JAKARTA -- Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah memenuhi panggilan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk mengklarifikasi dugaan pelanggaran kampanye yang dialamatkan padanya, Kamis (3/7). Menurutnya, cuitannya di twitter tidak ditujukan untuk menghina para santri seperti dilaporkan kubu Jokowi-Jusuf Kalla.
"Bagaimana saya santri dan pendiri pesantren antisantri dan antipesantren. Sebanyak 82 kata (karakter) yang saya tulis untuk merespons janji salah seorang capres yang saya tidak mau sebut namanya, tapi ucapan saya dipolitisasi dan diputar seolah-olah saya antisantri, antipesantren, dan anti-Jokowi," kata Fahri.
Menurut Fahri, apa yang ditulisnya di jejaring sosial semata hanya sebagai kritik terhadap capres yang dinilainya terlalu banyak mengumbar janji. Mulai saat capres tersebut menjabat sebagai gubernur DKI, menurut Fahri, setidaknya sebanyak 60 janji telah diucapkan. Namun, menurut catatan Fahri hanya lima janji yang baru ditepati.
Ratusan santri yang tergabung dalam Aliansi Santri Indonesia dan Laskar Ahlussunnah Waljamaah menggeruduk kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Aksi para santri di Gedung DPP PKS merupakan buntut dari kekesalan santri terhadap celotehan elite Partai PKS Fahri Hamzah yang telah menyebut Jokowi 'sinting' karena menjanjikan tanggal 1 Muharram sebagai Hari Santri Nasional.
"Kami hanya menginginkan Bapak Fahri Hamzah meminta maaf kepada santri seluruh Indonesia," ujar Koordinator aksi Laskar Ahlussunnah Waljamaah Adi Tobing Permana dalam orasinya di depan Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan.
Sebagai seorang politisi parpol Islam, menurut Adi, Fahri harus berani dan mengakui apa yang diucapkan beberapa hari lalu melalui twitter adalah kekhilafan."Seharusnya bapak memberikan apresiasi terhadap keinginan Jokowi yang menjanjikan akan menjadikan tanggal 1 Muharram sebagai hari santri nasional," ujar Adi.
Dengan menggerakkan ratusan santri yang memadati Jl TB Simatupang, Adi menegaskan bahwa kelompok santri membutuhkan pengakuan dan keistimewaan karena telah mempunyai peran besar terhadap berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seharusnya Fahri Hamzah memberikan apresiasi terhadap keinginan tersebut, bukan malah mencaci dengan pernyataan yang sangat disesalkan.
Apalagi, tambah Adi Permana, sebagai partai Islam, PKS harusnya semakin menguatkan gagasan Jokowi terkait hari santri nasional.rep:erdy nasrul/ira sasmita/dyah ratna meta novia ed: muhammad fakhruddin