Sabtu 20 Apr 2013 08:47 WIB
Teror Boston

FBI Tembak Pelaku Peledakan Bom Boston

Dhzokhar Tsarnaev, diidentifikasi FBI sebagai 'Tersangka Kedua' dalam kasus pengeboman Maraton Boston, 2013.
Foto: BOSTON POLICE DEPARTMENT
Dhzokhar Tsarnaev, diidentifikasi FBI sebagai 'Tersangka Kedua' dalam kasus pengeboman Maraton Boston, 2013.

REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON -- Puluhan peluru polisi mengakhiri sepak terjang Tamerlan Tsarnaev (26 tahun). Pelaku peledakan bom Boston Marathon ini tewas setelah terlibat baku tembak dengan polisi di pemukiman padat Watertown, Massachusetts, Amerika Serikat (AS), Kamis (19/4) malam waktu setempat atau Jumat (20/4) WIB). Pelaku lainnya, Djohar Tsarnaev (19), berhasil meloloskan diri.

Tamerlan dan Djohar kian terdesak setelah Biro Investigasi Federal (FBI) menyebar fotonya pada Rabu (18/4). Pengejaran berawal ketika Tamerlan dan Djohar melakukan perampokan di sebuah toko dekat kampus Massachusetts Institute of Technology (MIT) pada Rabu malam. Dalam perampokan ini, mereka menembak mati seorang petugas keamanan MIT.

Mereka lalu membajak sebuah mobil dan menurunkan pengemudinya di sebuah pom bensin. Di tengah kejaran polisi, mereka menghentikan mobilnya di Watertown menjelang tengah malam. Mereka saling tukar tembak dengan polisi dan sempat melempar bom rakitan. Tamerlan akhirnya roboh dengan luka tembakan di sekujur tubuhnya.

Untuk mempersempit ruang gerak Djohar, Negara Bagian Massachusetts menghentikan seluruh jalur transportasi di Boston, seperti bus dan kereta bawah tanah, pada Jumat pagi. Warga Boston juga diminta untuk tetap berada dalam rumah dan tidak menerima kedatangan tamu. Semua kegiatan usaha juga harus berhenti.

Semua jalur dari dan ke Boston tertutup, kecuali Bandara Internasional Logan. Meski begitu, sejumlah maskapai sudah membatalkan jadwal penerbangan. Seluruh wilayah Boston dalam kondisi darurat. FBI bersama kepolisian mengerahkan semua sumber daya dalam memburu keberadaan Djohar.

Dalam foto yang dirilis FBI dari lokasi ledakan bom Boston Marathon, Tamerlan mengenakan kacamata hitam dan mengenakan ransel. Sedangkan, Djohar mengenakan topi putih terbalik. FBI mengidentifikasinya sebagai Tamerlan dan Dzhokar Tsarnaev. Nama 'Djohar' berasal situs media sosial milikinya.

Tamerlan dan Djohar berasal dari Republik Chechnya, wilayah otonom di Rusia. Mereka menjalani pendidikan dasar di Republik Dagestan. Keduanya juga pernah menjalani pelatihan militer. Chechnya dan Dagestan berada di Kaukasus Utara yang terdapat Muslim sebagai mayoritas. Mereka sudah bertahun-tahun berada di AS dan memiliki izin tinggal yang sah.

"Kami percaya mereka adalah teroris," kata Kepala Kepolisian Boston Komisioner Edward Davis, kemarin. Akibat perbuatan mereka, tiga orang tewas dan 180 orang lainnya luka. Mereka menggunakan dua bom panci yang meledak hampir bersamaan ketika berlangsungnya Boston Marathon yang diikuti ribuan orang dari berbagai negara.

Presiden AS Barack Obama sudah mendapatkan informasi ihwal perkembangan penyelidikan ini. Pejabat Gedung Putih mengatakan, Obama sudah menerima brifing singkat dari staf kontrateroris yang menangani kasus bom di Boston ini. Obama juga sempat mengunjungi Boston untuk menyampaikan belasungkawa kepada korban pada Kamis. n bambang noroyono/ichsan emrald alamsyah/ap/reuters ed: m ikhsan shiddieqy

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement