Rabu 28 Dec 2016 16:00 WIB

Menyelami Kehidupan Usaha Rintisan

Red:

Sepanjang 2016, istilah startup alias usaha rintisan semakin sering terdengar dalam berbagai kesempatan. Teknologi digital memang telah membuka kemungkinan siapa saja untuk menjadi pengusaha.

Namun, meski rasanya sudah ada begitu banyak usaha rintisan baru yang bermunculan, potensi yang dimiliki Indonesia masih jauh lebih banyak lagi. Data terakhir Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Republik Indonesia mencatat, hanya sekitar 1,56 persen dari total populasi penduduk Indonesia yang berprofesi sebagai technopreneur.

Angka tersebut masih kalah jauh dari Singapura yang mencapai tujuh persen dari total populasi penduduknya. Sementara, Cina dan Jepang sudah mencapai 10 persen.

Hal ini menjadi latar belakang Kemenkominfo RI ketika melahirkan Gerakan Nasional 1.000 Startup Indonesia pada pertengahan 2016 lalu. Menteri Kominfo RI Rudiantara mengatakan, pengusaha digital akan berpengaruh terhadap pergerakan gross domestic product (GDP) Indonesia. "Sejauh ini hanya Singapura yang mengalahkan kita dari sisi e-commerce," ujar Rudiantara.

Gerakan 1.000 Startup tersebut juga mendukung target pemerintah terhadap nilai transaksi niaga elektronik (e-commerce) pada 2020 mendatang sebesar Rp 130 miliar. Industri digital yang coba dikembangkan tak terbatas pada niaga elektronik, tapi juga aplikasi, gim, hingga film.

Gerakan nasional ini digagas pemerintah bersama Kibar, yang merupakan tech-startup pembangun ekosistem digital. Selama ini, Kibar memfasilitasi para startup pemula dengan bantuan mentor, manajemen, hingga bimbingan.

Gerakan 1.000 Startup akan merambah 10 kota besar, yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Malang, Medan, Bali, Makassar, dan Pontianak. Kota-kota besar tersebut dipilih berdasarkan potensi perkembangan yang ada.

Kota-kota ini juga dinilai mampu mendukung terbentuknya ekosistem digital. Penyelenggaraan gerakan akan didukung dengan pendirian infrastruktur digital, seperti co-working space untuk menjadi titik kumpul bagi komunitas teknologi.

Upaya mencetak 1.000 startup hingga 2020 mendatang memang memberikan tantangan tersendiri bagi Kibar. "Tapi, kami optimistis bisa mencapai target," kata Chief Executive Officer (CEO) Kibar Kreasi Indonesia, Yansen Kamto.

Hadirnya teknologi sebagai jalan baru mewujudkan mimpi memang terbuka bagi siapa saja. Gerakan 1.000 Startup juga mengundang rasa percaya diri perempuan.

Alamanda Shantika sebagai digital activist ikut terpanggil dalam mewujudkan hal tersebut. Sejak hengkang dari Gojek, Alamanda bergabung dengan Kibar dan berperan sebagai salah satu mentor.

Selain itu, Alamanda juga bergabung bersama FemaleDev, sebuah gerakan menciptakan technopreneur perempuan. "Saya ingin kepemimpinan perempuan Indonesia dalam industri teknologi bisa diperhitungkan," kata Alamanda.

Melalui FemaleDev, ia berharap angka tersebut dapat bertambah. FemaleDev sebenarnya sudah ada sejak beberapa tahun lalu, tetapi sempat terputus programnya. Alamanda berniat membangun kembali program tersebut dalam beberapa waktu ke depan.

Dari startup untuk startup

Salah satu ajang pencetak startup juga dilakukan Skha Ventures dan Boostar selaku ESA Startup Development Center merilis program perekrutan startup baru di Indonesia. Startup Development Bootcamp Program tersebut dimulai sejak bulan lalu di Bandung, Jawa Barat.

Boostar merupakan startup pengembang yang hadir bagi para pemilik usaha rintisan yang masih berada dalam tahap awal. Keberadaan menghubungkan usaha rintisan yang membutuhkan investor dengan pemilik usaha yang ingin mengembangkan bisnis digitalnya.

Tujuannya, agar proses pengembangan dan pencapaian bisnis menjadi lebih singkat. "Pembinaan dan pengawalan kami lakukan agar dana investor bisa digunakan lebih maksimal," kata Chief Executive Officer (CEO) Boostar sekaligus mentor startup Riawan Paramarta.

Ketika menanamkan modal, para investor tentu mengharapkan hasil maksimal. Boostar mencoba mengemban tugas tersebut agar dana investor tidak terlalu banyak digunakan dalam proses trial and error sehingga meminimalisasi kesalahan.

Program bootcamp saat ini sudah berlangsung selama satu bulan di Bandung. Para peserta sudah mendapatkan materi, seperti validasi bisnis, pengembangan user experience dan  user interface yang ramah pengguna, serta pitching.

