Selasa 12 Aug 2014 16:30 WIB
siesta

Idealisme di Balik Bisnis Hijab Anak

Red:

Kritik terhadap Muslimah yang mengenakan jilpon alias jilbab poni dan jilboobs alias jilbabers yang mengenakan baju ketat hingga payudaranya terlihat menonjol mengalir makin deras belakangan ini. Mari sikapi kritik tersebut secara positif. Itulah gunanya berhijab. Akan banyak orang yang ikut menjaga Muslimah berhijab agar terus berada di rel syariat.

Di tengah masyarakat, banyak orang tua yang memakaikan jilbab pada anak perempuannya yang masih kecil. Mereka berharap dengan begitu anandanya akan mengenal pakaian Muslimah, nyaman mengenakannya, dan terbiasa memakainya. Sejumlah produsen tergerak memproduksi jilbab untuk anak demi menarik minat Muslimah cilik.

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Dok pribadi

 

***

Permintaan Konsumen

Kesadaran Muslimah untuk mengenakan hijab sesuai syariat makin terakomodasi dengan menjamurnya produsen hijab syar'i. Baju longgar dengan hijab panjang sederhana ini banyak diminati Muslimah dewasa. Bagaimana dengan produk untuk Muslimah cilik?

Banyak orang tua yang ingin memasangkan hijab syar'i pada buah hatinya. Ketersediaan hijab syar'i bagi anak akan membantu Muslimah cilik mengenal pakaian yang sepantasnya. "Ide membuat hijab syar'i untuk anak datang dari suami saya," kata Aktari Candradewi, pemilik akun Instagram Produk Aisyah.

Semula, Aktari berjualan aneka produk busana dengan corak tie dye. Akhir tahun lalu, ia beralih menjadi penyedia busana Muslim syar'i. Bisnis ini ia nilai memiliki banyak nilai lebih. "Produk Aisyah bukan saja ada untuk berbisnis, tetapi juga menjadi media dakwah."

Dua bulan pertama meluncurkan Produk Aisyah, Aktari kewalahan melayani pelanggan. Dagangannya laku keras. Produk Aisyah yang dipasarkan melalui Instagram ini diminati ibu-ibu muda yang ingin tampil kompak dengan anandanya dalam balutan hijab syar'i.

Aktari kemudian melayani pemesanan hijab syar'i yang ukurannya dapat disesuaikan dengan ukuran tubuh anak. Pelanggan cukup memesan model yang ada dengan memberikan ukuran badan si kecil. Dengan begitu, tiap anak akan mendapatkan busana Muslimah plus kerudung yang pas. Cara tersebut cukup jitu untuk memikat pelanggan. Aktari tak pernah menerima komentar negatif terhadap produknya yang telah sampai ke tangan konsumen.

Aktari yang asli Yogyakarta mendesain sendiri produknya. Referensi model busana didapatnya dengan banyak browsing dan membaca. Busana anak-anak berikut hijabnya tidak didesain berlebihan. Anak-anak akan lebih nyaman dengan gaya yang simpel dan busana dengan bahan yang mudah menyerap keringat. Sebelum membuat desain Aktari pun selalu berburu bahan jenis jersey impor dan sifon yang memenuhi kriteria kenyamanan tersebut.

Hijab untuk si kecil desainnya semakin beragam. Seiring dengan berubahnya tren hijab syar'i untuk Muslimah dewasa, hijab anak pun ikut berganti model. Warna cerah dan pastel mendominasi di pasaran. Ibu dan anaknya pun tampil kembar dengan balutan hijab syar'i.

Aktari menjual Produk Aisyah secara online. Ia telah lima tahun berpengalaman berdagang online. Instagram saja cukup untuk menjadi media pemasarannya. Akun @produkaisyah sudah memiliki lebih dari 16 ribu followers. Akun tersebut dikelola oleh lima administrator yang siap melayani konsumen dengan cara chatting melalui  ,Blackberry Messenger Line, atau Whatsapp. Aktari juga memiliki lebih dari 25 reseller.

***

Turban Favorit Hijabers

Untuk mengakrabkan si kecil dengan busana Muslimah, model turban yang menjadi favorit sejumlah Hijabers dewasa juga bisa dipakaikan. Akan tetapi, kebanyakan produk hanya menjual turban bayi tak menutup sempurna aurat. Muslimah dewasa biasanya memakai turban dengan mengenakan inner dan kerudung tambahan yang dapat menutupi dada. Mengingat pemakainya adalah Muslimah cilik yang belum wajib menutup rapat auratnya, turban bayi masih cocok untuk dipasangkan.

Turban bayi yang praktis untuk dikenakan itulah yang menjadi bisnis utama Nurma Retno Sari dan Arfiah. Ide bisnis turban bayi muncul sejak Nurma dan Arfiah membuat turban untuk adik sepupu mereka. Foto produknya mereka pajang di akun Instagram pribadi. "Ternyata banyak yang suka," kata Nurma.

Nurma dan Arfiah lantas bermitra dan menangkap peluang usaha tersebut. Dua bulan lalu, Samara Babyshop berdiri. Keduanya bahu-membahu memproduksi dan memasarkan turban bayi. Meski baru merintis bisnis, order terus berdatangan. Puluhan turban terjual dalam setiap bulan. "Omzetnya masih sedikit, namun peningkatannya signifikan," ujar Nurma semringah.

Untuk menarik minat calon konsumen, Nurma dan Arfiah mendesain turban semenarik mungkin. Soal gaya, turban tentu itu-itu saja. Bermain detail menjadi cara paling aman untuk kreasi turban. Semakin lucu dan menarik detail yang diberikan, konsumen semakin suka. Mereka menambahkan aksen bunga, pita, dan memanfaatkan kain bermotif yang menawan. Detail, seperti butiran manik dan payet, pun ada di produk Samara Babyshop.

Dulu, variasi turban bayi tidak banyak. Turban hanya dibuat dengan menggunakan satu jenis kain. Kini, produsen bisa bermain dengan memadukan kain polos dan bermotif serta menambahkan detail sebagai aksen. Samara Babyshop hanya menjual turban dengan bahan kaus dan jersey. Kedua jenis bahan ini tidak ketat untuk dipakaikan di kepala bayi, tak menimbulkan rasa gatal, dan tak pula membuat gerah.

Nurma dan Arfiah rajin menjelajahi laman fashion di internet. Mereka juga kerap mendatangi toko peralatan perlengkapan bayi untuk mendapatkan inspirasi desain. Dari situ mereka mendapatkan referensi model terkini.

Nurma dan Arfiah tak gentar bersaing. Mereka yakin tiap produsen sudah memiliki segmen pasar tersendiri. Samara Babyshop memberikan fasilitas penukaran bila konsumen menerima barang yang cacat atau tidak sesuai keinginan. "Bagi kami, yang penting menjaga kualitas produk," kata Arfiah.

Mengandalkan akun Instagram @samara_babyshop untuk berjualan, Nurma dan Arfiah, menggaet lebih dari 300 followers dalam dua bulan pertama berbisnis. Menjalankan bisnis dari Jakarta, pelanggan Samara Babyshop lebih banyak dari luar daerah. Keberadaan toko online ini menjadi solusi bagi mereka yang kesulitan mendapatkan turban bayi yang imut dan lucu. Ke depannya, samara akan mengeluarkan produk untuk anak-anak, remaja, dan bunda. Saat ini mereka juga tengah bersiap merekrut pegawai untuk membantu produksi.

***

Prihatin dengan Model Busana Anak-Anak

Tiga tahun lalu, Ade Wahyudi meluncurkan NaylaKidz. Bisnis ini ia rintis menyusul keprihatinannya terhadap busana anak-anak perempuan yang tampak tak pantas untuk dikenakan Muslimah cilik. Pengembangan produk NaylaKidz termasuk terstruktur. Setiap tiga bulan sekali selalu datang model terbaru.

Beberapa desainer independen Ade rekrut untuk menciptakan model terbaru. Menyasar pasar anak-anak berusia satu sampai 12 tahun, NaylaKidz identik dengan warna-warna cerah. NaylaKidz juga memiliki desain hijab yang berbeda, yakni dengan corak-corak menarik sehingga tidak memberikan kesan mainstream.

Dari segi pemilihan bahan, katun combed dan denim menjadi pilihan utama. Kedua bahan tersebut cenderung menyerap keringat, nyaman, dan membuat anak bebas bergerak. Katun combed dan denim juga mudah dibersihkan jika terkena noda. Untuk membuat produk NaylaKidz makin menarik, Ade memilih membungkusnya dalam kemasan premium.

Ade mengandalkan reseller dan agen di luar Bandung untuk memasarkan NaylaKidz. Jaringannya di Surabaya dan Malang berhasil menyumbang angka penjualan terbesar untuk Pulau Jawa. Pemasukan paling besar berasal dari hasil penjualan di Kalimantan dan Sulawesi. Para agen mendapatkan fasilitas potongan harga hingga 50 persen dari harga jual. "Delapan puluh persen produk terjual secara offline dan omzet kami mencapai Rp 1 miliar per bulannya."

Ade melihat pesaingnya belum banyak. Peluang bisnisnya pun masih terbuka lebar untuk siapa pun yang ingin meramaikannya. Terlebih, kondisinya sekarang semakin kondusif. Dulu, orang jarang melihat anak berjilbab. Kini, setiap Muslimah cilik banyak yang memiliki jilbab sendiri.

Saat ini, Ade mulai menggarap pasar online melalui laman www.naylakidz.com. Di laman tersebut, konsumen bisa mendapatkan informasi terbaru tentang produk NaylaKidz. Di samping itu, Ade juga telah membuat akun Instagram @naylakidz yang masih dalam proses pengembangan. rep:nora azizah  ed: reiny dwinanda

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement