Ahad 06 Jul 2014 16:00 WIB

pembaca menulis

Red: operator

Berbagi Makna Puasa

Marhaban yaa Ramadhan. Sungguh berbahagia umat Islam di dunia. Mengapa tidak? Sebab, Ramadhan telah tiba. Sepanjang Ramadhan kita menjalankan puasa menahan lapar, dahaga, dan nafsu. Oleh karena itu, marilah kita mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meminta ampunan atas dosa yang diperbuat sehingga mendapatkan rahmat dan hidayah-Nya.

Perlu kita ketahui sedikit makna berpuasa sahabat Islam semua bahwa puasa merupakan amalan ibadah yang tidak hanya dilakukan umat sekarang, tetapi juga dijalankan umat terdahulu. Allah menjadikan ibadah puasa khusus untuk dirinya di antara amalan ibadah yang lain.

Puasa juga difungsikan sebagai benteng kokoh menjaga manusia dari bujuk rayu setan dan menjaga hal yang menimbulkan dosa. Jika kita mengamati lebih lanjut, puasa mempunyai manfaat yang positif. Tidak hanya rohani, tetapi juga fisik.

Sekali lagi, sebagai sesama saudara Muslim, marilah kita menata niat beribadah pada bulan Ramadhan. Bulan yang penuh berkah untuk meminta ampun kepada Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya agar kelak mendapatkan tempat mulia di akhirat. Amin yaa rabbal alamin. Semoga dengan keberadaan "Islam Digest"

ini kita memperoleh pengetahuan mengenai Islam dan menjadi berkah. Aamiin.

Ahmad ulil Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang

Mencontoh Kepemimpinan Rasullullah

Rasulullah SAW adalah pemimpin ideal dan teladan. Rasul memberikan keteladanan kepada kita tentang arti pemimpin.

Seorang yang besar perhatiannya kepada orang lain, bahkan tidak ingin dirinya menjadi beban. Rasul lebih lapar dari yang lapar, ketika suasana dukacita, Rasul menunjukkan duka yang mendalam sebagai empati dan simpati kepada mereka yang kesusahan. Pemimpin itu pelayan umat.

Inilah bentuk kepemimpinan yang dicontohkan Rasul kepada umat Islam. Sebuah gaya kepemimpinan yang melayani, kepemimpinan berdasarkan keteladanan, dan kepemimpinan berdasarkan nilai rohaniyah. Dengan mengambil keteladanan Rasul, seharusnya setiap pribadi Muslim bangga melayani orang lain.

Pemimpin tidak boleh merasa posisinya itu keistimewaan yang dibanggakan. Menjadi pemimpin mengetahui dan memecahkan masalah tersebut dengan baik dan bijaksana agar tidak salah bertindak.

Hilangnya beberapa aspek dari sifat utama kepemimpinan mengakibatkan banyak pejabat terjerumus kasus tindak pidana korupsi.

Sehingga, menimbulkan sikap apatis terhadap umat. Apatis diartikan tidak peduli, tak acuh, atau tidak peduli terhadap yang terjadi di sekitarnya selama tidak mengganggu kehidupannya.

Maka, ikutilah nurani dan hati kecilmu (dhamir) karena ialah yang menuntunmu ke jalan benar sebagai pemimpin umat yang siap memimpin dan dipimpin.

Anistsabatini Siti Jazilatul Chikmah Mahasiswi Fakultas Syariah, Perbandingan Mazhab dan Hukum Universitas Islam Darussalam, Gontor

Menatap Masa Depan

Sejak lama, terdapat kecenderungan di kalangan umat menonjolkan kembali kejayaan Islam pada masa lampau. Baik itu keilmuan, pendidikan, bahkan olahraga.

Padahal, itu dilakukan di tengah kondisi umat yang tertinggal di semua lapangan. Dan, ketertinggalan ini berlangsung lama, berabad- abad, mungkin sejak dua atau tiga abad.

Sementara, saat ini di mana-mana anak muda Islam banyak yang berprestasi kembali di bidang keilmuan, olahraga, seni, pendidikan, bahkan upaya di bidang ekonomi.

Agar pemberitaan dan esai tidak meninabo bokkan anak muda Islam dengan kejayaan masa lalu, saya usul media pemberitaan mengurangi pemberitaan nostalgia dan mengganti dengan berita inovasi di kalangan umat, khususnya anak muda Islam yang melakukan perubahan, inovasi, dan kemajuan bermanfaat bagi bangsa.

Memang bukan di Jakarta, tetapi di daerah. Para wartawan Republika diberi arahan jelas untuk mengangkat pemberitaan tersebut agar menjadi virus kemajuan di kalangan bangsa. Datangilah daerah umat yang berkarya inovatif.

Sebaliknya, berita nostalgia silakan dimuat, tetapi porsinya dibatasi, mungkin 20 persen saja, dibanding berita inovasi anak muda Islam kala ini, terutama dari dalam negeri, bahkan luar negeri. Terima kasih.

Usep Fathuddien Universitas Mathla'ul Anwar Jakarta

Redaksi: Jazakallah atas usulannya. Berpijak pada masa kini memang penting, tetapi mengaca dan belajar kepada sejarah tak kalah penting. Semoga kita dapat berinovasi dan tak lupa sejarah sebagai identitas.

TULISKAN KOMENTAR ANDA

Redaksi menanti komentar, usulan, saran, atau kritik Anda mengenai "Islam Digest" termasuk usulan tema utama dengan mengirimkannya lewat e-mail ke [email protected]. Jangan lupa sertakan foto diri Anda.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement