Sabtu 18 Jan 2014 05:21 WIB
Regulasi Formula 1

Serbuan Pembalap Berbayar di Formula 1

Pembalap Red Bull, Sebastian Vettel, meloncat di podium usai menjuarai Grand Prix F1 di sirkuit Spa-Francorchamps, Belgia, Ahad (28/8).
Foto: AP
Pembalap Red Bull, Sebastian Vettel, meloncat di podium usai menjuarai Grand Prix F1 di sirkuit Spa-Francorchamps, Belgia, Ahad (28/8).

REPUBLIKA.CO.ID, Panggung Formula 1 (F1) mendapat kritikan terkait komersialisasi kursi pembalap oleh tim-tim peserta. Fenomena tersebut mencuatkan tudingan bahwa situasi finansial F1 sedang tak sehat.

Menurut Martin Brundle, maraknya praktik pay driver alias pembalap berbayar mengancam kualitas kompetisi jet-jet darat tercepat sejagat itu. Mantan pembalap F1 pada dekade 1980-an itu mengatakan, kiprah pembalap berbayar belakangan ini semakin membuatnya tak nyaman. "Keseimbangan di F1 akan rusak jika pembalap berbayar semakin mendominasi," kata Brundle awal pekan ini, seperti dilansir Autosport.

Fenomena pembalap berbayar kembali menjadi perbincangan hangat ketika tim Lotus merekrut Pastor Maldonado sebagai pengganti Kimi Raikkonen, akhir musim lalu. Maldonado mendapat kursi di Lotus berkat dana sponsor yang dibawanya dari Venezuela. Lotus terpaksa melepas Kimi yang berstatus mantan juara dunia ke Ferrari karena kesulitan keuangan.

Menurut Brundle, masalah yang menimpa Lotus tak bisa dianggap remeh. Fenomena tersebut harus menjadi bahan bagi manajemen F1 untuk melakukan revolusi sistem. "Ketika tim sekelas Lotus yang mampu menyulitkan Red Bull secara konsisten musim lalu mengalami kesulitan keuangan, maka ada suatu kesalahan yang fundamental," ucap pria yang kini berkarier sebagai komentator tersebut.

Selain Lotus, Force India juga menjadi tim F1 yang terpaksa melepas pembalapnya karena faktor keuangan. Force India memutus kontrak Paul di Resta untuk memberi tempat bagi Sergio Perez yang didukung dana sponsor. "Sangat mengecewakan melihat pembalap seperti Paul di Resta harus keluar dari F1 karena ada pembalap lain datang dengan membawa uang," keluh pria asal Inggris itu.

Brundle mengakui, tak semua pembalap berbayar memiliki talenta pas-pasan. Namun baginya, sangat menyakitkan jika pembalap harus menyediakan sejumlah uang agar bisa melakukan debut di F1. Ia menyerukan, semestinya F1-lah yang menyediakan anggaran untuk mempromosikan telenta-talenta muda.

Tidak semua pembalap berbayar hanya mampu menikmati karier seumur jagung di F1. Sejumlah juara dunia, seperti Michael Schumacher dan Fernando Alonso, mengawali debut di F1 sebagai pay driver. Lewis Hamilton dan Jenson Button juga masuk di F1 sebagai pay driver sebelum menikmati gaji tinggi dari tim masing-masing berkat prestasi di atas lintasan. n adi wicaksono ed: endro yuwanto

Gaji pembalap F1 musim 2013

(dalam juta poundsterling)

1.         Fernando Alonso (Ferrari)       20 juta

2.         Lewis Hamilton (Mercedes)     20 juta

3.         Jenson Button (McLaren)       16 juta

4.         Sebastian Vettel (Red Bull)     12 juta

5.         Nico Rosberg (Mercedes)        11 juta

6.         Mark Webber (Red Bull)          10 juta

7.         Felipe Massa (Ferrari)             6 juta

8.         Kimi Raikkonen (Lotus)            3 juta

9.         Sergio Perez (McLaren)           1,5 juta

10.        Romain Grosjean (Lotus)         1 juta

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement