Jumat 08 Jan 2016 13:00 WIB

Mohammad Aqil Nadeem: Indonesia Alami Surplus dalam Perdagangan dengan Pakistan

Red:

Duta Besar Pakistan Mohammad Aqil Nadeem berkesempatan mengunjungi  Republika, Kamis (7/1). Dalam kunjungan tersebut, ia bertutur beragam isu, termasuk hubungan perdagangan Indonesia dan Pakistan serta isu dalam negeri, seperti Kashmir. Berikut petikan perbincangan kami yang dirangkum wartawan  Republika, Retno Wulandhari.

Bagaimana hubungan politik yang terjalin antara Indonesia dan Pakistan?

Hubungan politik antara Indonesia dan Pakistan berjalan sangat baik, mulai dari masa  pemerintahan Presiden Sukarno hingga periode pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Bahkan, pada pemerintahan saat ini, Pemerintah Pakistan sedang berupaya melanjutkan hubungan baik bersama Indonesia dengan mengundang Presiden Joko Widodo untuk berkunjung ke Pakistan. Kami juga sebelumnya telah mengadakan beberapa pertemuan dengan Indonesia. Hingga saat ini, hubungan politik Pakistan dan Indonesia berjalan ke arah yang lebih baik.

Pakistan banyak belajar dari Indonesia yang berhasil menjalankan demokrasi di tengah keragaman. Kami menilai, Indonesia berhasil menciptakan perdamaian.

Bagaimana hubungan bilateral di bidang ekonomi?

Indonesia dan Pakistan memiliki kerja sama ekonomi yang sangat baik. Kami melihat hubungan ekonomi antara Pakistan dengan Indonesia mengalami peningkatan dan tumbuh dengan sangat baik. Dua tahun yang lalu, kami menandatangani kesepakatan Preferential Trade Agreement (PTA) dengan Indonesia. Pada 2013 nilai total perdagangan nonmigas Indonesia-Pakistan ekspor Pakistan mendekati 250 juta dolar AS. Sedangkan, pada akhir 2014 nilai total perdagangan nonmigas Indonesia dan Pakistan mencapai 2,2 miliar dolar AS.

Sebanyak 70 persen minyak kelapa sawit Pakistan diimpor dari Indonesia. Selain itu, kami juga mengimpor karet, batu bara, dan kertas dalam jumlah besar dari Indonesia.

Begitu juga sebaliknya, Pakistan  juga menandatangani kontrak dengan Bulog Indonesia untuk mengimpor beras dari Pakistan. Rencananya, sebanyak satu juta ton beras Pakistan akan diekspor ke Indonesia. Selain itu, kami juga mengekspor jeruk Kino ke Indonesia. Perdagangan kedua negara ditandai dengan surplus di pihak Indonesia.

Bagaimana peran ekonomi Pakistan di Asia?

Pakistan memiliki peranan penting dalam lingkup regional, yaitu adanya pembangunan Koridor Ekonomi Cina-Pakistan (CPEC). Pemerintah Cina sudah menyetujui untuk berinvestasi sebanyak 46 juta dolar AS selama empat sampai lima tahun ke depan untuk pembangunan koridor. Koridor ini akan menguhubungkan barat Cina dengan pelabuhan Gwadar di Pakistan. Secara otomatis, koridor ini akan membuka jalan menuju Asia Tengah.

Ini penghubung yang sangat efektif ke Asia Tengah. Negara-negara Asia tentunya bisa mendapatkan keuntungan dari dibukanya jalur Cina-Pakistan ini. Jalur ini akan memotong ongkos transportasi proyek batu bara menjadi lebih murah.

Koridor sangat aman dari serangan radikalisme. Sebanyak 98 persen area koridor kami pastikan aman dari para militan Afghanistan. Kami telah menyiapkan 150  ribu tentara untuk mengamankan koridor dari serangan militan Afghanistan. 

Salah satu isu yang mengemuka di kawasan Asia Selatan adalah masalah Kashmir.  Bagaimana sikap Pakistan?

Pakistan berharap, Indonesia bisa menggunakan pengaruhnya untuk memengaruhi India memberikan resolusi damai bagi permasalahan Kashmir. Lebih dari 70 ribu warga Kashmir meninggal karena konflik yang masih terus berlangsung hingga kini. Jumlah populasi penduduk Kashmir cukup besar, sekitar tiga juta sampai empat juta jiwa. Banyak yang berbicara tentang Palestina, tapi tidak ada yang memperhatikan kondisi masyarakat Kashmir.

Kami berharap agar Kashmir diberi hak untuk menentukan nasib mereka sendiri. Untuk wilayah Kashmir di Pakistan, kami memberikan kebebasan kepada mereka untuk memiliki pemerintahan sendiri dan sistem perekonomian sendiri.

Mana ada negara lain yang memberikan status seperti itu? Namun, kami membantu untuk bidang pertahanan karena mereka tidak memiliki kemampuan dalam bidang itu.

n ed: yeyen rostiyani

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement