Jumat 16 Dec 2016 16:00 WIB

Fintech Pilar Ekonomi Digital

Red:

Ekonomi digital pada tahun depan diprediksi akan semakin berkembang. Ini ditopang dengan keberadaan financial technology atau fintech. Penerapan fintech pada 2017 bakal meluas seiring dorongan terbentuknya cashless society.

"Fintech akan menjadi salah satu tulang punggung utama dalam mendorong pergerakan ekonomi digital," kata Chief Executive Officer (CEO) PT DIMO Pay Brata Rafly di Jakarta, Kamis (15/12). Fintech bakal menopang ekonomi negara khususnya mobile payment.

Menurut dia, dengan bentuk uang virtual atau dompet elektronik, masyarakat mendapatkan kemudahan dalam melakulan proses transaksi pembayaran. Di sisi lain, ia mendorong institusi keuangan bergandeng tangan untuk mengedepankan teknologi.

Ini mestinya dilakukan agar fintech tak menjadi ancaman bagi institusi keuangan. Brata menuturkan, dalam konteks ini, PT DIMO Pay memperkenalkan teknologi Payment by QR. Langkah ini membuat perbankan dan teknogi kian lekat.

Payment by QR menawarkan jasa pembayaran daring dengan menggunakan algoritma berbentuk barcode atau kode menyerupai kotak. Payment by QR bekerja berdasarkan kemitraan dengan banyak merchant, seperti restoran, toko, hingga e-commerce.

DIMO Pay menyediakan teknologi pembayaran, tetapi tidak bertindak sebagai pengelola penyimpanan uang dan pengatur keamanan transaksi. DIMO Pay berada di tengah antara pihak penyedia pembayaran dan merchant.

Sebagai contoh, pengguna ingin membayar makanan di sebuah restoran. Ketika pelanggan meminta sistem pembayaran menggunakan Payment by QR, pihak restoran akan memberikan struk pembayaran berupa barcode.

Pengguna cukup masuk ke dalam aplikasi mobile payment atau dompet virtual yang ia miliki. Kemudian mereka  memindai barcode tersebut. Pembayaran selesai dilakukan dengan memotong saldo yang dimiliki si pelanggan. 

Pelanggan tidak perlu mengunduh aplikasi pembayaran. Cukup masuk pada aplikasi mitra untuk kemudahan transaksi. "Disitulah letak perbedaan kami sebagai fintech," kata Brata. Teknologi barcode paling aman digunakan karena tidak memerlukan konfirmasi nomor pin.

Sementara itu, keamanan pembayaran tetap ditanggung penyedia jasa mobile payment. Saat ini DIMPO Pay sudah bekerja sama dengan dua bank nasional terbesar, yakni BNI dan BRI. Nasabah bisa melakukan beragam pembayaran melalui aplikasi mobile banking dua bank itu.

DIMO Pay juga sudah bekerja sama dengan pelanggan Telkom Indonesia dalam menyediakan jasa video on demand berbayar. Brata menyatakan, saat ini total merchant yang menjadi mitra kerja sama sudah mencapai 2.500 unit. 

Pendiri dan CEO perusahaan startup Pinjam.co.id Teguh B Ariwibowo mengatakan, fintech akan berkembang pada lininya tersendiri. "Bahkan, kami bisa bersinergi dengan industri finansial lain yang sudah ada sebelumnya," kata dia menegaskan. 

Mungkin beberapa layanan memang sudah ada pada perusahaan finansial dan fintech mengembangkannya lebih modern dengan bantuan teknologi. Namun, bentuk pengembangan itu hanya sebagian dari bentuk produk yang dimiliki industri finansial dan perbankan.

Menurut dia, saat ini Indonesia masih menapaki tahap awal dalam menerapkan teknologi dalam bidang finansial. Pelaku industri fintech bukan bersifat melawan atau menjadi pesaing institusi finansial, seperti bank atau institusi lain.

Namun sebaliknya,  perusahaan fintech justru melakukan sinergi dengan mereka. Itu sebabnya, kegiatan Indonesia Fintech Forum selalu digelar tiap satu tahun sebagai media diskusi antara perusahaan rintisan dan institusi perbankan serta keuangan.

Teguh menyatakan, tantangan fintech yang terbesar justru bukan dalam konteks persaingan produk dengan institusi perbankan. Saat ini permasalahan yang paling mendasar lebih mengarah pada edukasi fintech ke masyarakat.

Berdasarkan data terakhir Bank Indonesia, tercatat nilai volume transaksi uang elektronik di Indonesia mencapai lebih dari Rp 537 juta transaksi. Angka tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar Rp 535 juta.

Jumlah nilai transaksi uang elektronik di Indonesia meningkat menjadi Rp 5,49 triliun hingga Oktober tahun ini. Lanskap digital Indonesia dengan 72,7 juta pengguna aktif internet dan 64 juta pengguna aktif media sosial diponsel akan membuat nilainya kian tumbuh.

Angka tersebut mendorong pertumbuhan transaksi uang elektronik, khususnya pada jalur perangkat mobile.  Semua fakta ini membuat fintech terbukti meningkatkan transaksi uang elektronik.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mencatat, pertumbuhan perusahaan dan startup fintech di Indonesia semakin meningkat. Saat ini tercatat kurang lebih 120 perusahaan fintech sudah berdiri dan terdaftar di OJK.    rep: Nora Azizah, ed: Ferry Kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement