Ahad 29 Jun 2014 19:00 WIB
samba 2014

Menebak Manuver Van Gaal

Red: operator

FORTALEZA — Keberhasilan Belanda melangkah ke babak 16 besar Piala Dunia 2014 tidak terlepas dari fleksibilitas taktik permainan yang diterapkan Louis van Gaal. Sempat menerapkan formasi 3-4-1-2 dalam dua laga awal Grup B, Van Gaal mengubahnya menjadi pola 4-3-3 pada laga terakhir saat menghadapi Cile. Fleksibilitas taktik inilah yang akan menjadi keunggulan tim Oranje saat menghadapi wakil CONCACAF, Meksiko, dalam babak 16 besar Piala Dunia 2014, Ahad (29/6) malam WIB.

Van Gaal menegaskan, timnya tidak meninggalkan identitas permainan yang selama ini menjadi ciri khas tim Oranje. Pihaknya selalu mengevaluasi tiap taktik yang mereka gunakan dan akhirnya bisa diterapkan saat menghadapi lawan tertentu, termasuk saat bersiap menghadapi Meksiko di Sta dion Castelao. Sebelumnya, Van Gaal dinilai meninggalkan identitas permainan Belanda, yang memang dikenal menyerang dan menggantinya dengan model permainan yang lebih bertahan serta mengandalkan serangan balik cepat.

‘’Ini semua soal kemenangan. Saya menggunakan sistem permainan yang saya kira bisa membawa tim ini meraih kemenangan. Laga melawan Cile menjadi bukti, kami tidak hanya menunggu serangan dan akhirnya kami bisa menang,’’ ujar Van Gaal.

Pelatih berusia 62 tahun itu pun sudah bisa menurunkan skuat terbaik Belanda dalam laga menghadapi runnerup Grup A tersebut. Penyerang Manche ster United, Robin van Persie, sudah bisa merumput usai menjalani masa larangan bertanding.

Dalam laga kontra Cile, posisi Van Persie di gantikan Jeremain Lens. Trio Wesley Sneij der, Arjen Robben, dan Van Persie diprediksi akan menjadi andalan utama lini serang Belanda.

Tekad untuk bisa mengulangi prestasi di Piala Dunia 2010 pun kembali menghinggapi benak para penggawa tim Oranje usai mampu mengakhiri Grup B tanpa pernah kehilangan satu poin pun. Belanda pun berniat meneruskan rekor memetik sembilan kemenangan dalam 10 laga terakhir mereka di Piala Dunia hingga akhirnya mengakhiri kutukan tidak pernah menjuarai trofi paling bergengsi di duniasepak bola tersebut.

‘’Kami tidak mau berhenti di fase ini. Kami ingin melanjutkan kiprah bagus ini. Tapi, kami harus bisa berlatih dengan keras dan mempersiapkan diri lebih baik lagi. Tim ini masih tampil lebih baik lagi,’’ kata winger Belanda,Arjen Robben, dilansir Daily Mail.

Namun, el Tricolore juga memiliki modal bagus. Determinasi tinggi yang terus ditunjukkan Rafael Marquez dan kawan-kawan mampu membawa mereka menemani Brasil sebagai runnerup Grup A. Tim besutan Miguel Herrera itu sukses menyingkirkan Kroasia dan Ka merun. Modal itu pula yang membawa mereka mampu mengejar defisit dua gol dan mengimbangi Belanda 2-2 pada putaran grup Piala Dunia 1998, laga terakhir

kedua tim di kancah Piala Dunia.

Selain itu, kemenangan 3-1 atas wakil Eropa, Kroasia, dalam laga terakhir Grup A juga bisa menjadi bahan pelajaran buat Meksiko. El Tricolore pun memiliki rekor bagus tiap menghadapi wakil Eropa dengan hanya mengalami dua kali kekalahan dari 11 laga dan sela lu bisa mencetak gol dalam 11 laga tersebut.

‘’Kami akan mencoba menerapkan ide-ide kami untuk bisa kembali meraih kemenangan. Satu gol sudah cukup buat kami untuk bisa melaju ke babak selanjutnya,’’ kata Herrera dilansir Eluniversal. rep:reja irfa widodo ed: fernan rahadi

TIGA PERTEMUAN TERAKHIR KEDUA TIM

26/05/2010 Persahabatan Belanda 0-0 Meksiko

01/06/2006 Persahabatan Belanda 1-2 Meksiko

25/06/1998 Piala Dunia Belanda 1-1 Meksiko

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement