REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan warga Kabupaten Karawang, Jawa Barat, memblokir ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek, Kamis (11/7). Aksi pemblokiran ini merupakan buntut konflik tanah yang berkepanjangan antara warga setempat dan sebuah perusahaan.
Yono Kurniawan, pengunjuk rasa, mengatakan, warga yang memblokir jalan bebas hambatan itu berasal dari Desa Wanakerta, Wanasari, dan Margamulya. Alasan warga memblokade jalan tol itu karena marah dan kecewa lantaran permasalahan konflik lahan dengan perusahaan yang tidak kunjung selesai. "Sejak 20 tahun lahan kami dikuasai APL. Kami turun ke jalan ini untuk memperjuangkan hak," ujar Yono.
Aksi pemblokiran dilakukan di jalan Tol Jakarta Cikampek Kilometer 44, Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang. Pemblokiran terjadi di dua arah, mulai pukul 09.10 sampai pukul 11.30 WIB. Akibat kejadian itu, arus lalu lintas dari dua arah mengalami lumpuh total.
Kemacetan terjadi dari arah Bandung menuju Jakarta maupun sebaliknya. Untuk mengatur arus lalu lintas, puluhan polisi yang mengendarai sepeda motor membimbing pengendara mobil yang terjebak untuk keluar dari pintu Tol Karawang Barat dan Timur.
Aksi massa itu juga diwarnai dengan membakar ban bekas di kedua jalur. Bahkan, masyarakat semakin beringas ketika aparat kepolisian berupaya membubarkan mereka. Kepolisian dari Polres Karawang sempat membubarkan demonstran dengan menggunakan water canon.
Namun, warga tidak juga bubar dan melakukan aksi perlawanan dengan melakukan pelemparan batu. Setelah gagal dibubarkan polisi, warga tetap berada di tengah jalan Tol Jakarta-Cikampek tersebut.
Untuk membubarkan aksi, Kepala Polda Jabar Irjen Suhardi Alius langsung melakukan dialog dengan warga. “Sebelum memasuki pertengahan siang, semua sudah teratasi, lalu lintas pun sudah kembali normal,” kata Suhardi.
Dialog yang dilakukan Suhardi dan petugas dari Polres Karawang dan Polres Bekasi ini akhirnya membuahkan hasil. Secara perlahan, para pengunjuk rasa mulai membubarkan diri. Warga juga mau membuka jalur yang telah diblokir dengan batang-batang pohon.
Kemacetan yang terjadi di ruas Tol Jakarta-Cikampek sepanjang 40 kilometer mulai terurai pada Kamis siang. Suhardi mengatakan, para pendemo yang mewarnai aksi mereka dengan orasi dan bakar ban ini sudah mengganggu ketertiban umum.
Terlebih, permasalahan yang mereka perjuangkan pun demi tujuan personal segelintir saja. Aksi pendemo dari masyarakat Karawang tersebut tak dapat dibenarkan. “Kami lakukan dialog dengan perwakilan mereka, diharapkan tidak ada lagi kejadian serupa yang mengganggu kepentingan umum lebih luas,” ujar Suhardi.
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar meminta masyarakat tidak menggelar unjuk rasa di jalan tol karena menghambat aktivitas perekonomian. “Ya, kalau mau demo boleh, tapi lebih baik di tempat lain,'' kata Deddy. Akibat aksi tersebut, terjadi kemacetan panjang menuju arah Jakarta. Menurutnya, unjuk rasa yang pada dasarnya sebagai bentuk penyampaian aspirasi tidak boleh menzalimi pihak lainnya.
Menko Perekonomian Hatta Rajasa menilai, pemblokiran di Tol Cikampek itu mengganggu aktivitas masyarakat dan perekonomian. “Ada kontainer mau lewat dan sebagainya," kata Hatta.
Kalaupun ada persoalan, menurutnya, jangan sampai mengganggu aktivitas dan fasilitas publik. Sengketa lahan yang menjadi akar persoalan seharusnya bisa diselesaikan lewat jalur dan mekanisme yang ada, bukan dengan melakukan pemblokiran. Ia mengatakan, pemblokiran jalan tol bukan sekali-dua kali terjadi. Ia mengingatkan agar jangan sampai kejadian serupa terulang pada masa depan. n ita nina winarsih/esthi maharani/gilang akbar prambadi/joko suceno/antara ed: ratna puspita
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.