Selasa 22 Jul 2014 14:00 WIB

Mendikbud Yakin Kurikulum Diterima

Red:

JAKARTA — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh optimistis Kurikulum 2013 bisa diterima baik oleh guru. Sejak setahun yang lalu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah melatih 1,1 juta guru.

"Sebelumnya, kami juga melihat persiapan guru, instruktur nasional, maupun narasumber. Hasilnya, semua berjalan dengan baik," kata Nuh, Senin (21/7). Hasil penilaian Kemendikbud, penerapan Kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2013/2014 berjalan dengan baik.

Nuh optimistis kurikulum baru tersebut tidak akan mengalami permasalahan ketika diterapkan di sekolah. Terkait buku pelajaran yang hingga saat ini belum sampai di sekolah, Nuh menjelaskan bahwa pihaknya memberi tenggat waktu ke percetakan hingga 4 Agustus 2014.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:JOKO SULISTYO/ANTARAFOTO

Tapi Winanti menunjukkan buku pelajaran Bahasa Indonesia kurikulum 2013 dan fotokopiannya di Batam, Senin (26/8).

 

Guru SDN I Pulo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Silmi Martini, mengatakan bahwa pihaknya tidak kesulitan dalam menerapkan kurikulum baru tersebut. "Alhamdulillah, tidak kesulitan. Selain guru, saya juga instruktur nasional," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua PGRI Sulistiyo mengatakan bahwa SMA/SMK di Cilacap, Purbalingga, Banyumas, dan Banjarnegara keberatan melaksanakan Kurikulum 2013. Sekolah keberatan karena kelas 11 belum melaksanaan Kurikulum 2013 tahun sebelumnya.

"Makanya, mereka merasa belum siap melaksanakan kurikulum baru tersebut," kata Sulistiyo.

Agar sekolah mau melaksanakan Kurikulum 2013, Sulistiyo menyatakan, pemerintah harus menyelesaikan pelatihan kurikulum, meningkatkan kemampuan, dan kompetensi guru. Buku-buku kurikulum baru juga harus sudah dikirimkan sebelum anak-anak masuk kelas. "Ini masalah serius yang harus diperhatikan," ujarnya.

Pendiri Perhimpunan Ahli Manajemen Mutu Pendidikan Indonesia (Peramupadi) Hanief Saha Ghafur mengatakan, sekolah di Indonesia juga membutuhkan badan penjamin mutu internal sekolah. "Bagaimana mutu sekolah di Indonesia bisa berkembang kalau sekolah-sekolah di Indonesia tidak memiliki badan penjamin mutu internal sekolah," kata Hanief. rep:dyah ratna meta novia/antara ed: ratna puspita

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement