SERANG -- Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Banten menggelar Musabaqah Qiroatul Kutub (MQK) yang diikuti ratusan santri dari berbagai pondok pesantren (ponpes) di Banten.
Kepala Bidang Pendidikan Keagamaan dan Agama Islam (Pakis) Kemenag Banten H Mahfudin mengatakan, kegiatan MQK yang digabungkan dengan debat bahasa serta Pesantren Fair diikuti oleh sekitar 440 orang peserta dari perwakilan ponpes di delapan kabupaten/kota se-Banten.
"Kami akan menyiapkan peserta terbaik untuk mewakili Banten di MQK tingkat nasional di Jambi pada 1 September 2014," kata Mahfudin seusai membuka kegiatan tersebut, Senin (11/8).
Ia mengatakan, tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk membiasakan dan menumbuhkan kecintaan para santri dalam mempelajari kitab kuning. Sebab, dalam musabaqah ini akan dilombakan sejumlah materi seperti nahwu sorof, balaghah, fikih, dan materi lain dalam kitab kuning.
"Harapan kami santri bisa memaknai, memahami dan mengimplementasikan kandungan kitab kuning tersebut. Kami juga berharap para santri mampu menangkal dan mengantisipasi berbagai isu seperti yang berkembang saat ini terkait ISIS," kata Mahfudin.
Menurut dia, ponpes yang merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia menjadi wadah untuk kaderisasi ulama. Sayangnya, gerakan kaderisasi ulama saat ini tersebut sangat minim. Ia berharap, menggeliatnya pembelajaran kitab kuning bisa melahirkan kembali para ulama.
"Kami juga mengadakan kegiatan debat bahasa agar para santri terbiasa dengan bahasa untuk menghadapi era global," katanya.
Sedangkan, Pesantren Fair bertujuan menggugah dan mengangkat kreativitas para santri dan ulama di pesantren yang selama ini tidak terlihat di permukaan. "Kami ingin tumbuhkan kreativitas santri sehingga memiliki keterampilan hidup (life skill). Untuk mewujudkan itu, perlu dorongan dinas dan instansi terkait di Provinsi Banten," kata Mahfudin.
Sementara, Kepala Bagian Keagamaan Biro Kesra Provinsi Banten Yusuf Soufi mengatakan, berbagai kegiatan untuk meningkatkan sumber daya manusia dan pendidikan di ponpes diharapkan mampu mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Banten. Dengan demikian, nantinya para santri memiliki daya saing yang kuat serta mampu membangun kemandirian.
"Banten yang terkenal dengan sebutan daerah seribu kiai dan sejuta santri ini bisa menunjukkan eksistensinya dalam peningkatan sumber daya manusia yang siap bersaing di era global," kata Yusuf. antara ed: wachidah handasah