INCHEON -- Pasangan ganda tim beregu bulu tangkis putra Indonesia Angga Pratama dan Rian Agung Saputra mengakui, sempat merasakan beban terkait penampilan mereka di babak perempat final nomor beregu putra bulu tangkis Asian Games XVII. Mereka juga mengakui, lawan tampil lebih tenang dan lebih berani.
Angga/Rian memang sempat menjadi andalan Indonesia untuk bisa menyamakan kedudukan kala bertemu Taiwan di partai perempat final nomor beregu putra bulu tangkis. Dalam laga yang digelar di Gyeyang Gymnasium itu, Indonesia sempat tertinggal 1-2 lantaran kekalahan yang dialami Tommy Sugiarto dan Jonatan Christie.
Namun, alih-alih tampil maksimal dan menyamakan kedudukan, Angga dan Rian justru tampil mengecewakan dan kalah dalam dua set langsung 17-21 dan 18-21 dari ganda putra Taiwan, Hung Ling Cheng dan Min Chun Liao. Indonesia pun akhirnya tersingkir dari perburuan medali nomor beregu putra Asian Games XVII.
Rian pun mengaku sedikit terbebani karena diharapkan bisa menang agar Indonesia bisa menyamakan kedudukan. "Memang, ada sedikit beban, tapi kami telah berusaha semaksimal mungkin dan memberikan yang terbaik," kata Rian kepada wartawan seusai laga.
Selain itu, Rian juga mengaku, mereka tampil kurang berani di laga tersebut dan tidak tenang. Alhasil, mereka sempat kehilangan beberapa poin, terutama saat dalam kondisi kritis. "Kami kurang berani dan sempat membuat kesalahan di poin-poin kritis," lanjut Rian.
Sementara, Angga mengakui, pasangan Taiwan tampil lebih tenang dan bermain lebih bagus ketimbang mereka. Tapi, Angga tidak mau menyerah begitu saja. Kekalahan ini menjadi pelajaran berharga buat mereka berdua. "Evaluasi kami harus bisa tampil lebih tenang dan lebih bagus lagi," ujar Angga.
Tim putri
Sehari sebelumnya, tim beregu putri Indonesia tersingkir lebih dulu, usai disingkirkan tim putri Jepang dengan skor telak 0-3. Pebulu tangkis putri Indonesia Linda Wenifanetri, pasangan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari, dan Bellaetrix Manuputty berturut-turut kalah dari pebulu tangkis putri Negeri Matahari Terbit.
Dilansir dari laman PBSI, Nitya mengaku, terlalu memberikan banyak kesempatan kepada lawan mereka, yakni Ayaka Takahashi/Misaki Matsumoto, melancarkan serangan. Dalam laga itu, Greysia dan Nitya memang banyak melakukan pengembalian tanggung kepada lawan. "Sehingga, posisi mereka enak buat menyerang," kata Nitya.
Pasangan Nitya, Greysia Polii mengakui keunggulan lawan. "Pasangan Jepang ini ulet sekali. Di game ketiga saat kedudukan 19-19 ada bola-bola yang kita tak dapat kami kembalikan dengan baik sementara mereka tetap tampil konsisten. Inilah yang membuat Ayaka/Misaki bisa memenangkan pertandingan."
Adapun, pemain tunggal Bellaetrix Manuputty mengakui, dirinya terlalu banyak mengontrol bola dalam laga melawan Sayaka Takahashi. Belleatrix bahkan kalah dua set langsung 18-21, 14-21 dalam laga ini. "Saya terlalu banyak mengontrol bola, terlalu hati-hati. Begitu dapat poin banyak, hilangnya juga banyak. Saya sering melakukan kesalahan yang tidak perlu," kata Bella.
Mengevaluasi penampilan tim putri, manajer tim bulu tangkis Indonesia Lius Pongoh mengatakan bahwa Indonesia punya peluang mencuri angka kemenangan di dua partai pertama. Sayangnya, para atlet masih bermain terburu-buru dalam menghadapi putri-putri Jepang yang terkenal ulet dan sabar. "Penampilan tim putri sudah maksimal. Bella sudah berusaha untuk mengatasi Sayaka, Linda yang agak disayangkan karena tadi hampir menang, begitu juga Greysia/Nitya," ujar Lius. rep:c61 ed: andri saubani