REPUBLIKA.CO.ID, NEW ORLEANS -- Pejabat Pemerintah Amerika Serikat mengungkap pelaku penyerangan dengan cara menabrakkan mobil di New Orleans, Louisiana, pada Rabu (1/1/2025) membawa bendera kelompok teroris Daesh (ISIS). Sedikitnya 15 orang tewas dan 35 lainnya terluka ketika pelaku yang diidentifikasi sebagai Shamsud Din Jabbar, pria berusia 42 tahun asal Texas dan veteran Angkatan Darat AS
Menurut kantor berita Iran IRNA mengutip laporan media AS, Kamis (2/1/2025), Biro Investigasi Federal (FBI) mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa pelaku tewas dalam baku tembak dengan polisi setelah melakukan penyerangan. Mengutip dua sumber penegak hukum, CNN melaporkan penyerang membawa bendera Daesh di dalam kendaraannya saat serangan berlangsung dan FBI sedang menyelidiki kemungkinan hubungannya dengan organisasi teroris itu.
Salah satu sumber mengatakan beberapa alat peledak juga ditemukan di dalam kotak penyimpanan es yang ada di truk pelaku. FBI sebelumnya menyatakan mereka sedang menyelidiki insiden tersebut sebagai tindakan terorisme.
Amerika Serikat dan badan intelijennya telah lama dituduh oleh sejumlah negara dan organisasi dunia telah menciptakan dan mendanai kelompok teroris Daesh dengan bantuan beberapa negara Asia Barat untuk melaksanakan rencana jahat terhadap beberapa negara di kawasan, termasuk Irak dan Suriah. Presiden Joe Biden dan Presiden terpilih Donald Trump menanggapi serangan truk dan penembakan di New Orleans tersebut.
"Tidak ada bentuk kekerasan yang dapat dibenarkan, dan kami tidak akan mentolerir serangan terhadap rakyat kami," kata Biden dalam pernyataannya, Rabu malam waktu setempat.
Trump mengaitkan insiden tersebut dengan imigrasi ilegal dan mengklaim: "Seperti yang saya katakan sebelumnya, para kriminal yang datang (ke Amerika Serikat) jauh lebih buruk daripada para kriminal di negara ini. Pernyataan ini telah menjadi kenyataan."
Sementara itu, polisi AS menyelidiki kemungkinan tindakan terorisme setelah sebuah truk terbakar dan meledak di depan hotel Trump di Las Vegas. Insiden tersebut menewaskan satu orang dan melukai tujuh lainnya.
Polisi dan petugas pemadam kebakaran Las Vegas di Negara Bagian Nevada mengumumkan pada Rabu waktu setempat bahwa satu orang di dalam mobil tersebut tewas tanpa mengungkap identitasnya.
Pejabat AS mengatakan penyebab ledakan tersebut belum diketahui, tetapi ABC News, mengutip seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa ada sejumlah granat mirip kembang api di dalam kendaraan Tesla tersebut. Insiden itu sedang diselidiki sebagai kemungkinan tindakan terorisme, kata laporan media.