Oleh Zaky Al Hamzah -- Ruangan Klinik Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Jeddah di salah satu sudut Bandara Internasional King Abdul Aziz mendadak heboh, Kamis (4/9) sore itu. Penyebabnya salah seorang jamaah calon haji (calhaj) perempuan tiba-tiba mengamuk kepada petugas kesehatan. Karena menggunakan bahasa daerah, tak ada yang tahu apa maksud jamaah itu.
Salah seorang petugas lantas memanggil temannya untuk menenangkan ibu tersebut. "Ibu itu tiba-tiba mengamuk tanpa alasan jelas," kata salah satu rekan jamaah yang mengamuk ini. Padahal, selama di asrama haji Embarkasi dan di dalam pesawat selama penerbangan, kondisi ibu itu baik-baik saja.
Tiga petugas kesehatan langsung mendatangi jamaah calon haji yang masih ngomel-ngomeltersebut. Entah apa yang disampaikan petugas kepadanya, tapi ibu itu masih marah dan bicara sendiri. Sesekali ia tersenyum dan berusaha menyalami seorang petugas beberapa kali. Namun sejurus kemudian dia kembali marah.
Bahkan anak perempuan si ibu yang duduk di sebelahnya kerap dibentak. Ia juga selalu menepis tangan anaknya. Si ibu juga menolak dibawa ke ruang perawatan serta terus-menerus menyalahkan anaknya. Petugas kemudian melihat riwayat kesehatan jamaah itu.
"Kami tak mungkin memberi obat ini itu kalau tak tahu riwayat kesehatannya," kata seorang petugas kesehatan. Karenanya petugas berinisiatif mengonsultasikan masalah jamaah itu kepada dokter berdasarkan buku kesehatan dan obat yang dikon sumsinya.
Kejadian janggal ini menjadi pemandangan biasa bagi petugas Pa nitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Jeddah yang bertugas menyam but dan melayani jamaah calon haji yang turun di Bandara Jeddah.
Petugas PPIH juga melayani seorang jamaah yang sudah berusia 82 tahun. Nenek bertubuh gemuk ini dikabarkan buang air kecil (mengompol)di dalam pesawat. Petugas melihat gamis putih yang dikenakannya sudah kotor dan berwarna kuning pekat.
Sesaat setelah mendarat dan keluar dari ruang pemeriksaan imigrasi, sejumlah petugas PPIH cekatan membopong nenek ini dan membawa ke kamar mandi Plaza Bandara untuk selanjutkan membersihkan tubuh jamaah itu.
Setelah dibersihkan, petugas memakaikan pampers serta mengenakan baju bersih yang tersedia di Klinik Kesehatan Octagon. "Kebetulan ada pakaian yang pas ukurannya yang ditinggalkan jamaah tahun lalu," kata salah satu petugas di klinik. Jamaah lansia itu pun akhirnya diberangkatkan menuju Madinah.
Petugas juga dihebohkan dengan ulah seorang jamaah berusia 65 tahun. Nenek asal Sulawesi Selatan ini tiba-tiba memisahkan diri dari rombongan. Tanpa mengenakan alas kaki, ia ngeloyormenuju parkiran bus yang akan membawa jamaah calon haji ke Madinah. Petugas ke mu dian mengarahkan ke rombongan jamaah di Plaza Bandara.
Setelah duduk, nenek ini tiba-tiba berdiri dan menuju ke area titik kumpul jamaah calon haji asal Pakistan. Lokasinya berdampingan dengan area berkumpulnya jamaah calhaj Indonesia. Saya dan dua jamaah berusaha meminta nenek itu supaya kembali ke rombongan. Namun, karena berbicara bahasa daerah, saya kebingungan.
Untungnya, ada salah satu petugas perempuan yang berasal dari Sulsel dan bisa memahami maksud si nenek. "Dia bilang, ada petugas yang membawa tas dia, dan pergi entah kemana, padahal, tak ada petugas yang berbuat itu," kata petugas ini.
Nenek ini kemudian dipapah kembali ke rombongan dan meminta ketua rombongan agar menjaga dengan ketat si nenek ini agar tak `kabur' lagi.
Memang, penerbangan sekitar sem bilan jam hingga 10 jam yang dilalui para jamaah calon haji (JCH)asal Indonesia dari Embarkasi masing- masing membuat kondisi beberapa jamaah yang berusia tua atau kategori risti (risiko tinggi) mulai ke lelahan, jetlagdan disorientasi lokasi baru.
Bukan hanya itu. Meski sudah pengalaman naik pesawat, namun bila berada di lokasi baru, maka tetap saja akan kebingungan. Salah satu yang bikin heboh adalah di kamar mandi.
Sejumlah jamaah, baik pria maupun perempuan terlihat terheran-heran dengan fasilitas kamar mandi di Bandara International King Abdul Aziz.
Umumnya, keran kamar mandi atau wudhu adalah diputar. Namun, keran kamar mandi di bandara ini adalah ditekan, itupun tak semua jamaah bisa menggunakan. Ada yang berulang kali memutar keran dan terlihat kebingungan. Hingga akhirnya aksi tersebut dilihat petugas dan menunjukkan cara penggunaannya.
Ruangan kamar mandi pria dan perempuan masing-masing memiliki 20 kamar. Semua tombol keran hanya bisa digunakan bila ditekan. Tekanan air sangat kencang.
Sehingga ketika ditekan, air keluar dengan kencang dan mengenai sebagian baju atau celana jamaah. Beberapa terlihat basah kuyup. Meski sudah diberitahu cara penggunaan nya, tetap saja ada jamaah yang kem bali kebingungan. Sebab, air tiba-tiba mati.
Ada juga jamaah pria yang tampak kebingungunan menggunakan kloset atau tempat buang air besar, karena tidak tahu cara menggunakan dan menyiramnya. Penyebabnya, model kloset di bandara ini adalah kloset jongkok dan mirip seperti kloset di sebagian daerah pedesaan di Indonesia, yakni hanya berupa lubang.
Tidak tersedia ember dan gayung, hanya ada selang yang kerannya berbentuk bulat di bagian bawah. Tidak semua jamaah bisa meng guna kan selang ini, sehingga perlu men dapat penjelasan khusus penggunaannya.Itulah sepotong kisah yang terjadi di Bandara Internasional King Abdul Aziz , Jeddah.