Ahad 24 Jul 2016 17:31 WIB

Menyimpan Kekayaan Manuskrip Islam

Red: Arifin

Dalam agenda-agenda travel di Spanyol, nama Al Queria de Rosales tidaklah tercantum. Nama tersebut lebih banyak dikenal sebagai pesantren tempat belajar ilmu-ilmu agama. Namun demikian, sebenarnya sangatlah menarik untuk menjadikan lokasi tersebut sebagai salah satu titik wisata di wilayah utara Cordoba.

Semula, lahan yang menjadi kompleks Pesantren Al Queria itu adalah lahan perbukitan. Setelah dilengkapi beberapa bangunan, mulai 2002 area tersebut menjadi pesantren.

Hingga saat ini Al Queria menjadi satu satunya pesantren di wilayah Eropa.

Selain lokasi yang sangat dekat dengan alam, pesantren ini juga memiliki kekhasan yang penting bagi jejak peradaban Islam. Al Queria memiliki koleksi manuskrip kuno Anda lusia yang sampai saat ini masih tersimpan dengan baik.

Sebanyak 74 jenis manuskrip milik pesantren tersebut sekarang berada di bawah pengawasan penuh pemerintah Spanyol.

Koleksi manuskrip ini bukan menjadi konsumsi publik. Abus Samad Antonio Romero, sebagai pendiri dan sekaligus pimpinan pesantren menjadikan manuskrip itu sebagai koleksi yang tertutup untuk umum. Dia memiliki ruang khusus penyimpanan manuskrip yang dipasang CCTVdan alat perekam suara oleh pemerintah Spanyol.

"Manuskrip yang tersimpan di sini ada yang berusia ratusan tahun, dan ada yang usianya di atas seribu tahun," tutur dia. 

Republikaberkesempatan untuk masuk ruang penyimpanan manuskrip tersebut. Di situ terdapat manuskrip yang spesifik membahas fikih Islam, ada pula manuskrip yang menuliskan ilmu-ilmu kimia, maupun ilmu perbintangan.

Saat ini, manuskrip-manuskrip itu sedang menjalani proses digitalisasi.

Proses digitalisasi itu dijalankan setelah semua koleksi manuskrip itu dibersihkan dari berbagai jenis bakteri penghancur. Abdus Samad berharap, produk digital dari berbagai manuskrip itu nantinya bisa diakses masyarakat umum sebagai bagian dari kekayaan peradaban Islam di masa lampau.

Selain Al Queria sebenarnya ada beberapa tempat lain yang menjadi pusat kajian Islam, seperti Pusat Kebudataan Islam Madrid, Masjid Raya Granada, juga Masjid Abubakar di Madrid. Selain itu juga terdapat lokasi rintisan pusat kebudayaan Islam di wilayah Sevilla. Lokasi rintisan tersebut masih berupa tanah kosong. Panitia pembangunan pusat kebudayaan Islam Sevilla sedang terus menggalang dana dari berbagai pihak, termasuk dari umat Islam di Indonesia. Dengan dukungan dari berbagai pihak, panitia berharap rencana pembangunan fasilitas dakwah Islam di Sevilla itu bisa segera terwujud. 

 

 

Keturunan Kuda Pasukan Penakluk Spanyol

 

Kandang kuda yang terletak di belakang asrama juga menjadi tempat yang menarik untuk disambangi. Di kandang tersebut terdapat tujuh ekor kuda. Kandang tersebut hanyalah berupa tanah kosong yang dikelilingi pagar kayu setinggi kira-kira satu meter. Di lahan tersebut kuda-kuda berwarna putih bisa bebas berkeliaran. Tak hanya di dalam area kandang, kuda-kuda itu juga bisa berkeliaran di sekitarnya karena gerbang kandang selalu dibiarkan terbuka.

Abdus Samad mengungkapkan bahwa kuda- kuda peliharaannya itu merupakan kuda keturunan Arab. Dia memang tidak membawanya langsung dari Arab. "Tapi, kuda- kuda ini merupakan keturunan dari kuda yang digunakan para pasukan Muslim yang datang menaklukkan Spanyol,\" ujar dia. Abdus Samad mengaku sangat suka dengan kuda. Karena itu, kandang kuda menjadi tempat favoritnya.

Kuda-kuda itu juga terlihat sangat akrab dengan Abdus Samad. Masing-masing kuda itu punya nama. Saat dipanggil namanya, kuda- kuda itu pun segera mendekati Abdus Samad. Mereka terlihat sudah sangat akrab dengan pemiliknya.

Tepat di belakang kandang kuda terdapat beberapa traktor dan alat-alat pertanian yang melengkapinya. Untuk mengelola lahan pertanian yang begitu luas, Abdus Samad memiliki beberapa traktor dan mesin-mesin pertanian lainnya. Bangunan di belakang kandang kuda itu mirip garasi sekaligus bengkel untuk mesin-mesin pertaniannya.

Selain itu, dia juga menyusun jaringan perairan untuk bisa mengairi seluruh lahan pertaniannya. Sistem jaringan pengairan ini dia bangun khusus dengan mengandalkan pipa-pipa yang dihubungkan pada bak-bak penampungan air. Sistem ini diperlukan karena lahan-lahan pertaniannya itu berada di area perbukitan yang sebenarnya tandus.

Dengan sistem pengairan yang terjaga baik, perbukitan berbatu itu menjadi tetap terlihat hijau. Tanaman yang tumbuh di area perbukitan itu tetap mendapatkan suplai air yang mencukupi sehingga terus tampah hijau.

Pemandangan alam yang didominasi hijau pepohonan ini menjadikan Pesantren Al Queria menjadi tempat yang segar untuk refreshing. Tak hanya menyegarkan secara fisik, refreshing spiritual di tempat ini juga memberi kesegaran batin.

 

 

 

Bagaimana Jalan ke Al Queria?

 

Pesantren Al Queria de Rosales bisa dijangkau lewat Cordoba dengan kereta cepat dari Madrid.  Setelah perjalanan selama dua jam, sampailah di Cordoba.

Lokasi pesantren Al Queria de Rosales memang tidak didedikasikan khusus sebagai tempat wisata, meskipun sarana dan prasarana yang tersedia sebenarnya sudah memadai sebagai tempat rekreasi. 

Akses jalan menuju pesantren memang terbilang sempit, sehingga tidak cukup memadai untuk dilewati bus besar.  Namun demikian, kondisi jalan yang sudah cukup mulus memungkinkan kendaraan- kendaraan kecil bisa dengan mudah menjangkaunya.

Lagi pula memang sampai saat ini belum tersedia angkutan umum yang bisa menjangkau area pesantren tersebut.  Kendaraan umum berupa bus dari Cordoba hanya bisa menjangkau pusat kota La Puebla. 

Jalur yang menghubungkan Cordoba dengan La Puebla berupa jalur tol sepanjang 220 km yang kanan kirinya berupa bebukitan. Sebagian bukit terlihat tandus dan sebagian lainnya berupa ladang pertanian. 

Dari pusat kota menuju area pesantren perlu mencarter kendaraan khusus.  Hanya empat kilometer perjalanan menuju pinggiran kota itu.    Oleh Irfan Junaidi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement