Kamis 04 Sep 2014 14:00 WIB

RI-Cina Tingkatkan Laba Perdagangan TSL

Red:

JAKARTA — Otoritas pengelola Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora Indonesia (CITES) menandatangani nota kesepahaman dengan otoritas pengelola CITES Republik Rakyat Tiongkok (Cina). Kesepakatan tersebut dalam rangka promosi dan fasilitasi perdagangan tanaman dan satwa liar (TSL) dalam kerangka konvensi CITES.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Republika/Prayogi

Wakil menteri kehutanan Republik Rakyat Tiongkok Liu Dongsheng (Kiri) bertukar cindramata dengan Direktur jenderal PHKA Kementrian Kehutanan RI Sonny Parnoto (tengah) dan Staf Ahli menteri bidang keamanan hutan Basuki Karya Atmaja (kanan). Kerjasama bilateral ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan perdagangan tumbuhan dan satwa liar (TSL) yang berkelanjutan dalam kerangka konvesi CITES,termasuk juga upaya konsevasi keanekaragaman hayati Dan habitatnya.

Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan Sonny Partono mengatakan, dengan kesepakatan ini, laba perdagangan TSL Indonesia ke Cina diharapkan meningkat hingga 40 persen. "Lewat MoU ini diharapkan tidak hanya gaharu yang dapat langsung diekspor ke Cina tanpa perlu lewat negara ketiga, tapi juga TSL lain sehingga menaikkan laba yang diterima Indonesia," kata Sonny di Jakarta, Rabu (3/9).

Selama empat tahun terakhir, kata Sonny, Indonesia telah melakukan perdagangan gaharu secara langsung ke Cina. Sebelumnya, perdagangan gaharu ke Cina dilakukan melalui negara ketiga. Dengan adanya MoU perdagangan TSL, Cina dan Indonesia akan saling terbuka dalam melaporkan lalu lintas TSL kedua negara. Indonesia dapat melaporkan langsung kuota ekspor TSL ke Cina sehingga apabila terdapat kelebihan TSL yang diterima Cina, dapat segera melaporkan ke Indonesia guna dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

Cina merupakan salah satu negara tujuan ekspor TSL terbesar. Sejauh ini, perdagangan TSL dari Indonesia ke Cina meliputi gaharu, kura-kura air tawar, ikan arwana, ular, kulit reptil, dan pakis.

Menurut Sonny, perdagangan TSL Indonesia ke seluruh dunia mencapai kisaran Rp 1 triliun per tahun. Sementara, kuota ekspor gaharu mencapai 700 ton per tahun. Harga jual gaharu di pasar dunia mencapai Rp 100 juta per kilogram. Khusus pasar Cina, persentasenya sebesar 30 persen dari total ekspor TSL.

Tahun ini, Operasi Kobra yang dilakukan oleh negara-negara anggota CITES berhasil menyelamatkan TSL selundupan dari berbagai negara senilai Rp 1 triliun.

Wakil Menteri Kehutanan Cina Liu Dongsheng menyatakan, perdagangan TSL merupakan prioritas yang menjadi perhatian seluruh dunia, baik oleh pemerintah maupun organisasi masyarakat. Indonesia, kata Dongsheng, merupakan bagian penting yang selalu berpartisipasi aktif dalam kegiatan CITES.

Indonesia juga selalu berperan aktif dalam mewakili negara-negara Asia untuk menindaklanjuti aktivitas TSL yang melanggar hukum. "Keberhasilan Operasi Kobra adalah keberhasilan semua pihak yang terlibat di dalamnya," ujar Dongsheng. rep:c88 ed: eh ismail

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement