Jumat 12 Sep 2014 12:00 WIB

Angkatan Kerja Didominasi Pendidikan Dasar

Red:

BANDUNG –– Indonesia sebentar lagi akan mengha dapi masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Sayangnya, angkatan kerja Indonesia yang berpendidikan setara universitas baru masih sangat rendah. Menteri Perencana Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana mengatakan, komposisi tingkat pendidikan angkatan kerja nasional Indonesia masih didominasi oleh sekolah dasar (SD), yaitu sebesar 44,01 persen. Angkatan kerja de ngan pendidikan SMA sedera jat hanya 23,54 persen dan yang setara universitas baru 6,4 persen. "Sulit bagi kita untuk menopang ekonomi ber ba sis pengetahuan karena ang katan kerja Indonesia ber pendidikan rendah," kata Ar mi da dalam orasi ilmiahnya di Kampus Universitas Padja djaran (Unpad), Kamis (11/9).

Ilmu pengetahuan dan tek nologi merupakan kunci dalam proses produksi sekaligus menjadi faktor penggerak pem bangunan ekonomi. Ilmu pengetahuan juga merupakan komponen utama dalam membangun kapasitas dan meningkatkan produktivitas sumber daya manusia (SDM).

Perguruan tinggi memiliki peranan penting dalam mencetak manusia yang menjadi faktor penggerak pembangunan ini. Karena, kebijakan pembangunan pendidikan tinggi memiliki relevansi yang amat kuat dengan pemba ngun an il mu pengetahuan dan teknologi di masa depan. Sebab, di perguruan tinggi tersebut tempat para SDM dicetak.

Sayangnya, saat ini banyak tenaga pendidik perguruan tinggi Indonesia yang lebih memilih bekerja menjadi peng ajar dan peneliti di universitas- universitas luar negeri. Hal ini, kata Armida, merupakan tantangan dalam pengembangan perguruan tinggi yang berkualitas. Sebab, mes ki pun menunjukkan anak bang sayang berkualitas hal itu dapat melemahkan per guruan tinggi di dalam negeri.

Fenomena ini mengakibat tidak adanya regenerasi pengajar di perguruan tinggi di Indonesia. "Apalagi untuk universitas yang masih kekurangan tenaga akademik baik dosen atau peneliti yang ber kualitas," ujar Armida. Kurangnya tenaga pendidik berkualitas akan menjadi salah satu faktor penghambat lahirnya SDM yang berkualitas pula. Tenaga pengajar berkualitas sangat berperan dalam melahirkan SDM yang berkemampuan dan berteknologi handal.

Armida sendiri memahami ketertarikan tenaga pengajar memilih luar negeri dibandingkan dalam negeri karena terbatasnya fasilitas dan insentif yang diberikan di dalam negeri. Sehingga, hal itu yang menjadi catatannya untuk arah kebijakan pemerintah ke depannya dalam hal pendidikan di perguruan tinggi.

Pemerintah perlu merumuskan kebijakan yang mengarah untuk peningkatan ketersedia an sarana dan prasarana pendidikan tinggi. "Juga sekaligus memperkuat sistem insentif bagi dosen dan peneliti di dalam negeri untuk mempublikasikan hasil penelitian dan mendapatkan paten," kata perempuan yang pernah menjadi tenaga pengajar di Unpad itu.

Dalam orasinya yang ber tema ‘Peran Perguruan Tinggi dalam Meningkatkan Daya Saing Bangsa’ ini, Ar mida berharap perguruan tinggi di Indonesia terus berinovasi da lam penyelenggaraan pendidikan untuk menciptakan SDM yang unggul. "Civitas akademika Unpad juga di haapkan terus ber kiprah dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi dan memberi sumbang an berharga dalam mendorong kemajuan bangsa," ujar Armida.

Rektor Unpad Ganjar Kurnia mengungkapkan, saat ini jum lah guru besar di universitas tersebut belum mencukupi. Ketersediaan guru besar menajadi faktor utama untuk memperoleh akreditasi A untuk semua program studi. "Kurangnya guru besar menjadi penyebab utama masih adanya program studi yang belum terakreditasi A," kata Ganjar.

Unpad saat ini tengah berupaya meningkatkan jum lah guru besarnya. Upaya ini dilakukan diantaranya dengan memberikan pendidikan lan jut kepada pengajar di Unpad, memfasilitasi penelitian, mem fasilitasi ke ikutsertaan seminar di dalam dan di luar negeri serta fasilitas untuk penulisan dan pemuatan arti kel di jurnal ilmiah.

Ganjar mengatakan, perlunya akreditasi A dan peran guru besar di seluruh program studi merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas dan pengembangan mutu internal yang berkesinambungan. Sebab, ke depannya tantangan di bidang pendidikan akan semakin berat sehingga perlu di persiapkan sejak saat ini.

Unpad telah berupaya semaksimal mungkin untuk men cetak guru besar yang ber kualitas. Namun, kemauan menjadi guru besar kembali pada individu masing-masing. "Ahmad Baehaki, Guru Besar Fakultas Pertanian per nah mengingatkan, semua orang yang telah memilih men jadi dosen sebagai pekerjaannya, maka seharusnya juga pu nya cita-cita dan berupaya un tuk menjadi guru besar," ujar Ganjar. rep:c63, ed: friska yolandha

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement