Selasa 08 Jul 2014 14:30 WIB

Kerling Kolang-Kaling

Red:

Siapa tak kenal kolang-kaling. Buah kenyal, berwarna putih, dan berbentuk lonjong ini hampir selalu hadir di meja makan saat berbuka puasa. Kolang-kaling yang dikenal pula dengan sebutan buah atep ini bisa diolah menjadi beragam takjil, seperti kolak, manisan, setup buah, hingga campuran dalam beragam minuman dingin.

Pohon aren atau enau (Arengan pinnata) gampang ditemui di hampir seluruh wilayah Indonesia. Namanya pun bermacam-macam. Di Aceh, kolang-kaling disebut anau dan bakjuk. Orang Minangkabau menyebutnya onau. Sebutan yang hampir sama, yakni onao, digunakan masyarakat Toraja. Sementara, di Bali dinamakan honau. Lain lagi dengan masyarakat Jawa Barat yang menyebutnya kawung.

Tak hanya buahnya, ternyata hampir seluruh bagian dari pohon aren bermanfaat. Akarnya dapat digunakan untuk bahan kerajinan tangan. Janur atau daunnya yang masih muda kerap dimanfaatkan sebagai bahan pembungkus atau pengganti kertas rokok, sementara batangnya digunakan untuk berbagai macam peralatan bangunan. Kemudian, air nira dari pohon aren sejak lama dikenal sebagai bahan utama membuat gula merah atau cuka.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Republika/Rakhmawaty La'lang

Pedagang Kolang Kaling

 

Aren merupakan tumbuhan berbiji tertutup. Dalam hal ini, biji buahnya terbungkus daging buah. Nah, biji dari buah aren inilah yang kemudian disebut kolang-kaling. Untuk menghasilkan kolang-kaling, buah aren dibakar terlebih dahulu hingga hangus atau bisa juga direbus selama beberapa jam. Setelah direndam dengan air kapur selama beberapa hari, barulah biji-biji ini menjadi kolang-kaling yang siap diolah.

Dari sisi kuliner, kolang-kaling merupakan bahan pangan yang luwes. Artinya, ia mudah diolah menjadi beragam jenis sajian. Asisten Chef Hotel Santika, Soeharto, mengaku, kerap berkreasi dengan kolang-kaling. Ia, misalnya, mengolah biji aren yang lonjong dan kenyal ini menjadi setup, tepatnya setup pisang kolang-kaling. Tidak sulit membuat sajian ini, apalagi semua bahan yang dperlukan dapat dengan mudah didapatkan di pasar atau supermarket. ''Gunakan pisang kepok yang tua, namun belum terlalu matang. Menu ini bisa disajikan panas atau dingin.''

Di tangan Soeharto, kolang-kaling juga dapat "disulap" menjadi minuman yang menyegarkan, yakni jahe kolang-kaling. Minuman ini pun bisa disajikan panas atau dingin, bergantung selera.

Selain enak dimakan, kolang-kaling juga memiliki kandungan gizi yang baik. Dosen Ilmu Gizi dari Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta Ibnu Malkan BI SGz menjelaskan, kolang-kaling mengandung protein dan karbohidrat. Kolang-kaling juga mengandung serat kasar.

"Ini bagus untuk membantu melancarkan saluran pencernaan dan memberikan rasa kenyang, sehingga cocok untuk orang yang sedang diet menurunkan berat badan," tutur Ibnu kepada Republika, belum lama ini.

Cermat memilih

Memilih bahan pangan apa pun memang harus cermat dan hati-hati. Tak terkecuali, dalam memilih kolang-kaling. Pastikan, Anda memilih kolang-kaling yang benar-benar segar dan layak konsumsi.

Ibnu mengatakan, kolang-kaling yang segar ditandai dengan warnanya yang masih jernih, tidak mengeluarkan aroma asam yang tajam, rasa masih netral, dan saat dipegang terasa kenyal. Sebaliknya, kolang-kaling yang tidak segar terlihat dari warnanya yang tidak jernih, layu, di bagian pinggir tampak lebih putih, dan saat dipegang terasa lembek dan berlendir. 

Kolang-kaling yang sudah tidak segar biasanya juga berasa kecut atau asam akibat mengalami proses fermentasi yang terlalu lama saat perendaman. "Hati-hati pula apabila menemukan kolang-kaling yang berwarna kebiruan. Lebih baik, jangan dibeli karena itu bisa disebabkan adanya mikroba atau reaksi kolang-kaling dengan wadah aluminium yang digunakan untuk merendam,'' ujar Ibnu.

Nah, setelah mendapatkan kolang-kaling segar, kini tiba saat untuk membersihkanya sebelum diolah. Untuk menghilangkan lendir dan bau tak sedap pada kolang-kaling, cucilah berulang-ulang dengan air bersih atau direndam menggunakan air beras selama beberapa jam.

Menurut Ibnu, air beras dapat membantu menghilangkan lendir dan menghilangkan aroma asam pada kolang-kaling. "Agar aroma kolang-kaling wangi dapat ditambahkan daun pandan dan jeruk purut saat perebusan.''

Di pasaran, terdapat kolang-kaling yang masih mentah, ada pula yang telah diolah alias siap santap. Nah, produk olahan dari kolang-kaling juga patut diwaspadai. Sekadar contoh, manisan kolang-kaling yang tampil dengan warna-warna mencolok yang biasanya menggunakan pewarna buatan dan zat pengawet. Kolang-kaling berwarna mencolok, seperti hijau atau merah juga kerap dijumpai di lapak penjual es campur.

Sebaiknya, hindari kolang-kaling semacam itu. Sebab, sangat sulit untuk memastikan bahwa si pedagang menggunakan pewarna makanan yang aman untuk kesehatan. ''Lebih baik, pilih kolang-kaling yang tidak memakai zat pewarna, pilih yang warnanya natural saja karena makanan apa pun yang memakai pewarna kurang baik untuk kesehatan,'' Ibnu mengingatkan.  Nah, selamat berkreasi dengan kolang-kaling. rep: mgrol22 ed: wachidah handasah

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement