Selasa 12 Aug 2014 13:00 WIB

Kurdi Minta Dipersenjatai

Red:

IRBIL — Presiden Kurdi Irak Masoud Barzani meminta komunitas internasional mempersenjatai pasukan Kurdi. Bantuan persenjataan akan membantu pasukannya dalam menghadapi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

"Kita tak sedang memerangi organisasi teroris, melainkan negara teroris," kata Barzani saat konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius, Ahad (10/8). Menyusul serangan udara AS ke basis ISIS di wilayah utara Irak, Kurdi berhasil merebut  dua kota.

Serangan dengan menggunakan pesawat nirawak dan jet tempur itu memang bertujuan menopang Kurdi. Terlihat bangkai tiga truk sarat senjata di Gwer, salah satu kota yang dapat direbut kembali beberapa jam setelah serangan udara.

Di dekat truk, terbaring tiga jasad anggota ISIS. Personel pasukan Kurdi merayakan keberhasilan pada Ahad sore. Menurut laporan New York Times, Senin (11/8), pasukan Kurdi memanfaatkan momentum serangan udara untuk bertempur dan merebut Gwer.

Kota lain yang direbut kembali, yaitu Makhmur. Menurut Kepala Media Pasukan Kurdi Jenderal Helgurd Hikmet, baik Gwer maupun Makhmur berjarak setengah jam perjalanan dengan mobil dari kota utama bagi Kurdi, Irbil. "Kami bergerak masuk ke kedua kota itu."

Dick Naab, pensiunan kolonel AS yang kini menjadi penasinat informal pasukan Kurdi, mengatakan, serangan udara membangkitkan pasukan dan warga sipil Kurdi. Mereka semua sangat gembira. Gwer direbut pada tengah hari.

Pasukan Kurdi bergerak dari tengah kota dan terus merangsek ke semua wilayah. Mereka melacak para penembak jitu dan perangkap yang mungkin ditinggal ISIS. Namun, ancaman masih ada dari utara Gwer.

Dengan menggunakan truk militer, ISIS sempat menghujani mereka dengan senapan mesin. Truk muncul sekitar pukul 15.00 waktu setempat dari tempat persembunyian. Namun akhinya, jet tempur AS menghancurkan truk itu.

"Dengan dukungan Angkatan Udara AS, kami sekarang menang," kata Taha Ahmed, relawan pasukan Kurdi dan aktivis Partai Demokratik Kurdi. Pekan lalu, ISIS merangsek ke Gwer dan Makhmur yang berdekatan dengan Irbil sehingga membuat warga sangat panik.

Keadaan ini melahirkan kepercayaan diri. Penerbangan internasional ke Irbil dan bisnis kembali berjalan normal.

Secara terpisah, AS mempertimbangkan untuk mengevakuasi ribuan warga Irak yang terperangkap di wilayah utara negeri tersebut.

Mereka, terutama pengikut sekte Yazidi, berada di Pegunungan Sinjar dengan kondisi memprihatinkan. "Kami mengkaji opsi memindahkan sisa warga yang masih ada di sana," kata Wakil Penasihat Keamanan Nasional AS Ben Rhodes.

Rhodes mengatakan, pasukan Kurdi sangat membantu. Selanjutnya, upaya evakuasi akan dibicarakan dengan PBB dan negara-negara lain. Misi PBB di Irak sudah menyatakan siap memindahkan warga penganut Yazidi ke tempat lebih aman.

Lebih dari 30 ribu penganut Yazidi, kebanyakan dari Sinjar, meninggalkan wilayah itu ke daerah utara yang dikuasai Kurdi.

Mantan anggota CIA Ken Pollack mengungkapkan, evakuasi bakal menjadi operasi yang sangat besar. Mereka memang tak bisa lagi tinggal di pegunungan itu. Mereka, Pollack menjelaskan, mesti pergi. Sekitar 500 penganut Yazidi dieksekusi oleh ISIS, bahkan ada yang dikubur hidup-hidup.

rep:dessy suciati saputri/reuters ed: ferry kisihandi

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement