RIO DE JANEIRO - Babak perempat final segera dimulai. Tak hanya pemain dan pelatih yang bersiap melakoni laga tersebut, peran sang pengadil lapangan tentu tak bisa dilupakan begitu saja. Kritik tentang kualitas wasit yang kerap dikeluhkan para kontestan membuat FIFA harus lebih jeli dalam menunjuk wasit untuk laga perempat final nanti. Melalui laman resminya pada Rabu (2/7), FIFA telah mengumumkan wasit yang akan memimpin jalannya pertandingan pada babak perempat final.
Nestor Pitana, wasit asal Argentina itu ditunjuk FIFA untuk memimpin laga Derby Of Europe antara Perancis kontra Jerman yang digelar di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, Jumat (4/7) malam WIB. Wasit berusia 39 tahun tersebut sebelumnya sudah memimpin tiga pertandingan pada Piala Dunia 2014, yakni pada saat pertandingan Rusia versus Korea Selatan, Amerika Serikat versus Portugal, serta Honduras versus Swiss.
Sedangkan, untuk partai kedua pada babak perempat-final, yakni duel sesama penghuni Amerika Selatan antara tuan rumah Brasil kontra Kolombia, Sabtu (5/7) dini hari WIB, Carlos Velasco Carballo akan menjadi pengadil pada laga yang akan digelar di Stadion Castelao, Fortaleza, tersebut.
Carballo yang berasal dari Spanyol sebelumnya pernah mengatur jalannya laga pada fase grup, yaitu pada grup D antara Uruguay melawan Inggris serta Bosnia-Herzgovina bertemu Iran di Grup H. Sejauh ini, FIFA baru memutuskan wasit yang akan memimpin pada dua laga tersebut. Untuk laga berikutnya antara Argentina kontra Belgia dan Belanda vs Kosta Rika, badan sepak bola tertinggi di dunia tersebut belum berani memutuskan.
FIFA tampaknya masih berhati-hati sebelum memutuskan wasit yang akan memimpin laga antara Argentina vs Belgia dan Belanda vs Kosta Rika mengingat derasnya kritikan yang masuk dari para peserta Piala Dunia. Sebelumnya, FIFA telah memulangkan hakim garis asal Kolombia, Humberto Clavijo, yang dianggap telah membuat dua kesalahan fatal pada saat pertandingan antara Meksiko melawan Kamerun, Jumat (13/6) lalu. rep:c84 ed: fernan rahadi
Ikuti Whatsapp Channel Republika