REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mengumumkan, nilai impor Indonesia per Mei 2013 mencapai 16,664 miliar dolar AS. “Jumlah tersebut berarti meningkat 1,22 persen dibandingkan impor pada April 2013,” ujar Kepala BPS Indonesia Suryamin kepada wartawan di Jakarta, Senin (1/7).
Dia menjelaskan, meningkatnya nilai impor tersebut disebabkan naiknya impor migas sebesar 393,0 juta dolar AS (3,06 persen), sedangkan impor nonmigas mengalami penurunan sebanyak 192,1 juta dolar AS (5,29 persen).
“Secara lebih rinci, penurunan impor migas disebabkan oleh turunnya nilai impor minyak mentah dan gas masing-masing sebesar 383 juta dolar AS (27,34 persen) dan 4,2 juta dolar AS (1,88 persen). Sementara itu, impor hasil minyak justru meningkat sebesar 195,1 juta dolar AS (9,73 persen),'' ujar Suryamin kepada wartawan di Jakarta, Senin (1/7).
Dia menambahkan, secara kumulatif nilai impor Indonesia mencapai 78.778,5 juta dolar AS atau mengalami penurunan sebesar 943,2 juta dolar AS (1,18 persen) dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Penurunan terjadi pada impor nonmigas sebesar 1.437,7 juta dolar AS atau 2,33 persen. “Sedangkan, impor migas justru mengalami peningkatan sebesar 494,5 juta dolar AS (2,73 persen),” katanya.
Secara lebih rinci, peningkatan impor migas disebabkan naiknya impor minyak mentah sebesar 1.040 juta dolar AS (21,94 persen). Sebaliknya, impor hasil minyak dan gas menurun masing-masing sebesar 276,1 juta dolar AS (2,35 persen) dan 269,4 juta dolar AS (16,89 persen).
Selama Mei 2013, kata Suryamin, nilai impor nonmigas Indonesia mencapai 13.227,1 juta dolar AS. Dari 10 golongan barang utama nonmigas Mei 2013, empat golongan barang di antaranya mengalami penurunan dibandingkan April 2013.
Keempat golongan barang tersebut adalah mesin dan peralatan mekanik, besi dan baja, bahan kimia organik, dan kapas dengan penurunan masing-masing sebesar 149 juta dolar AS (6,1 persen), 29,1 juta dolar AS (2,79 persen), 40,7 juta dolar AS (enam persen), dan 37,9 juta dolar AS (13,97 persen). Dari enam barang yang mengalami peningkatan, dua di antaranya mengalami peningkatan di atas 100 juta dolar AS, yaitu golongan mesin dan peralatan listrik yang meningkat sebesar 138,4 juta dolar AS (9,39 persen) dan golongan sisa industri makanan yang meningkat sebesar 163,2 juta dolar AS (135,1 persen).
Empat golongan barang lainnya yang meningkat di bawah 100 juta dolar AS adalah golongan kendaraan bermotor dan bagiannya yang meningkat sebesar 35,4 juta (4,97 persen), golongan plastik dan barang dari plastik sebesar 18,3 juta dolar AS (2,64 persen), golongan barang dari besi dan baja sebesar 56,8 juta dolar AS (13,07 persen), dan golongan serealia sebesar 22,4 juta dolar AS (6,46 persen).
Dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, selama Januari-Mei 2013, tiga golongan barang mengalami penurunan. Golongan kendaraan bermotor dan bagiannya mengalami penurunan sebesar 412,7 juta dolar AS (10,26 persen).
“Dilihat dari peranan terhadap total impor nonmigas Indonesia Januari-Mei 2013, 10 golongan barang utama tersebut memberikan peranan sebesar 65,66 persen. Besarnya peranan tersebut, terutama disumbang oleh golongan mesin dan peralatan mekanik sebesar 18,64 persen serta mesin dan peralatan listrik sebesar 12,9 persen,” ujarnya.
Dia menambahkan, untuk total nilai impor nonmigas Indonesia Mei 2013 sebesar 13.227 juta dolar AS atau turun 2,33 persen dibandingkan April 2013. Nilai impor nonmigas tersebut sebesar 2.816,1 juta dolar AS atau 21,29 persen berasal dari negara-negara kawasan Asia Tenggara dan 1.258,6 juta dolar AS atau 9,52 persen dari Uni Eropa.
“Dari total impor Indonesia pada Mei 2013, impor bahan baku atau penolong memberikan peranan terbesar, yaitu 12.530,3 juta dolar AS (75,19 persen), diikuti oleh barang modal sebanyak 2.846,7 juta dolar AS (17,08 persen), dan barang konsumsi, yaitu 1.287,4 juta dolar AS (7,73 persen),” kata Suryamin.
Namun, dibandingkan dengan April 2013, nilai impor barang konsumsi dan barang modal pada Mei 2013 mengalami peningkatan masing-masing sebesar 19,28 persen dan 7,24 persen. n rr laeny sulistyawati ed: irwan kelana
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.