada lagi puluhan warga yang berdarah. Kami masih memiliki danau darah di lantai di ruang darurat, tumpukan yang menetes, perban yang berlumuran darah yang digunakan untuk membersihkan -Oh, pembersih di mana-mana, dengan cepat membersihkan darah dan membuang tisu, rambut, pakaian, Kanula--sisa-sisa dari pasien yang meninggal--semuanya diambil untuk dipersiapkan lagi, untuk diulangi lagi. Lebih dari 100 kasus menghampiri (RS) Shifa dalam 24 jam terakhir. Cukup bagi rumah sakit yang dilatih dengan baik dengan segalanya, tapi di sini--hampir tak ada artinya: tak ada listrik, air, barang sekali pakai, obat-obatan, meja-ruang operasi, perlengkapan, monitor, semuanya berkarat dan seolah-olah baru kemarin diambil dari museum rumah sakit. Tetapi, mereka tidak mengeluh. Inilah para pahlawan. Mereka bekerja, seperti prajurit, sangat besar dan tegas.

Dan karena saya menulis surat ini untuk Anda, sendiri, di kamar saya, air mata saya mengalir, hangat tapi tangisan pilu dan duka cita, kemarahan, dan ketakutan yang tak ada gunanya. Oh, ini tak terjadi!

Dan sekarang, baru saja, orkestra perang Israeal baru saja memulai mendendangkan simfoninya yang mengerikan, baru saja: tembakan serentak dari artileri kapal angkatan laut baru saja menghantam pantai, suara pesawat F16 yang menggelegar, pesawat-pesawat tak berawak yang memuakkan, dan Apache yang mengacaukan. Kebanyakan dari mereka dibuat dan dibiayai oleh Amerika Serikat.

Saudara Obama, apakah Anda punya nurani?

Saya mengundang Anda, tinggal semalam-hanya semalam, bersama kami di Shifa. Mungkin dengan menyamar sebagai petugas kebersihan. Saya yakin, 100 persen ini akan mengubah sejarah.

Tak satu pun orang yang memiliki nurani DAN kekuatan dapat meninggalkan malam di Shifa tanpa bertekad untuk mengakhiri pembantaian rakyat Palestina. Tetapi, orang yang tak memiliki hati dan tak memiliki rasa kasihan telah melakukan perhitungan dan merencanakan serangan di pinggiran lainnya di Gaza.

Sungai darah ini akan terus mengalir sepanjang malam. Saya dapat mendengar peralatan kematian mereka telah dinyalakan.

Tolong. Lakukan apa yang dapat Anda lakukan. Hal ini, HAL INI tidak dapat terus-menerus terjadi.

Mads Gilbert MD PhD

Profesor dan Kepala Klinik Layanan Darurat dan Obat-Obatan

Universitas Hospital Norwegia Utara

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement