Banyak pasangan muda yang memilih menunda memiliki momongan karena masih ingin menikmati "masa pacaran". Ketika buah hati sudah hadir melengkapi kebahagiaan, kebutuhan untuk "pacaran" tetap ada, namun waktu untuk merealisasikannya sudah semakin terbatas. Bagaimana mengakali keterbatasan waktu tersebut? Ketiga Muslimah berikut ini memiliki tipsnya masing-masing. ed: reiny dwinanda
Makan Bersama
Ria Restiana Eka Sari selalu memiliki waktu untuk berdua bersama sang suami, Asdit Tri Asmoro. Meskipun keduanya sama-sama sibuk bekerja, mereka masih sempat mencuri waktu untuk "pacaran". Mereka rutin berduaan saat malam menyelimuti bumi.Sepulang dinas malam, Asdit akan menjemput Ria. Mereka tak langsung pulang ke rumah. Keduanya memilih mencari tempat untuk makan malam bersama, lokasinya tak mesti yang mewah.
Setiap bulannya mereka juga selalu membuat agenda untuk makan bersama di restoran. "Waktu ber dua annya mungkin cuma sebentar, tapi cukup berkualitas karena kami bisa mendiskusikan banyak hal sambil makan bersama," ujar perempuan kelahiran Magelang, 23 April 1985.
Selain makan malam bersama, Ria dan Asdit biasanya menghabiskan waktu berdua untuk jalanjalan ke mal untuk belanja ataupun nonton film di bioskop. Di akhir pekan, mereka gemar pergi ke pasar kaget. Entah sekedar melihat-lihat barang dagangan di pasar tersebut ataupun membeli barang keperluan pribadi atau untuk dijual kembali. "Hiburannya murahmeriah tapi menyenangkan rasanya bisa berduaan," ujar perempuan yang berprofesi sebagai perawat dan pedagang ini.
Tak hanya itu, Ria dan Asdit juga terkadang hanya berjalan-jalan keliling daerah rumahnya dengan sepeda motor. Mereka tidak mampir di mana pun, hanya berkendara sambil berbagi cerita. Biasanya itu mereka lakukan kala sedang merasa penat dengan pekerjaan. Ketika sudah di rumah suasana hati Ria dan Asdit sudah tenang lagi. "Dengan begitu, kami mempersempit ruang untuk memunculkan masalah-masalah yang sebenarnya tidak perlu diperdebatkan," ungkap Ria yang menitipkan Irham Pratomo Altamis (15 bulan) kepada orang tuanya ketika pergi berdua Asdit.
Memanfaatkan waktu untuk bisa berdua bersama suami sangat bermanfaat bagi Ria. Kebersamaan mempererat keakraban dan membuat keduanya dapat saling mengerti satu sama lain. "Kami bisa berdiskusi masalah personal yang orang lain tidak perlu tahu atau bisa saja mengenang masa indah sebelum menikah."
Tak Perlu Keluar Rumah
Berbeda dengan Lulu dan Ria, Rizka Rahmawati jarang berduaan dengan sang suami, Wibowo. Ia lebih senang menghabiskan waktu bertiga dengan anandanya, Cikal Razita Kencana (20 bulan). Di akhir pekan, mereka bertiga akan menghabiskan waktu bersama.Walaupun ada kegiatan kantor di hari Sabtu dan Ahad, Rizka akan membawa serta suami dan anaknya sekalian untuk berlibur. "Jarang sekali saya dan suami pergi benar-benar berduaan."
Rizka dan Wibowo merasa tidak tenang pergi meninggalkan buah hati mereka. Meskipun Cikal dititipkan, keduanya tetap berat untuk berangkat. Mereka lebih nyaman pergi ke tempat-tempat yang pernah dikunjungi sebelum menikah sambil membawa anak. "Jadi lebih seru dan tenang karena anak ada bersama kami," ujar Rizka.
Walaupun begitu, Rizka juga mengakui pentinganya waktu untuk berduaan bersama Wibowo. Untuk mengakali keterbatasan waktu, mereka berduaan saat Cikal sudah tertidur, sekitar pukul tujuh malam. "Kami biasanya pergi makan malam di luar sementara Cikal tidur dijaga oleh neneknya," ucap perempuan kelahiran Jakarta, 2 Maret
1986 ini.
Rizka dan Wibowo lebih sering menjalin keakraban di rumah. Menurutnya, untuk berdua bersama suami tak perlu jauh-jauh keluar rumah. Di rumah pun bisa asal tetap berkualitas. Saat ananda sudah tidur, sambil menonton, ia dan suami duduk bersama di kamar. "Nonton dan minum kopi bareng lalu meng obrol seru dalam suasana yang privat juga terasa indah," komentarnya.
Rizka dan suami sepakat, mereka perlu berduaan agar dapat menyatukan persepsi dengan kondisi yang berkembang. Mereka juga kerap membicarakan hal-hal yang membuat tidak nyaman dari masing-masing. Dengan begitu mereka tidak sampai berantam dahulu baru bicara. Selain itu, Rizka dan Wibowo yang telah enam tahun menikah juga sering membicarakan masalah keuangan dan hal-hal aktual di kehidupan mereka. Rencana masa depan pun menjadi topik pembahasan yang membuat keduanya semakin erat menggenggam tangan satu sama lain.
"Komunikasi harus lancar dan kehadiran buah hati menambah erat ikatan batin kami," tutur perempuan yang berprofesi sebagai dosen tetap dan PUDIR III bagian Kemahasiswaan Akademi Kebidanan Tiara Bunda di Cinere, Jakarta Selatan ini.
Satu Hari Full
Lulu Sri Setianingsih mampu menjaga kemesraannya bersama suami setelah memiliki seorang buah hati. Ia dan suami, Jumardiyana, selalu berusaha meluangkan waktu untuk berduaan. "Meski cuma sehari saja, itu sudah cukup bagi kami," tutur Lulu.
Selama satu hari itu, Lulu dan suami melepas kerinduan. Jumardiyana yang berbisnis jual-beli besi mengikuti jejak bapak mertuanya sering kali pergi ke luar kota. Menjalankan pekerjaan tersebut, ia meninggalkan rumah paling tidak satu sampai tiga bulan. Ditinggal selama itu jelas membuat Lulu rindu. Begitu pula sebaliknya dengan sang suami. Jika kota tujuan bisnis Jumar tak jauh dari Jakarta, Lulu masih bisa menyusulnya. "Kalau terlalu jauh ya terpaksa memendam kangen."
Begitu pulang ke rumah, Jumar waktunya tak otomatis tersedia untuk Lulu. Utamanya, ia akan menghabiskan waktu bersama burung-burung peliharaannya. Setelah puas dengan binatang kesayangannya tersebut, barulah Jumar bermain bersama buah hatinya, Khanza Aqeela Nur Eiliyah yang akrab disapa Lala. "Berikutnya baru giliran saya yang ditemani." Biasanya, Jumar memilih mengajak istrinya berpacaran di malam hari. Sorenya, Lulu menitipkan buah hatinya kepada saudara iparnya. Lala yang berusia tiga tahun menginap di sana. "Beruntung Lala tidak rewel ketika ditinggal ayah bundanya," ucap Lulu.
Merasa tenang setelah menitipkan anandanya kepada orang kepercayaan, Lulu dan Jumar pergi nonton. Mereka memilih me nonton film yang ditayangkan saat midnight. Setelah itu, kedua nya berwisata kuliner. Pagi nya, mereka me neruskan kebersamaan dengan jalan pagi berdua. "Kalau lagi malas jalan pagi, kami akan memanfaatkan waktu untuk melakukan apapun yang bisa dilakukan berdua, misalnya sarapan di luar atau bersih-bersih rumah," kata Lulu. Siang atau sore harinya, Lulu dan Jumar menjemput anaknya. Dengan strategi pembagian waktu seperti itu, pasangan suamiistri ini memiliki waktu pacaran seharian penuh. Di rumah tangganya, Lulu dan Jumar menjadikan hal tersebut sebagai kebiasaan.
Ketika suami berada di Jakarta bersamanya, masa pacaranya bisa dua minggu atau kadang sebulan sekali. Ketika suaminya di luar kota, Lulu terbiasa ke salon untuk sekadar creambath atau luluran. Ia ingin menyambut belahan jiwanya dengan penampilan yang segar. Menurutnya, kesegaran penampilan sangat penting untuk menjaga agar hati sang suami tetap untuknya. Lulu menyadari pekerjaan Jumar berat godaannya. Rekan bisnis terkadang membujuk Jumar untuk menyetujui penawaran yang diajukan dengan mengenalkannya dengan perempuan lain. "Suka duka istri tukang besi seperti itu, jadi saya harus pintar-pintar mencuri waktu untuk berduaan," ujar Lulu yang dipersunting Jumar tahun 2010.
Lulu dan Jumar tak selalu keluar rumah untuk menikmati kebersamaan sebagai suami-istri. Mereka dapat berduaan saat ananda telah tidur pulas. Di malam harinya, mereka bisa men dengarkan radio lalu bermain game online bersama. Siapapun yang kalah main game akan mentraktir atau memijat yang menang. Walaupun ujung-ujungnya tetap Lulu yang dipijat suaminya sambil ngopi dan ngemil di belakang rumah. "Hal sederhana seperti itu sudah indah sekali untuk kami," ujar ibu rumah tangga yang juga berjualan online dan juga menjadi bagian administrasi di CV ayahnya.
Apakah waktu berdua bersama suami yang hanya seharin itu cukup buat Lulu? Baginya waktu itu cukup dan yang penting bukan berapa lama waktu berdua, namun kualitas kebersamaan tersebut. "Saat berduaan, kami sepakat tidak menerima telepon atau BBM dari siapa pun dan hanya SMS saja yang boleh dibuka." Lulu juga mengakui waktu berdua bersama suami memberikan banyak manfaat. Lulu menjadi istri yang tak mudah cemburu kala sang suami sedang bekerja di luar kota. "Yang penting komunikasi jalan terus, baik melalui telepon ataupun texting."