Hanya dalam hitungan hari, Oka Wira Satya (15 tahun) dan Wandi Setiawan (16) menikmati seragam baru. Kedua pelajar sekolah menengah atas ini harus roboh bersimbah darah ketika pulang sekolah.
Oka adalah siswa baru di SMK Adi Luhur, Condet, Kramat jati, Jakarta Ti mur. Pada Rabu (13/8) sore sepulang sekolah, Oka dan kawan-kawan terlibat tawuran dengan pelajar dari SMK Budi Mur ni, Ci payung, Jakarta Timur, di perempatan lampu merah Jalan Raya Bogor, perbatasan Kelurahan Makassar dengan Ciracas, Jakarta Timur.
Saling lempar batu dan sabetan benda tajam mewarnai tawuran yang tak jelas pangkal sebabnya. Oka yang berada di bagian depan kelompok siswa SMA Adi Luhur tersungkur setelah tersabet senjata tajam.
Satu temannya yang lain juga roboh terkena sabetan senjata yang sama. "Kejadiannya itu sekitar pukul 16.30 di lampu merah Keramik," kata Kapolsek Makasar Kompol Sutarjo, di Jakarta, Kamis (14/8).
Menurut Sutarjo, kedua pelajar yang terkena sabetan benda tajam langsung diantar teman-temannya ke Rumah Sakit Haji Pondok Gede, Jakarta Timur. "Kondisinya masih hidup saat itu, tapi setengah jam kemudian dilaporkan meninggal."
Polisi baru mendapatkan laporan tawuran yang menyebabkan seorang pelajar tewas setelah ditelepon pihak rumah sakit. Polisi langsung mendatangi rumah sakit guna mengonfirmasi laporan. Setelah meminta keterangan sejumlah saksi, Sutarjo menyimpulkan, tawuran bukan sesuatu yang direncanakan, melainkan terjadi spontan.
Namun, polisi masih terus mengembangkan kasus tersebut guna menentukan proses hu kum selanjutnya. "Ada empat siswa yang kita periksa untuk jadi saksi. Semuanya adalah siswa dari sekolah yang terlibat tawuran," kata Sutarjo.
Wakil Kepala Bidang Kemaha siswaan SMK Adhi Luhur Sumardi mengaku kaget mengetahui muridnya jadi korban tawuran. "Apalagi, ini kejadiannya di luar jam sekolah dan di luar tanggung jawab sekolah," ujar Sumardi.
Sekolah mendapat informasi kejadian sekitar pukul 20.00 dari kepolisian. Setelah mengecek ke RS Haji Pondok Gede, kata Sumardi, ada tiga korban yang merupakan murid Adhi Luhur, yaitu Oka Wira Setya, Krismanto, dan Fadil. "Ada satu lagi korban, tapi katanya murid penerbangan."
Sumardi menegaskan, sekolah akan tetap memberi sanksi bagi murid yang terbukti terlibat ta wuran. Sekolah dan yayasan su dah berkomitmen untuk menge luarkan siswa yang terlibat.
"Karena jika terbukti, siswa seperti itu akan menjadi virus yang bisa menularkan kepada siswa lain. Jadi, pihak sekolah secara peraturan akan mengeluarkannya," kata Sumardi.
Wakil Kesiswaan SMK Budhi Murni Martohap Sihite mengatakan, jika memang ada muridnya yang terlibat tawuran, apalagi sampai menewaskan pelajar lain, sekolah tidak akan mengha langi pihak berwajib memprosesnya. "Kami akan biarkan pro ses hukum yang berjalan,"ujar Martohap.
Heni Lestiawati (40), ibunda Oka, tak bisa berkata banyak saat mengantarkan anaknya ke TPU Kepon Pala, Makasar, Ja karta Timur, Kamis (14/8). Heni terus mengatakan, anaknya orang baik dan penurut pada orang tua.
Teman sekelas Oka di SMK Adhi Luhur, Putu Linggar Jati (15), menyatakan, Oka adalah anak yang gampang bergaul. "Orangnya enak diajak ngobrol dan temannya banyak," kata Putu.
Tak berbeda jauh dengan kisah Oka, hampir terjadi pada jam yang sama, Wandi, pelajar kelas 1 Jurusan Teknik Video SMK Bas kara, Kota Depok, Jawa Barat, juga harus meregang nyawa karena terlibat tawuran. Wandi yang ingin pulang ke rumahnya berpapasan dengan sekelompok pelajar SMK Panmas di pertigaan Parung Bingung, Jalan Raya Sa wangan, Kelurahan Rang kapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Rabu (13/8) siang.
Kapolsek Pancoran Mas Kompol Purwadi mengatakan, Wan di tewas terkena sabetan pedang di leher dan punggung oleh kelompok siswa lainnya. Korban meninggal dalam perawatan di RS Fatmawati, Jakarta Selatan, Rabu (13/8) malam. "Kor ban meninggal masih meng gunakan sera gam putih abu-abu," ujarnya.
Petugas reserse Polsek Pancoran Mas menangkap 10 pelajar yang terlibat tawuran. Mereka kini masih dalam proses penyelidikan.
"Diharapkan dapat menemukan pelaku utama yang mem bacok korban dengan menggunakan pedang," ujar Pur wadi.
Menurut Kapolsek, kedua sekolah memang dikenal menjadi biang tawuran di daerah Pan coran Mas. Polisi sudah pernah mengupayakan perdamaian dengan mempertemukan kedua kepala sekolah. Kedua sekolah juga pernah membuat program kegiatan tambahan kepada siswanya yang dipantau Dinas Pendidikan Kota Depok. Namun, tawuran masih saja sering terjadi, bahkan sudah beberapa kali memakan korban.
Di Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, polisi juga mengamankan puluhan pelajar SMK negeri dan swasta yang terlibat tawuran di depan Terminal Cibadak. Tawuran pada Rabu (13/8) siang itu mengakibatkan dua pelajar luka-luka.
Kanit Serse Polsek Cibadak Ipda Madun menerangkan, tawuran berawal saat seorang pelajar SMK Negeri Pertanian I Cibadak akan pulang, tapi dicegat oknum pelajar SMK Teknika Cisaat.
Akibatnya, seorang pelajar SMKN Pertanian, yakni Maulana (17), dikeroyok hingga luka-luka di bagian pelipis dan kepala karena pukulan benda tumpul.
"Kami sudah mengamankan puluhan pelajar yang terlibat tawuran. Korban sudah dimintai ke terangan," kata Madun.
Selain menangkap pelajar dari SMKN Pertanian I Cibadak dan SMK Teknika Cisaat, kepoli sian dari Polsek Cibadak juga menggelar razia dan mengaman kan belasan pelajar SMK swasta lainnya, yakni SMK Angkatan Mudah Siliwangi (AMS)
dan SMK Kartika Candra (KC).
Po lisi juga menurunkan pelajar yang pulang dengan menggunakan truk terbuka dan langsung digiring ke Mapolsek Cibadak untuk mengantisipasi terjadinya kembali tawuran. rep:c70/c81 ed:eh ismail