Ahad 21 Aug 2016 17:50 WIB

Makan (Luar Biasa) Besar Ala Sisilia

Red: Arifin

Kuliner Sisilia memang tiada duanya. Bukan hanya selera masakan mereka yang tinggi, tapi juga kemampuan makan mereka yang patut diacungi jempol. Selepas mengelilingi Kota Ragusa, saya beristirahat di ristorante Antico Convento del Cappuccini, memandangi hamparan lembah sambil menikmati arancini (bola-bola nasi berisikan keju yang digoreng de ngan baluran tepung panir) dan cannoli.

Spe sialnya, cannoli adalah makanan penutup populer di Sisilia yang lagi-lagi dikenalkan pada masa Arab berkuasa; pastry yang digoreng, digulung, dan diisikan dengan krim dingin lembut aneka rasa (bisa cokelat, vanilla, dan sebagainya), juga ditaburi cacahan kacang. Saat diundang untuk makan malam, saya beruntung bisa benar-benar merasakan suasana Sisilia yang menyeluruh. Mulai dari makan 'besar', sampai dengan kesenian nya. Ketika saya sampai di depan gerbang risto rante, para penari berkostum merahputih- hitam segera menyambut dengan tarian tradisional.

Iringan musik Sisilia yang ringan membuat saya ikut bergerak. Kombinasi gerakan kaki lincah dan formasi yang sederhana membuat suasana tambah gembira. Saat mereka menari, semburat merah mewarnai langit, tanda matahari mulai terbenam. Lalu, formasi tarian berganti, kali ini mereka mengajak para hadirin untuk ikut serta dalam tarian. Hampir mirip seperti bermain ular naga, dengan kombinasi tepukan dan langkah yang mengentak. Pembuka yang mengenyangkan Lelah menari, kami pun dibawa kelapangan rumput luas. Aperitivo sudah terhidang di sana.

Ada arancini, jeli buah, tiramisu, aneka jus, gato di patate (pai kentang), piza mini, aneka seafood (udang mayo di atas cangkang kerang, tiram, cumi goreng tepung, gurita). Ternyata, hidangan itu benar-benar aperitivo. Saat langit sudah gelap, mereka memanggil, Sekarang saatnya makan malam!Perut rasanya masih kenyang, tapi mereka mengajak kami untuk duduk di meja bundar yang diterangi dengan cahaya lilin dan beratapkan langit.

Musik Mediterania ala Sisilia kembali menghibur seraya mereka menghidangkan makanan pembuka di meja: pasta seafood. Sejenak kami dibiarkan istirahat sebelum hidangan pembuka kedua datang: pasta lagi! Tapi, kali pasta, saus, dan taburan dengan jenis yang berbeda.

Tak lama setelah kami menyelesaikan pasta tersebut, datanglah salad sayur segar dengan minim saus, hanya bertabur sedikit minyak zaitun dan garam. Sampai akhirnya para koki dan penari masuk sambil memanggul piringpiring besar berisi menu utama. Ya, menu utama selalu daging, mulai dari daging sapi, ayam, ikan sampai seafood.

Mereka mengelilingi meja kami dan menyajikan daging pilihan ke atas piring, masih dengan musik dan tarian yang meriah seakan menyemangati kami untuk terus makan. Dessert ternikmat di Italia Bagi yang memiliki perut kurang elastis mungkin sudah menyerah setelah makanan pembuka kedua. Saya pun menengok jam, sudah sekitar pukul 11 malam, alias sudah lebih dari tiga jam kami makan malam yang seperti tak berujung ini.

Tergelitik saya bertanya dalam hati, masih berapa ronde lagi baru selesai makan malamnya? Pertanyaan akhirnya terjawab begitu sajian yang datang adalah sorbetto alias es dari buah, tanpa krim. Ah, rupanya kita sudah di penghujung nya... Saya pun menikmati dinginnya sorbetto limona (es lemon) untuk penutup. Baru hendak beranjak pergi, mereka memulai musik dan menari lagi serta mengajak kami ke lapangan rumput.

Oh, mungkin tarian perpisahan, benak saya berbisik. Begitu kami tiba, mereka bersorak, Selamat makan!Oh, ternyata sorbetto bukanlah penutup, di lapangan sudah tersaji banyak hidangan penutup. Memang dessert manis Sisilia adalah yang ternikmat di Italia. Mungkin karena kombinasi sejarah yang unik (pernah dikuasai bangsa Yunani, Roma, Byantium, Arab, Spanyol, dan Prancis) dan sumber daya pertanian yang sangat kaya.

Saya mulai berburu dessert yang tersaji, dari gelato (es krim), aneka buah, kue tart, sampai bola sus berisi krim dingin. Kali ini, setelah jam melewati tengah malam, makan malam yang sangatlah besar akhirnya benar-benar berakhir. Eureka! Layaknya Archimedes yang berseru di jalanan Sisilia, kali ini saya yang berseru demikian.

Sebab, di sinilah saya temukan tempat berlibur yang sangat komplet; mulai dari pantai Mediterania yang indah, bangunan antik ber nilai sejarah tinggi, kombinasi budaya yang unik, cuaca musim panas yang hangat, dan tentu saja kuliner yang tiada duanya. Jauh dari citra pulau mafia yang lekat di benak saya sebelumnya/ Sepulangnya dari berlibur di Sisilia, semangat dan inspirasi Anda akan terisi kembali.  

Oleh Vanya Vabrina Valindria, Traveller, mahasiswi, ibu rumah tangga tinggal di London, ed: Nina Chairani 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement