JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan merevitalisasi 15 rumah adat di sejumlah provinsi di Indonesia. Hal tersebut dijalankan sebagai upaya pelestarian kearifan lokal.
Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud Kacung Marijan mengatakan, sebanyak 15 desa adat terdapat di Provinsi Bali, Pulau Sumba, Pulau Manggarai, Pulau Lombok, dan Provinsi Jawa Barat. Untuk merevitaliasi rumah adat di beberapa daerah tersebut, ujar Kacung, Kemendikbud memberikan kucuran dana Rp 500 juta per rumah adat untuk memperbaiki lingkungan dan bangunan.
Bersamaan dengan reviltalisai rumah adat, Kemendikbud juga melaksanakan revitalisasi tujuh desa adat di Sukabumi, Jawa Barat. Desa adat yang dimaksud ialah Kesatuan Adat Banten Kidul Kasepuhan Sinar Resmi, Sukabumi, Jawa Barat.
Menurut Kacung, besarnya bantuan senilai Rp 500 juta untuk renovasi rumah adat (imah gede) dan bangunan pendukungnya, seperti kamar mandi dan perbaikan lingkungan. "Total revitalisasi tujuh desa adat kami anggarkan sekira Rp 3,5 miliar," kata Kacung, Selasa (19/8).
Desa adat lainnya ialah Kelompok Pelestari Desa Adat Malapi Pabiring, Jalan Lintas Timur, Dusun Pabiring, Desa Malapi, Kecamatan Putussibau Selatan, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat (Kalbar). "Kemendikbud menganggarkan Rp 500 juta untuk membangun rumah panjang. Desa adat selanjutnya, yakni Kerukunan Keluarga Tongkonan Bamba, Dusun Baliu, Lembang Tadongkonan, Kecamatan Kesu, Toraja Utara, Sulawesi Selatan," ujarnya.
Selain itu, dana revitalisasi juga diberikan ke Desa adat Komunitas Masyarakat Bondo Kodi, Desa Dinjo, Kecamatan Kodi Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Komunitas Masyarakat Adat Wailala Wainyapu, Kecamatan Kodi Balaghar, Sumba Barat Daya, NTT. "Masing-masing Rp 500 juta juga kami berikan untuk membangun rumah adat di Rate Nggaro, NTT, dan Waerebo, NTT," ujarnya.
Kacung Marijan menjelaskan, Indonesia tengah berencana menjadi tuan rumah kegiatan "Citation of Excellent Architectural Design Reflecting East Asian Identity", sebuah kegiatan lomba perancangan desain arsitektur yang mencerminkan identitas lokal. Kegiatan itu digagas Indonesia dan pertemuan awal dalam bentuk regional coordinative meeting, diselenggarakan di Jakarta pada 19-21 Agustus 2014 dan dihadiri delegasi dari seluruh negara anggota ASEAN, kecuali Myanmar. Selain itu, hadir juga delegasi dari Korea, Jepang, dan Cina.
Pertemuan itu dimaksudkan sebagai forum untuk saling tukar gagasan antarkomunitas di kawasan ASEAN dan Asia Timur melalui lomba untuk menanamkan identitas Asia Timur, khususnya bagi generasi muda serta memperkuat jaringan promosi warisan budaya. antara ed: fitriyan zamzami