JAKARTA-- Kapolri Jenderal Sutarman mengatakan bahwa Polri sudah memetakan pendukung organisasi Negara Islam Irak dan Suriah/Syam (ISIS). Kapolri juga mencatat warga negara Indonesia (WNI) yang tengah berada di Timur Tengah dan kemungkinan telah bergabung dengan ISIS.
Jadi, semua yg terafiliasi selama ini adalah kelompok garis keras yang ada di Indonesia dan petanya sudah ada di kepolisian dan kita ikuti terus, ujar Sutarman, Kamis (14/8). Menurutnya, kepolisian juga memantau pihak-pihak di masyarakat yang tergoda paham ISIS karena ketidaktahuan.
Ia menambahkan, kepolisian mencatat ada 56 orang WNI yang pergi ke Suriah dan Irak untuk berperang. Dari jumlah tersebut, empat di antaranya meninggal dunia. Ada yang meninggal karena bom bunuh diri, katanya.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyaad Mbai mengungkapkan, sebanyak 34 WNI sudah bergabung dengan ISIS. Dari 34 WNI tersebut, satu orang di antara mereka telah tewas dalam aksi terorisme. Tapi kalau ada yang menyebut ratusan, itu tidak menutup kemungkinan sebab pengikut ISIS bisa jadi terus berkembang, ujarnya.
Dijelaskannya, di kawasan Yaman, misalnya, terdapat pelajar asal Indonesia berjumlah sekitar 2.500 orang. Jika sepuluh persennya saja menjadi simpatisan ISIS, jumlahnya bisa mencapai ratusan.
Ke-34 WNI anggota ISIS, ia melanjutkan, merupakan pemain lama yang selama ini dikenal sebagai hard core alias petarung kelompok teroris di lapangan. Mereka juga sebelumnya pernah menjadi pelaku aksi radikalisme dan terorisme dengan nama gerakan yang lain.
Ansyaad juga meminta masyarakat mewaspadai penyusupan paham-paham radikal. Menurutnya, titik-titik radikalisme di Indonesia, di antaranya Aceh, Lampung, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bima, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Poso, Bekasi, Ciputat, Solo, Makassar, Poso, Bengkulu, Medan, dan Kalimantan Selatan. Di daerah yang disebutkannya tadi, terjadi praktik baiat untuk masuk kelompok radikal.
Gerakan ISIS lahir dari kumpulan sekelompok organisasi radikal yang beroperasi selama perang Irak dan Suriah pada pertengahan 2014. Mereka bertujuan mendirikan kekhalifahan Islam dan kerap menggunakan cara kekerasan.
Wamenag Nasaruddin Umar meminta masyarakat berhati-hati merespons ISIS. Ia mengkhawatirkan munculnya sorotan terhadap organisasi itu memicu masyarakat mudah mengecap kelompok tertentu sebagai simpatisan ISIS.
rep:wahyu Syahputra/c78/indah wulandari ed: fitriyan zamzami