Kalau dunia perpolitikan tahun 2014 diramaikan oleh pemilihan anggota legislatif dan pemilihan presiden maka dunia pendidikan terutama diramaikan oleh implementasi Kurikulum 2013. Berbagai kalangan, baik pendidik, siswa, orang tua, anggota legislatif, pakar, penerbit buku, masyarakat biasa, hingga orang-orang pemerintahan memberikan komentar terhadap kurikulum baru di bidang pendidikan tersebut. Tanggapan mereka ada yang positif, namun tidak sedikit pula yang negatif. Keberadaan dua kubu tersebut membingungkan masyarakat.
Persoalannya, banyak orang yang berkomentar tentang Kurikulum 2013, namun sebenarnya mereka belum pernah membaca atau mempelajari kurikulum tersebut. Mereka tidak paham apa sesungguhnya isi Kurikulum 2013. Padahal, seandainya mereka telah membaca dan memahami Kurikulum 2013, kurikulum ini bukanlah kurikulum yang berangkat dari nol, melainkan jawaban atau respons terhadap merosotnya mutu pendidikan akhir-akhir ini. Dengan kata lain, Kurikulum 2013 berusaha memberikan solusi terbaik untuk pendidikan nasional.
Hal itulah yang ingin ditegaskan oleh kedua penulis buku tersebut. Zulfikri Anas sehari-hari bergelut dengan berbagai kegiatan meramu kurikulum. Sejak tahun 1991 sampai saat ini, ia masih aktif di Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selain itu, Akhmad Supriyatna merupakan mantan konsultan dan praktisi media massa yang kini menjadi praktisi pendidikan dengan mengembangkan Sekolah Kampung sebagai model pengelolaan pendidikan perpaduan antara konsep sekolah alam, sekolah manusia, dan sekolah kerja.
Melalui buku ini, kedua penulis secara halus mengingatkan setiap orang untuk tidak begitu saja memvonis Kurikulum 2013 baik atau buruk. Keduanya mengajak kepada semua pihak untuk mempelajari Kurikulum 2013 dari dua sisi, baik sisi hitam (kekurangannya) maupun putih (kelebihannya). "Penggunaan istilah hitam-putih dalam kajian ini adalah untuk mengungkap bahwa setiap kebijakan pasti memiliki dua sisi, hitam dan putih. Akan tetapi, tidak untuk mempertentangkan. Misi buku Hitam Putih Kurikulum 2013 adalah menunjukkan kepada khalayak bahwa setiap kebijakan memiliki dua sisi yang saling melengkapi." (hlm 14)
Penulis mengawali bukunya dengan menjelaskan latar belakang lahirnya Kurikulum 2013 (bab pertama), kemudian kontroversi seputar Kurikulum 2013 (bab kedua), dan filosofi yang dipertanyakan (bab ketiga). Bab berikutnya membahas membumikan Kurikulum 2013, sedangkan bab kelima mengupas penerapan Kurikulum 2013 di sekolah.
"Andaikan Kurikulum 2013 memang benar mengembalikan implementasi pendidikan ke arah yang sebenarnya maka tidak ada sisi-sisi dari Kurikulum 2013 yang keluar dari kaidah ilmu mendidik." (hlm 227)
Buku ini perlu dibaca oleh berbagai pihak, terutama yang terkait dengan dunia pendidikan. Sehingga, semua orang bisa memandang Kurikulum 2013 dengan jernih. Seperti ditegaskan oleh penulis pada pengantar buku ini, "Marilah kita memahami Kurikulum 2013 ini dari semua dua sisinya dan setelah itu mari kita sikapi dan kita beri solusi sehingga dunia pendidikan akan memiliki warna yang indah dan memberi harapan melahirkan tatanan kehidupan masyarakat yang terdidik dan berperadaban tinggi." rep:irwan kelana ed: reiny dwinanda
Judul : Hitam Putih Kurikulum 2013
Penulis : Zulfikri Anas dan Akhmad Supriyatna
Penerbit : Al-Mawardi Prima dan PBP
Cetakan : I, Mei 2014
Tebal Buku : 236 halaman