JAKARTA — Netralitas TNI/Polri di nilai hanya isapan jempol semata.Negara di minta untuk menindak oknum TNI/Polri yang terlibat dalam politik praktis pada Pemilihan Presiden(Pilpres)2014.
pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia(LIPI)IKrar Nusabakti menegaskan agar negara menindak oknumTNI/Polri yang terlibat dalam politik praktis pada Pilpres 2014.''Apakah si Budi Gunawan bertemu dengan tim sukses PDIP,dan Babinsa(bintara pembina desa)yang melakukan survei tadak hanya di Jakarta Pusat saja,tapi di lain tempat,"kata dia senin(9/6).
IKrar yakin,dua institusi itu sama dalam melakukan dukungan pada salah satu calon presiden.Apalagi ,menurut Ikrar,dua instansi ini saling membahu untuk menunjukkan siapa yang lebih unggul.
TNI, kata IKrar,lebih ingin Prabowo- yang menjadi presiden karenabagi mereka lebih aman di pimpin oleh militer,sementara POlri lebih suka Jokowi dari pada Prabowokarena ada ketakutan kepada 'saudara tua'-nya."Ini mereka berdua bersaing,sama-sama takut,"kata dia.
Adanya sejumlah perwira tinggi TNI/Polri yang terlibat politik praktis, seperti yang disinyalir Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mulai terkuak. Ketua Federasi Serikat Pekerja BUMN Arief Poyuono melaporkan pertemuan antara Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian (Kalemdikpol) Komjen Budi Gunawan dengan Tim Sukses Jokowi, Trimedya Panjaitan, ke Mabes Polri.
“Sekitar satu jam mereka berbicara, sangat serius, terus bisik-bisik. Saya ambil foto secara diam-diam, mereka mengetahui dan langsung pergi. Patut diduga punya hubungan khusus Budi Gunawan dengan Timses Jokowi,” ujar Arief, Senin (10/6).
Pertemuan itu diabadikan dalam bentuk foto di telepon genggam milik Ketua Federasi Serikat Pekerja BUMN Arief Poyuono terjadi pada Ahad (8/6). Arief mengaku curiga karena keduanya terkesan membahas permasalahan yang serius.
Arief mengatakan, ia mengunjungi restoran tersebut sebelum keduanya datang. Trimedya datang bersama tim sukses Jokowi yang lainnya. “Saya kira mereka datang bersamaan. Yang tim suksesnya juga banyak yang kenal Budi Gunawan. Ini patut diselidiki,” ujarnya.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Pramono Anung menilai informasi pertemuan antara Trimedya Panjaitan dan perwira tinggi Polri aktif, Komjenpol Budi Gunawan tidak perlu dibesar-besarkan. Sebab, menurut Pramono, pertemuan keduanya dilakukan secara terbuka. “Pertemuannya dilakukan di ruang terbuka rumah makan. Pasti tidak ada apa-apanya,” ujarnya.
Mabes Polri juga membantah bertemu Komjen Budi Gunawan dengan timses Jokowi di Senayan terkait urusan politik. “Bukan karena ada politik praktis,” kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Ronnie F Sompie.
Ronnie mengaku sudah mendapat klarifikasi dari Budi Gunawan bahwa tidak ada perjanjian untuk bertemu. Menurut Ronnie, Trimedya saat itu bersama teman-temannya yang satu gereja dengannya. Kemudian, Trimedya (timses Jokowi) melihat Budi dan memanggilnya terlebih dahulu.
Sebelumnya,Panglima TNI Jendral Moeldoko mengatakan laporan dugaan adanya pelanggaran pemilu yang di lakukan anggota babinsa di Gambir,Jakarta Pusat ,tidak terbukti.
Namun,keterangan berbeda di sampaikan Kepala Dinas PeneranganTNI AD Brigjen TNI Andika Perkasa.Ia mengatakan , ada pertemuan babinsa yang menanyakan mengenai pilihan warga.
rep:wahyu syahputra/muhammad akbar wijaya ed: muhammad fakhruddin