Oleh Neni Ridarineni(wartawan republika) -- Masjid Nabawi di Madinah menjadi pemberhentian berikutnya bagi para jamaah haji. Ada banyak aktivitas sunah yang bisa dikerjakan di masjid ini. Meski bukan menjadi penentu bagi sah atau tidaknya haji, para jamaah haji masih saja merasa kurang bila belum berziarah ke satu dari tiga masjid yang dimuliakan oleh Allah SWT ini.
Meski demikian, Masjid Nabawi masih tampak lengang. Masjid Nabawi belum banyak dipenuhi oleh orang Indonesia. Jika pun ada, tak sampai puluhan jumlahnya.Karena jamaah haji Indonesia gelombang kedua baru datang ke Madinah pada Selasa (14/10).
Suasana lengang ini seperti yang terlihat Jumat (10/10). Ketika waktu shalat Ashar tiba, kesempatan jamaah haji shalat di shaf pertama masih terbuka lebar. Padahal biasanya, begitu azan berkumandang, kesempatan itu sulit didapat. Tak terkecuali di lokasi shalat khusus jamaah perempuan.
Foto:Yogi Ardhi/Republika
"Sejak Selasa (7/10) saya shalat di Masjid Nabawi, jarang ketemu orang Indonesia dan masih bisa ke Raudhah tak begitu desak-desakan,''kata Tini, salah seorang jamaah haji PIHK (Penyelenggara Ibadah Haji Khusus) yang berangkat dari Makkah ke Madinah pada Senin (6/10).
Dalam sehari, para jamaah haji bisa mendapat kesempatan berdoa di Raudhah sebanyak tiga kali, yakni setelah sholat Subuh, setelah sholat Zhuhur, dan setelah sholat Isya. Sebelum pintu Raudhah dibuka, biasanya ada yang memberikan ceramah dengan kelompok dan bahasa yang berbeda- beda, seperti Melayu, Afrika, Inggris.
Seperti halnya pada saat Jumat (10/10) di tempat shalat perempuan dari kelompok Melayu bernama Soraya. Perempuah penghafal Alquran itu merupakan satu- satunya WNI yang mendapat kehormatan untuk berceramah di Masjid Nabawi.
Dia memberikan ceramah tentang tiga amalan tertinggi di sisi Allah dan amalan ahli surga. Ketiga amalan yang tertinggi di sisi Allah adalah: shalat lima waktu tepat waktu, berbuat baik kepada bapak dan ibu serta berjihad di jalan Allah SWT, termasuk menjadi guru. Sedangkan, empat amalan ahli surga dalam satu hari adalah berpuasa, menengok orang sakit, bersedekah, dan menshalatkan orang meninggal.
Para jamaah haji dari indonesia biasanya ke Madinah lebih dari lima hari karena mereka mendapatkan kesempatan untuk shalat Arbain, yakni shalat 40 waktu di Masjid Nabawi tanpa satu kali pun tertinggal bertakbiratul ihram bersama imam.
Menurut sebagian riwayat, antara lain riwayat Anas bin Malik, barang siapa yang sukses melakukan amalan ini tanpa terlewatkan, ia akan mendapat balasan berupa bebas dari api neraka.
Tetapi, suasana lengang ini justru mendatangkan kekhusyukan tersendiri untuk beribadah. Leluasa berada di Raudhah dan dapat berada di baris terdapat ketika shalat.
Guratan-guratan kekhusyakan itu semakin menjadi bekal dan asupan keimanan yang kuat bagi saya. Di sampingmu, wahai Rasulullah SAW, kupanjatkan selalu salam dan shalawat kepadamu. Di dekatmu, aku merindu ... karena engkaulah panutanku .... ed:nashih nashrullah.