Kamis 25 Sep 2014 12:00 WIB

Menunggu Telepon dari Jokowi

Red:

Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) memberi ruang kepada publik untuk mengusulkan calon menteri yang duduk di kabinetnya. Tawaran tersebut disambut sejumlah kalangan untuk mengusulkan kandidat yang akan membantu Jokowi.

Institute for Transformation Studies (Intrans) misalnya merilis nama-nama yang dianggap layak menjadi menteri dalam kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla mendatang. Nama-nama tersebut dimasukkan ke dalam 34 kementerian, mengacu kepada jumlah pos yang telah disebutkan Jokowi belum lama ini.

"Banyak sekali nama yang masuk, namun Intrans memiliki kewajiban untuk menentukan nama-nama terbaik berdasarkan kriteria yang telah disebutkan oleh Jokowi," kata Direktur Eksekutif Intrans, Saiful Haq saat memaparkan temuannya dalam acara bertajuk "Menakar Kabinet Trisakti Jokowi-JK" di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat (Rabu, 24/9).

Juga hadir sebagai pembicara Direktur Utama PT Gendhis Multi Manis, Kamajaya, Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta Bambang Setiaji, dan Pokja Lembaga Kepresidenan Rumah Transisi Jokowi-JK, Wandy Tutoroong. Kamajaya dan Bambang diundang karena sama-masuk nominasi, yaitu masing-masing sebagai menteri pertanian dan agraria serta menteri  pendidikan tinggi, riset, dan teknologi.

Kamajaya mengaku terkejut Intrans menempatkannya sebagai kandidat terkuat menteri agraria. Ketika ditanyai apa yang akan dilakukannya ketika kelak terpilih menjadi menteri agraria, Kamajaya menegaskan, kebijakan impor harus dipimpin dan ditentukan oleh kementerian yang mengurusi produksi dalam negeri. Sedangkan, Bambang Setiaji menyatakan siap jika dirinya didaulat menjadi menteri pendidikan tinggi, riset, dan teknologi.

Terpisah, Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Saleh Partaonan Daulay meminta agar komposisi kabinet Jokowi nantinya memperhatikan aspirasi masyarakat Riau. Menurut Saleh, di antara tokoh Riau itu memang salah satunya yang layak adalah Alfitra Salam yang selama ini punya rekam jejak yang jelas. Dia layak menjabat sebagai menteri pemuda dan olahraga. ''Pengalaman Alfitra selama lima tahun di Kemenpora sebagai Deputi I Bidang Pemberdayaan Pemuda dan Sesmenpora menjadikan mantan pengamat LIPI itu punya kapasitas memadai untuk memimpin kementrian itu,'' katanya.

Selain tokoh masyarakat dan kalangan profesional, sejumlah nama kepala daerah juga digadang-gadang menjadi kandidat menteri pada kabinet yang sedang disusunnya. Beberapa nama yang sudah beredar di bursa kandidat menteri di antaranya Ridwan Kamil (wali kota Bandung), Tri Risma Harini (wali kota Surabaya), Sultan Khairul Saleh (bupati Banjar), dan Nurdin Abdullah (bupati Bantaeng).

Dari nama-nama kepala daerah yang beredar saat ini, nama Bupati Banjar Sultan Khairul Saleh termasuk paling dijagokan. Ia dinilai layak menduduki posisi menteri pekerjaan umum (PU). Bukan saja berprestasi sebagai bupati dua periode, Khairul juga merupakan insinyur teknik sipil yang rekam jejaknya berpengalaman di bidang pembangunan infrastruktur.

Khairul yang juga memulai karier birokratnya sebagai pegawai Departemen PU, dan hingga saat ini bahkan masih tercatat sebagai PNS. "Sejak dulu Kesultanan Banjar berperan sangat penting bagi pembangunan Indonesia, termasuk Pangeran Muhammad Noor yang saat itu menjadi menteri PU dan sukses. Saya kira wajar bila sekarang Sultan Banjar di era modern juga ikut mewarnai Indonesia," kata tokoh banua Kalimantan Selatan Pangeran Rusdi Effendi AR.

Sementara Sultan Banjar Khairul Saleh yang dikonfirmasi mengenai kabar ini mengelak berkomentar. Ini mengatakan, soal pencalonan menteri merupakan hak prerogatif presiden, sehingga semua pihak harus menghormati proses yang tengah berlangsung saat ini. "Kita hormati prosesnya," katanya singkat.

Ungkapan Khairul mungkin mewakili setiap kandidat yang dijagokan oleh kelompok masyarakat yang mewakili daerah maupun kelompok profesional untuk membantu Jokowi di kabinet mendatang. Di samping menghormati setiap proses rekrutmen menteri, mereka juga berharap-harap cemas menunggu telpon dari Jokowi.  rep:muhammad subarkah ed: muhammad fakhruddin

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement