JEDDAH — Satu jamaah Indonesia dari Embarkasi Lombok dirawat di RS King Fadh, Jeddah, Rabu (3/9) dini hari, karena menderita gangguan stroke ringan. Setelah menjalani perawatan sekitar 7,5 jam di high care unit (HCU), kondisinya membaik dan diizinkan meninggalkan RS, kendati disarankan agar pasien tidak banyak beraktivitas.
Dokter di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Daerah Kerja (Daker) Jeddah berencana mengantarkan jamaah tersebut ke Madinah. Menurut Kepala Seksi Kesehatan Daker Jeddah dr Lucky Tjahjono, jamaah yang dirawat di RS King Fadh Jeddah adalah Achmad Fadly Fadil (55 tahun) asal Yatofa Bodak Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan tergabung dalam kloter 2 Lombok.
Fadly adalah pasien pertama dari Indonesia pada musim haji tahun ini yang dirawat di RS Jeddah. "Dalam diagnosis dan hasil CT Scan, pasien ini menderita stroke ringan. Pasien ini masuk klinik kesehatan Oktagon di Bandara Jeddah pada pukul 02.00 dini hari waktu setempat, kemudian dirujuk ke RS ini," kata Lucky.
Fadly mengaku tidak sadarkan diri setelah 3,5 jam take-off dari Bandara Lombok. Pasien menjalani perawatan darurat di atas pesawat. Setelah mendarat di Bandara International King Abdul Aziz (KAIA), Fadly dipindahkan ke klinik kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi atau disebut Oktagon. Selanjutnya, dia dirujuk ke RS King Fadh.
Kepada Republika, Fadly mengaku kondisinya sudah membaik meski harus duduk di kursi roda. "Saya diminta mengurangi rokok dan tidak boleh banyak beraktivitas," katanya. Semula, pembimbing Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Yatofa milik Pondok Pesantren (PP) Attohiriyah Al-Fadiliyah, Bodak, Praya, ini akan diberangkatkan langsung ke Makkah hingga wukuf Arafah. Namun, setelah dinyatakan membaik, Fadly akhirnya diberangkatkan ke Madinah.
Klinik Kesehatan Daker Jeddah juga memeriksa jamaah haji Shafrizal dari Embarkasi Padang yang menderita penyakit jantung. "Sakit jantung, ada masalah di kardiovaskuler," kata dr Agus Hidayat, dokter spesialis paru-paru. Agus menyarankan agar pasien tidak memaksakan diri berlebihan beribadah.
Ada juga pasien yang menderita vertigo dan darah tinggi. "Jamaah ini mengaku pusing dan muntah-muntah," katanya. Menurut dr Agus, mayoritas penderita untuk kloter 2 yang tiba di Bandara Jeddah adalah jamaah risti (risiko tinggi).
Sementara, Media Center Haji (MCH) Madinah melaporkan seorang pasien menjalani perawatan di ruang instalasi gawat darurat Balai Pengobatan Haji Indonesia. Pasien yang dirawat bernama Rasini binti Harun Yunus ini anggota kloter 1 dari Embarkasi Batam Kepulauan Riau. Pihak medis BPHI menyatakan wanita berusia 72 tahun ini mengalami penyakit kelainan darah dan radang paru. rep:zaky al hamzah ed: dewi mardiani