Ketika Ada Colau terpilih menjadi wali kota Barcelona, ia menjadi tokoh politik sayap kiri baru yang menyapu Spanyol. Pada malam 5 Februari 2013, duduk di antara lelaki berjas, seorang wanita bernama Ada Colau hendak memberikan bukti untuk sidang parlemen Spanyol.
"Sebelum mengatakan sesuatu," ia memulai. "Saya hanya ingin membuat satu hal jelas. Saya bukan orang penting. Saya tidak pernah memegang jabatan atau menjadi presiden apa pun. Satu-satunya alasan saya di sini adalah sebentar lagi saya akan menjadi wajah bagi gerakan warga," katanya.
Colau ada di sana untuk membahas krisis perumahan yang telah menghancurkan Spanyol. Sejak krisis keuangan, 400 ribu rumah telah diambil alih. Sebagai tanggapan, Colau telah membantu untuk mendirikan sebuah organisasi akar rumput, Platform for Mortgage Victims (PAH) yang memperjuangkan hak-hak warga negara tidak mampu membayar hipotek atau terancam penggusuran.
Didirikan pada 2009, PAH cepat menjadi model bagi aktivis lainnya dan jaringan nasional kelompok-kelompok lokal tanpa pemimpin muncul. Segera, masyarakat di seluruh Spanyol bergabung bersama-sama untuk kempanye melawan pemberi pinjaman hipotek, menempati bank dan menghalangi pengadilan melakukan penggusuran.
Setelah 10 menit kesaksian awalnya, Colaus keluar dari naskah. Dengan suara bergetar karena emosi, ia mengalihkan perhatiannya ke pembicara sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Perbankan Spanyol Javier Rodriguez Pellitero.
"Orang ini penjahat dan harus diperlakukan seperti itu. Dia bukan seorang ahli," kata lulusan Universitas Barcelona itu.
Perwakilan lembaga keuangan, kata dia, telah menyebabkan masalah ini, mereka adalah orang yang sama yang telah menyebabkan masalah yang telah merusak seluruh perekonomian Spanyol. "Dan Anda malah tetap memanggil mereka ahli," katanya seperti diberitakan dari the Guardian.
Ketika Colaus selesai berbicara, seorang berambut putih dari komite ekonomi parlemen mendatangi Colau dan meminta wanita tersebut menarik perkataannya. Namun, Colau menggeleng dan menolak permintaan tersebut.
Video "penjahat" menjadi sensasi media, Colau mendapat kecaman di beberapa kalangan dan mendapat status pahlawan di sisi lain. Sebuah jajak pendapat surat kabar Spanyol El Pais beberapa pekan kemudian mengungkapkan, 90 persen penduduk negara itu menyetujui PAH. Kelompok pun terus bekerja. Pada Juli 2013, Colau diseret polisi anti huru-hara dari protes terhadap bank di Barcelona. Kejadian tersebut terekam dalam bidikan kamera.
Dua tahun kemudian, gambar yang sempat menjadi viral itu muncul kembali dengan berita luar biasa. Aktivis dengan baju sama baru saja terpilih sebgai wali kota baru Barcelona. 24 Mei 2015, ia menjadi wali kota perempuan pertama di Barcelona.
Colaus telah terlibat setiap langkah dari jalan, dia sebagai wali kota kota terbesar kedua di negara itu, sekarang memiliki kekuatan politik nyata.
Dalam pekan-pekan setelah kemenangannya, ia mengisyaratkan apa yang mungkin tentang politik baru, dengan serangkaian reformasi. Ia memotong rekening pengeluaran dan gaji pejabat terpilih.
Ia mengumumkan akan mengurangi gajinya sendiri dari 140 ribu euro menjadi 28.600 euro, memangkas anggaran untuk upacara pelantikannya dan mengganti Audi dengan minivan wali kota yang lebih efisien.
Tidak hanya itu, ia meminta penarikan subsidi tahunan sebesar empat juta euro ke sirkuit Grand Prix Barcelona untuk subsidi makanan sekolah ke anak kota termiskin. Denda senilai total 60 ribu euro juga akan dikenakan pada bank-bank yang memiliki propert kosong.
Colau menghabiskan malam dengan tunawisma, membantu menghitung berapa banyak orang yang tidur tidak layak di barcelona (hampir 900), bertemu pekerja perusahaan ponsel yang mogok, bergabung dengan demonstrasi terhadap pusat penahanan imigran yang kontroversial di kota dan kembali berbicara di majelis lokal yang sama, yang telah membawanya berkuasa.
Bagian penting dari daya tarik Colau adalah ia tidak seperti banyak politisi. Colau tidak takut menunjukkan emosi. Pada 2013 sidang parlemen yang terkenal itu tidak berarti satu-satunya saat dia menangis atau hampir menangis di depan kamera.
Tetapi tantangan nyata wanita berusia 42 tahun itu saat ini adalah bagaimana ia menjinakkan industri pariwisata Barcelona. Sebagai kota keempat yang paling banyak dikunjungi di Eropa, Barcelona telah menjadi korban dari kesuksesannya sendiri. Di kota tua, penggusuran umum terjadi akibat langsung peningkatan penyewaan apartemen oleh wisatawan. Warga mengeluh lingkungan mereka tidak bisa dilalui.
"Anda tidak bisa berjalan di beberapa jalanan saat musim panas," kata salah satu penduduk lokal.
Pariwisata Barcelona telah berkembang sangat pesat. Pada 1990, ada 1,7 juta pengunjung bermalam dan pada 2016 terdapat lebih dari delapan juta pengunjung. Infrastruktur dan akomodasi telah diperbaiki dan diperluas, tapi masalahnya Barcelona merupakan kota yang relatif kecil, tidak seperti London, Paris, atau New York.
Oleh Melisa Riska Putri, ed: Yeyen Rostiyani