Sabtu 08 Jun 2013 08:39 WIB
Mantan Presiden Soeharto

Golkar: Soeharto Pahlawan Nasional

Mantan Presiden Soeharto
Foto: dailytelegraph.co.uk
Mantan Presiden Soeharto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Partai Golkar mendorong pemerintah agar memberi gelar pahlawan nasional bagi mantan presiden Soeharto. Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Y Tohari mengatakan, terlepas dari segala kekurangannya, Soeharto adalah pemimpin yang berhasil. “Partai Golkar menilai Pak Harto sangat layak menerima gelar pahlawan nasional,” kata Hajriyanto ketika dihubungi Republika, Jumat (7/6).

Hajriyanto mengatakan, di antara kritik keras masyarakat, masih ada masyarakat lain yang menilai positif kepemimpinan Soeharto. Jumlah mereka yang menilai positif lebih besar ketimbang yang mengkritik. “Pak Harto adalah bapak pembangunan yang memberikan darma baktinya yang luar biasa kepada bangsa dan negara ini,” ujar Hajriyanto.

Salah satu keberhasilan Soeharto, menurut Hajriyanto, adalah usahanya menumpas komunisme di Indonesia. Menurutnya, apa yang dilakukan Soeharto tidak bisa dilakukan pemimpin lain di dunia. “Dia menghancurkan komunisme sampai sehancur-hancurnya. Sesuatu yang tidak bisa dilakukan pemimpin negara manapun di dunia ini,” katanya.

Hajriyanto mengakui, dalam masa kekuasaannya, Soeharto tidak memprioritaskan demokrasi dan HAM. Hal ini, menurutnya, karena Soeharto mementingkan stabilitas politik dan keamanan untuk pembangunan ekonomi. “Alhasil, Pak Harto memang menomorduakan demokrasi, tetapi semuanya itu demi pembangunan ekonomi,” ujarnya.

Menurut Hajriyanto, Soeharto lebih menekankan pembangunan agar kesejahteraan ekonomi dapat tercapai. Konstruksi pemikiran Soeharto adalah membuat rakyat sejahtera dulu secara ekonomi, baru nanti dikembangkan demokrasi. Atau, dengan kata lain, membuat rakyat kenyang perutnya, baru kemudian demokrasi. “Suka atau tidak suka, demikianlah keyakinan Pak Harto,” katanya.

Lantaran terlalu mendorong stabilitas keamanan, Soeharto akhirnya membatasi jumlah partai politik, membatasi kebebasan berserikat, termasuk membatasi kebebasan pers. Hal ini, menurut Hajriyanto, merupakan keyakinan politik Soeharto. “Pak Harto telah menanggung risiko atas pilihan-pilihan politiknya itu. Itulah harga yang harus dibayarnya,” ujarnya.

Usulan Golkar soal gelar pahlawan Soeharto disampaikan bertepatan dengan hari kelahiran Presiden Indonesia kedua itu pada 8 Juni. Di sisi lain, sejumlah masyarakat menggelar acara peringatan HUT almarhum presiden Soeharto ke 92, Sabtu (8/6). Sebagai bagian dari seremoni HUT Soeharto, beberapa jalan di sekitar Dalem Kalitan Solo, Jawa Tengah, ditutup.

Acara HUT Soeharto akan dihadiri oleh 30 ribu Muslim untuk pengajian dan salawatan. “Salawatan di makam Soeharto dipimpin langsung Habib Syekh bin Abdul Qodir Assegaf,” kata Wakasatlantas Polresta Surakarta AKP Suwito pada wartawan di Solo, Jumat.

Ia mengatakan, jalan yang ditutup, di antaranya Jalan Dr Moewardi, Jalan Sutomo, dan Jalan Kalitan. Sedangkan, Jalan Slamet Riyadi, Solo, akan dibuka-tutup.

Acara peringatan HUT Soeharto akan dihadiri putra-putri presiden yang berkuasa 32 tahun itu. Putra-putri Soeharto yang akan hadir, yakni Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto), Siti Hediati Haroyadi (Titiek), Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek), dan Sigit Harjojudanto (Sigit).

Selain itu, sejumlah tokoh nasional yang akan hadir, seperti Aburizal Bakrie, Agung Laksono, Akbar Tanjung, Tri Sutrisno, Wiranto, dan Subagyo HS. Soeharto dilahirkan pada 8 Juni 1921 dan meninggal dunia pada 27 Januari 2008. n muhammad akbar wijaya/antara ed: abdullah sammy

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement