REPUBLIKA.CO.ID, Guardiola melakukan beberapa modifikasi agar gaya bermain Muenchen tak terlalu mirip Barca.
Kehadiran Pep Guardiola sebagai pelatih baru Bayern Muenchen sempat disebut-sebut bakal menghadirkan nuansa tiki-taka dalam permainan skuat the Bavarians. Gaya permainan tersebut memang sudah lama identik dengan Guardiola kala masih membesut Barcelona.
Bersama gaya tiki-taka, Guardiola berhasil menyumbangkan 14 trofi untuk Barca dalam tempo empat tahun. Melihat kesuksesan tiki-taka, beragam pihak menilai jika pelatih asal Spanyol itu akan menularkan gaya tersebut ke skuat Muenchen musim ini.
Hal tersebut juga diamini oleh pemain legendaris timnas Jerman sekaligus Muenchen, Lothar Matthaus. ''Bisa saya katakan bahwa tiki-taka sudah sampai di Jerman. Ini gaya sepak bola yang sudah saya ketahui sebelumnya di Spanyol. Bayern Muenchen sudah mengalami inovasi baru di dalam tim,'' kata Matthaus seperti dikutip Sky Deutschland, pekan ini.
Dengan inovasi itu, Matthaus menilai Guardiola mampu melihat potensi dan mengeksplorasi kemampuan para pemain. Sebagai contoh, ada pada perubahan posisi Philipp Lahm yang biasa beroperasi sebagai bek kanan, kini menjadi gelandang bertahan. ''Perubahan posisi ini memudahkan Guardiola untuk menyusun skema baru yang mungkin asing bagi lawan-lawannya,'' ucapnya.
Melalui model permainan ala tiki-taka tersebut, Matthaus menilai Guardiola sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kesuksesannya bersama Muenchen. Kesuksesan itu bisa dilihat pada musim perdananya. Guardiola langsung berhasil membawa Muenchen meraih trofi Piala Super Eropa 2013. Di pentas Bundesliga Jerman, mantan gelandang timnas Spanyol itu juga sukses mengantar FC Hollywood ke posisi puncak klasemen sementara dengan catatan tak terkalahkan dalam delapan pertandingan.
Hal senada juga diungkapkan gelandang Muenchen, Toni Kroos. Ia menyambut baik evolusi gaya permainan yang dilakukan Guardiola. Gaya bermain itu, kata dia, sangat menyenangkan bagi rekan-rekannya. ''Itu sangat cocok untuk saya di mana kami banyak melakukan umpan pendek di lini tengah, lalu secara cepat berpindah ke sisi sayap,'' kata Kroos kepada Bild.
Namun, hal sedikit berbeda justru diungkapkan bek Muenchen, Dante. Pemain belakang asal Brasil itu tak setuju timnya dibilang menerapkan tiki-taka. ''Pep Guardiola tak pernah berbicara tentang teknik itu. Ia tak pernah menyuruh kami untuk menerapkan pola tersebut atau meniru gaya bermain Barca. Yang ditekankannya adalah bagaimana kami bisa menguasai bola selama mungkin,'' ujar Dante seperti dikutip Sport.es.
Boleh jadi, keberadaan gaya ala tiki-taka mungkin masih menuai perdebatan, baik antarpemain maupun publik sepak bola. Apakah benar keberadaan tiki-taka sudah menjalar di Muenchen? Sementara, Guardiola sepertinya juga melakukan beberapa modifikasi terkait gaya tersebut.
Bila di Barca, Guardiola menggunakan gaya tiki-taka dipadu dengan formasi 4-3-3. Kondisi berbeda terjadi di Muenchen. Ia lebih senang menggunakan formasi 4-1-4-1. Formasi ini bukanlah aturan baku. Guardiola tampaknya menyesuaikan penerapan formasi ini dengan kekuatan dan kelemahan lawan yang akan dihadapi serta kondisi skuat yang ada.
Guardiola juga melakukan perombakan dalam penempatan posisi pemain. Para pemain yang memiliki kemampuan fleksibilitas tinggi bisa saja diubah posisinya. Mario Goetze atau Javi Martinez adalah contohnya. Seperti dikutip Spiegel.de, Goetze bisa saja ditempatkan seperti Lionel Messi di Barca yang mampu menjadi striker sekaligus gelandang serang. Sementara, Martinez bisa diarahkan bolak-balik ke pusat pertahanan dan lini tengah. Tentu, skema ini tak bisa dilakukan tanpa dukungan pemain dengan skill tinggi lainnya, seperti Arjen Robben dan Franck Ribery. n umi lailatul ahdiyah ed: endro yuwanto
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.