REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — Kabut asap akibat polusi udara menyelimuti Kota Harbin, Senin (21/10). Jarak pandang hanya 10 meter menyebabkan puluhan penerbangan terpaksa dibatalkan. Harbin yang dihuni 11 juta orang ini merupakan ibu kota Provinsi Heilongjiang, timur laut Cina.
Kota lainnya, seperti Daqing, Tangshan berjarak dua jam perjalanan dari Beijing, serta Changcun, ibu kota Provinsi Jilin yang berbatasan dengan Heilongjiang juga tertutup kabut. Pekan lalu, Beijing merilis peringatan dengan kode merah yang menandai darurat polusi udara.
Selain itu, Beijing juga menghentikan sementara konstruksi, produksi pabrik, dan melarang kembang api. Badan Meteorologi Harbin menetapkan peringatan bertanda merah pukul 09.00 waktu setempat. Ini menunjukkan sejumlah kota di Heilongjiang dilanda kabut asap.
Mereka juga memperkirakan, kabut ini berlangsung sampai 24 jam mendatang. Ini berarti hingga Selasa (22/10). Musim dingin seperti sekarang sering memicu polusi udara terburuk di Harbin. Ini disebabkan oleh meningkatnya penggunaan batu bara di rumah tangga.
Selain itu, juga sistem pemanas kota. Sistem ini telah dioperasikan sejak Ahad (20/10). Kantor berita Cina, Xinhua, mengatakan bahwa pengoperasian sistem panas di musim dingin ini menjadi penyebab utama kabut asap.
Kabut membuat sekolah dasar dan menengah di Harbin tutup. Demikian pula, sejumlah jalan bebas hambatan. Pada Senin pagi, sedikitnya 40 penerbangan dari Bandara Internasional Taiping, Harbin, ke selatan Cina dan Beijing dibatalkan atau ditunda. Bus pun tak beroperasi.
Dengan jarak pandang terbatas, banyak warga mesti berjalan kaki ke tempat kerja. Alternatif lain, mereka menggunakan sepeda atau sepeda motor. Kabut membuat sebagian dari mereka terpaksa terlambat sampai di kantor.
Kepadatan particulate matter (PM) 2.5, indikator yang menunjukkan kualitas udara, di Harbin lebih tinggi 24 kali lipat dibandingkan kepadatan aman. Kepadatan PM berada di atas 617 mikrogram per meter kubik. Beberapa bagian Harbin mencapai 1.000 mikrogram.
Tingkat aman yang rekomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah 25 mikrogram. Sudah bertahun-tahun, pemerintah mengumumkan rencana mengatasi masalah polusi ini. Sayangnya, tak ada kemajuan berarti yang terlihat.
Bulan lalu, kabinet Cina mengumumkan rencana aksi mengurangi ketergantungan pada pengunaan batu bara. Biasanya, batu bara digunakan saat musim dingin seperti sekarang. Mereka bertekad penggunaannya di bawah 65 persen pada 2017 kelak.
Menurut data statistik Pemerintah Cina, konsumsi batu bara 68,4 persen dari total konsumsi energi pada 2011. Para pengguna Sina Weibo, Twitter versi Cina, mengecam ketidakmampuan pemerintah mengatasi polusi yang terjadi di Harbin.
Topan mengancam
Secara terpisah, Topan Raymond mengancam pesisir selatan Meksiko. Perlahan topan ini mengarah ke Acapulco, daerah wisata yang belum lama ini dilanda banjir. Kemungkinan hujan deras akan mengguyur Acapulco.
National Hurricane Center yang berbasis di Miami, AS, menyatakan, kekuatan Raymond bisa berlipat kapan pun. Kekuatan itu tak berubah sampai mendekati pesisir selatan pada Senin atau Selasa (23/10). Karena itu, pada Ahad malam pemerintah lokal telah mengantisipasi.
Mereka memerintahkan agar sekolah-sekolah di Acapulco diliburkan sementara. Terutam, yang berada di sekitar Pelabuhan Lazaro Cardanes. Kebijakan sama diberlakukan di pesisir barat laut yang kemungkinan dihampiri Raymond.
Peringatan datangnya topan ini disampaikan dari Acapulco yang berada di Negara Bagian Guerrero hingga Lazaro Cardenas yang masuk Negara Bagian Michoacan. Gubernur Guerrero Angel Aguirre memerintahkan warganya meninggalkan lokasi yang berisiko mengalami banjir besar.
Selain itu, Pemerintah Provinsi Michoacan meminta semua aktivitas maritim dan perjalanan dihentikan. Pertengahan September lalu, Meksiko mengalami banjir terburuk. Pemantiknya adalah badai tropis Manuel dan Ingrid yang melintasi Pasifik dan Teluk Meksiko. Badai tersebut menewaskan lebih dari 150 orang dan menyebabkan kerusakan dengan nilai mencapai enam miliar dolar AS. n ichsan emrald alamsyah /ap/reuters ed: ferry kisihandi
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.