Setelah materi tersebut diberikan, startup akan dinyatakan siap masuk ke tahap Demo Day. Pada tahap Demo Day, startup wajib mempresentasikan model bisnisnya dalam waktu tujuh menit.

Startup Development Bootcamp Program rencananya akan menjadi agenda rutin Skha Ventures dan Boostar dalam mencetak startup-startup yang potensial.      rep: Nora Azizah, ed: Setyanavidita Livikacansera 

Buat boks

Tren dan Usia Startup

Di dunia teknologi, segalanya selalu tidak ada yang pasti. Usaha rintisan kini bisa hadir, berkembang, lalu mati, kemudian berganti dengan mudahnya.

Mentor startup Riawan Paramarta mengatakan, program mencetak usaha-usaha rintisan akan terus menjadi tren dalam beberapa tahun ke depan. Program tersebut tak hanya dilakukan oleh para investor, tetapi juga akan berkembang ke kalangan komunitas teknologi.

Jenis-jenis usaha rintisan yang akan populer pada masa depan, menurutnya, masih terkait dengan permasalahan hidup manusia. Sebab, perkembangan teknologi pada dasarnya memang diciptakan untuk memudahkan manusia dalam menjalani hidup sehari-hari.

Namun, financial technology atau fintech memang akan menjadi sorotan. Dalam beberapa tahun ke depan, fintech juga akan naik sebagai industri startup populer.

Pada dasarnya, Indonesia sudah siap dalam startup jenis fintech. Hanya saja, memang diperlukan waktu dalam mengedukasi masyarakat dalam memperkenalkan produk baru tersebut.

Sayangnya, mayoritas usaha rintisan di Indonesia cenderung belum memiliki visi untuk merambah pasar global. "Mereka biasanya fokus untuk pasar Indonesia saja, padahal visi go global sangat diperlukan," lanjut Riawan.

Alasan untuk maju ke pasar internasional sebenarnya sangat sederhana, yakni pusat teknologi ada di negara-negara maju. Mungkin dari segi besarnya pelanggan Indonesia merupakan negara berpotensi tinggi.

Akan tetapi, startup juga perlu ingat bahwa perusahaan teknologi raksasa ada di negara luar. Pertanyaan besar kemudian muncul mengenai keberadaan para usaha rintisan terhadap kemampuan mereka bertahan di dunia bisnis digital.

Sebab, beberapa perusahaan startup besar justru berujung pada akuisisi. Salah satunya Lazada yang merupakan niaga elektronik raksasa. Pada akhirnya, Lazada memiliki akhir kehidupan di tangan Alibaba Group.

Saat ini, ujung hidup para usaha rintisan memang berkiblat pada empat perusahaan besar, yakni Google, Facebook, Microsoft, dan Alibaba. Apabila berakhir pada akuisisi, bukan berarti perjalanan bisnis berakhir. Karena, bisa jadi proses akuisisi tersebut menjadi upaya menutup usaha membangun yang dimulai dari nol, kemudian menjadi perusahaan digital yang dibeli dengan harga tak sedikit.

Startup juga perlu mengetahui waktu yang tepat untuk menjalani proses closing tersebut. Kematangan tersebut bisa diperoleh pada saat proses pembinaan berlangsung.      ed: Setyanavidita Livikacansera 

***

Vocabulary Startup

Dunia startup menciptakan banyak 'bahasa' baru. Terkadang orang awam tidak mengerti dalam mengenal istilah tersebut. Berikut beberapa istilah yang tak bisa dilepaskan dari dunia startup.

Ignition = tahapan paling awal dalam bimbingan dan pembinaan startup. Biasanya pada tahap ini para calon pendiri startup diajak mengenal startup lain yang sudah lebih dulu berdiri, bagaimana memulai sebuah usaha digital, hingga motivasi untuk membangunnya.

Hackathon = Hackathon merupakan perpaduan kata hacker dan marathon. Kegiatan ini merupakan ajang berkumpulnya para programer, project manager, dan semua talenta yang membuat aplikasi startup dalam satu tempat.

Biasanya kegiatan ini dilakukan dalam waktu 24 jam atau 48, kemudian para peserta diminta membuat aplikasi yang dapat menyelesaikan persoalan-persoalan tertentu.

Inkubasi = merupakan tahapan yang harus dilalui para usaha rintisan yang terpilih dalam program pengembangan startup. Masa inkubasi bisa berlangsung hingga satu tahun. Selama masa tersebut, peserta akan mendapat pembekalan, mulai dari membangun aplikasi hingga legalisasi usaha.

Akselerasi = tahapan ini sebenarnya serupa inkubasi, tapi dengan rentang waktu yang lebih singkat, biasanya sekitar empat atau enam bulan. Tujuannya, untuk lebih cepat menghadirkan layanan ke pasaran.       ed: Setyanavidita Livikacansera 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement