REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Hanya kaus oblong biru dengan celana jeans ketat yang melekat di tubuh Cristiano Ronaldo. Kacamata gelap tergantung pada lingkar leher kaus. Gelang hitam melingkar di pergelangan tangan kanannya.
Dandanan itu tak lazim bagi siapa pun yang hendak bertemu orang nomor satu di Indonesia. Namun, itu tak berlaku bagi Ronaldo ketika bersua dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Telaga Waja, Tanjung Benoa, Badung, Bali (26/6).
"Terima kasih Bapak Presiden (SBY), saya sangat senang kembali ke Indonesia," kata Ronaldo melalui penerjemahnya. Ronaldo tampak canggung saat naik panggung. Rival Lionel Messi hanya itu menyampaikan kesannya tak lebih dari tiga menit.
Ronaldo menjadi tamu istimewa pada acara penanaman bibit mangrove di Telaga Waja. Dalam acara bertajuk “Save Mangrove, Save Earth” itu, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan memberi gelar Ronaldo sebagai duta Forum Peduli Mangrove Bali, lembaga yang diprakarsai pengusaha nasional Tomy Winata.
Usai resmi mendapat gelar itu, Ronaldo bersama Presiden dan anggota Kabinet Indonesia Bersatu II berkesempatan melakukan penanaman bibit mangrove bersama-sama. "Saya berharap ini bisa menjadi inspirasi untuk masyarakat Indonesia menjaga hutan bakau," ujar pesepak bola asal Portugal ini.
Meski hadir dengan tampilan biasa, Ronaldo membawa semangat dan pengaruh yang luar biasa bagi masyarakat Indonesia. Peran barunya sebagai duta mangrove Indonesia diharapkan mampu melecut semangat generasi muda untuk melakukan misi serupa.
Presiden mengapresiasi Ronaldo atas kepeduliannya terhadap lingkungan. "Sekarang saatnya kita semua wujudkan tekad, kita punya, 3,7 juta hektare lahan mangrove, mari kita jaga," kata Presiden.
Zulkifli Hasan yakin, Ronaldo akan memberikan kontribusi besar dalam pelestarian mangrove. Menurut dia, misi Ronaldo bersama Forum Peduli Mangrove Bali sejalan dengan agenda yang kini tengah diusung pemerintah. Pemerintah telah mencatat prestasi besar dalam upaya pelestarian hutan.
Sepanjang 2011 hingga 2012, kata Zulkifli, deforestasi tak lebih dari 450 ribu hektare per tahun. Padahal, sejak 1998, deforestasi mencapai 3 juta hektare per tahun. Setahun lalu, pemerintah telah menanam 1,6 miliar pohon selama setahun, tertinggi dari zaman ke zaman.
Ronaldo sempat memberi kaus tim Real Madrid berwarna putih dan bernomor punggung tujuh kepada Presiden dan Ibu Negara Ani Yudhoyono. Angka tujuh sudah melekat jadi nomor punggung Ronaldo sehingga dia berjuluk CR7. Bedanya, kaus untuk Presiden dan Ibu Negara itu tertera nama 'SBY' dan Ani'.
Ini merupakan kali kedua Ronaldo datang ke Indonesia. Sebelumnya, pemilik trofi Ballon d'Or 2008 itu pernah berkunjung ke Indonesia saat terjadi gempa disertai tsunami menghantam sebagian besar wilayah Aceh pada 2004 silam.
Kedatangan Ronaldo kali ini tak terkait sepak bola. Tak ada pula episode menendang bola antara Ronaldo dan Presiden. Semuanya murni dalam agenda kampanye pelestarian bakau di Indonesia. Namun, kedatangan Ronaldo kali ini tak terlepas dari pengalaman pertama ke Indonesia
Pemain yang dirumorkan bakal hengkang dari Real Madrid itu ternyata memiliki alasan khusus mengapa dirinya menerima tawaran dari Tanah Air. Adalah Martunis, seorang bocah asal Aceh yang membuat Ronaldo kembali memberikan perhatiannya kepada Indonesia.
Martunis adalah bocah kelas tiga sekolah dasar asal Aceh yang terapung-apung selama 19 hari di laut saat tsunami menghantam sebagian besar wilayahnya. Martunis yang sembilan tahun lalu mengapung dengan mengenakan seragam CR7, terselamatkan berkat tersangkut tumpukan mangrove.
Mangrove inilah yang kembali mendekatkan Ronaldo dengan Indonesia. Martunis pun hadir pada acara itu. Martunis, yang kini telah mengikhlaskan ibu dan adiknya yang tersapu tsunami, mengaku senang dapat kembali bertemu idolanya.
Martunis melengkapi kebahagiaannya saat mendapatkan jabat tangan dari Presiden. Ronaldo pun kedapatan melempar senyum saat bocah yang dibiayai sekolahnya hingga tamat itu maju ke depan menyambut permintaan Presiden untuk bersalaman. n angga indrawan ed: m ikhsan shiddieqy
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.