Rabu 14 Dec 2016 14:00 WIB

Karya Gemilang Penemu Muda

Red:

Masa muda merupakan masa di mana seseorang membiarkan dirinya mencoba berbagai hal baru. Kegagalan, impitan, tekanan, dan persoalan menjadi bagian tak terpisahkan dari langkah orang muda.

Masa muda adalah juga masa-masa emas untuk berkarya. Seperti dilansir Technologyreview.com, Selasa (13/12), terdapat 35 pemuda yang memiliki mental kuat dan penuh inovasi pada sepanjang 2016.

Para pemuda ini merupakan pencetus muda yang pantang menyerah mendapatkan inspirasi dan kreativitas. Bahkan, mereka mampu menata ulang teknologi selepas bekerja di organisasi baru atau usaha bisnis dan perusahaan ternama.

Beberapa pencetus muda yang bersinar pada tahun ini, anatara lain:

1. Evan Spiegel (26) , Bos Snapchat

Industri teknologi memang 'mainannya' anak muda. Saat ini, memang tak perlu lagi menunggu berusia tua untuk mendulang harta kekayaan berlimpah.

Buktinya telah muncul banyak pemuda berbakat dari ranah industri teknologi. Mengandalkan kreativitas, dalam usia belum mencapai 35 tahun, para pengusaha muda di industri teknologi telah mampu menyejajarkan diri dengan para pebisnis senior dari industri lain dalam urusan materi.

Sosok Spiegel merupakan superstar baru dalam industri teknologi pascaera Mark Zuckerberg dengan Facebook-nya. Evan Thomas Spiegel adalah seorang entrepreneur Amerika dalam bidang internet.

Spiegel merupakan salah seorang pendiri dan CEO dari aplikasi mobile bernama Snapchat. Snapchat adalah aplikasi video messaging yang memungkinkan pengguna mengambil foto, merekam video, menambahkan tulisan dan gambar lalu dikirimkan kepada teman-teman kita. "Ada nilai yang amat berarti ketika kita bisa membagikan momen-momen yang tak akan kita temui lagi ke depannya," ujar Spiegel.

Foto, video, tulisan, dan gambar tersebut dinamakan 'snap'. Pengguna dapat memberikan berapa lama teman kita dapat melihat snap kita, kemudian data akan dihapus oleh server Snapchat. Snapchat saat ini merupakan salah satu layanan yang digemari para remaja.

Setelah meluncur pada 2011, Snapchat telah memiliki lebih dari 150 juta pengguna bulan. Perusahaan ini pun dilaporkan memiliki valuasi hingga 20 miliar dolar AS.

2. Adam Bry (27)

Pesawat tanpa awak atau drone bisa dibilang sebagai perangkat yang tengah berkembang pesat belakangan ini. Drone dapat digunakan untuk membuat merekam video dari tempat-tempat tinggi yang sulit dijangkau oleh manusia, ada juga yang dipakai untuk keperluan riset.

Berkat inovasi dan kreativitas, Adam Bry (27) berhasil mengembangkan teknologi melalui drone. Drone versi Bry dibuat dengan struktur tiga dimensi, tujuannya memenuhi keinginan penggunanya.

Di dalam drone tersebut dilengkapi dengan kamera yang dapat melacak gerakan manusia. Dengan begitu, alat canggih ini dapat terbang sesuai dengan aman.

Bahkan, drone tersebut dapat mengikuti seseorang dalam segala aktivitas, seperti berjalan, berlari, sampai bersepeda.

3. Dinesh Bharadia (28)

Tak henti-hentinya jika kita terus berbicara masalah perkembangan teknologi. Semua hal itu sudah bisa dibuktikan dengan hadirnya banyak barang-barang elektronik yang sangat fantastis.

Salah satunya, temuan radio yang didesain berisi teknologi informasi dari data wireless. Dinesh mengatakan, banyak orang tidak percaya dengan temuannya, tapi dia menemukan cara untuk mentransimisikan dan menerima data secara langsung dalam satu frekuensi.

Karena, sinyal radio transmisi itu bisa sampai 100 juta lebih tinggi dari menerima data. Ini selalu diasumsikan bahwa sinyal yang keluar itu lebih bawah daripada sinyal yang penerima. "Bahkan, secara teori saja mengasumsikan hal tersebut tidak mungkin," ujarnya

Dinesh akhirnya meninggalkan pendidikan S-3 di Universitas Stanford, Inggris, sehingga menjual radio penemuannya melalui usaha rintisan Kumu Networks, di Jerman.

4. Jeang Yang (29)

Mengapa komputer-komputer tidak dapat menyimpan pengaman data personal kita secara umum. Ketika para programmer membuat fitur untuk aplikasi atau laman resmi, mereka harus mengode dalam mengamankan personal informasi pribadi.

Fitur ini membutuhkan akses, seperti lokasi, yang tidak bisa akses dalam internet. Meninggalkan data kita, berarti membuka kesempatan para peretas untuk masuk.  "Ya, seperti banyak lubang di perahu yang bisa tenggelam, banyak cara untuk informasi itu bocor," kata Jeang.

Untuk itu, dia membuat Jeeves, sebuah program bahasa yang dibentengi privasi secara kuat. Dengan program itu, para pengembang tak perlu menghapus informasi pribadi dari fitur mereka karena kode yang diciptakan Jeang secara mendasar sudah melakukannya secara otomatis.

Jeang juga telah mengunggah kode yang dapat digunakan secara umum. Pada musim gugur ini, Jeang memulai menjadi asisten profesor di Caranegie Mellon di mana dia bisa mengembangkan ide-idenya.    c01, ed: Setyanavidita Livikacansera

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement