Sabtu 28 Jun 2025 08:31 WIB

Pisah dan Jumpa Dalam Hijrah

Inilah kisah hijrahnya keluarga Abu Salamah, seorang sahabat Nabi.

Burung merpati beterbangan dengan latar belakang Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.
Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Burung merpati beterbangan dengan latar belakang Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam sejarah Islam, hijrah merupakan salah satu momen yang krusial. Perpindahan dari Makkah ke Madinah—dahulu bernama Yastrib—tidak hanya dilakukan Nabi Muhammad SAW, melainkan juga Muslimin. Termasuk di antara para muhajirin itu adalah Abu Salamah dan Ummu Salamah.

Pasangan suami dan istri itu teguh beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka begitu turun wahyu mengenai hijrah, mereka pun turut serta dalam rombongan yang menuju Madinah.

Baca Juga

Di tengah perjalanan, Abu Salamah dicegat keluarga besar Ummu Salamah. Ternyata, sanak famili dari pihak sang istri ingin agar Ummu Salamah dan anaknya tidak mendampingi Abu Salamah ke Madinah.

Akhirnya, Abu Salamah mengikuti permintaan keluarga besar istrinya. Ia pun meninggalkan keluarga tercintanya itu.

Walau kecintaannya begitu besar terhadap istri dan anaknya, perintah Allah SWT dan Rasul-Nya selalu berada di atas segalanya. Sahabat Nabi SAW ini lalu meneruskan hijrah ke Madinah meskipun tanpa didampingi orang-orang yang dikasihinya.

Melihat keadaan itu, kini giliran keluarga besar Abu Salamah yang tak bisa menerima perlakuan sanak famili Ummu Salamah. Mereka bahkan mendatangi keluarga Ummu Salamah dengan niat hendak mengambil anak Abu Salamah.

“Kami tidak akan membiarkan anak saudara kami (anak Abu Salamah) tinggal bersama Ummu Salamah. Sungguh, kalian telah memisahkannya dari ayahnya,” kata perwakilan keluarga Abu Salamah.

Akhirnya, ikutlah anak tersebut dengan bapaknya. Kini, tinggal Ummu Salamah seorang diri di rumahnya di Makkah. Karena dilanda kerinduan, wanita tersebut nyaris setiap hari keluar menuju tempat perpisahannya dengan sang suami tercinta.

Di sana, dirinya kadang kala menangis sepanjang hari, sejak pagi hingga sore. Pikirannya selalu teringat dua orang yang ia sayangi itu. Betapa mereka dipisahkan secara paksa darinya.

Kira-kira satu tahun lamanya Ummu Salamah berpisah dengan suami dan anaknya. Walaupun dijerat perasaan rindu, ia selalu berusaha untuk ikhlas. Sebab, hijrah adalah bukti keimanan kepada Allah SWT.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Pada suatu hari, Ummu Salamah memberanikan diri untuk menyusul suaminya ke Madinah. Terlebih dahulu, ia mendatangi pihak keluarga-besar Abu Salamah. Mengetahui niatnya itu, mereka akhirnya mengalah, tidak lagi bisa menolak. Anak Ummu Salamah pun kembali diserahkan kepadanya.

Maka ibu dan anak ini berangkat dari Makkah menuju Madinah. Akan tetapi, keduanya sama sekali tidak mengetahui arah begitu keluar dari perbatasan kota.

Allah menakdirkan, keduanya berpapasan dengan rombongan Utsman bin Thalhah di kawasan at-Tan’im. “Kalian hendak pergi ke mana, wahai putri Abu Umayyah (nama panggilan Ummu Salamah)?” tanya Utsman.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement