Apakah tutupnya Ford di Indonesia karena lesunya perekonomian yang berdampak pada daya beli?
Pertama, saya ikut prihatin atas tutupnya diler Ford di Indonesia. Namun, mengenai alasan jelas apakah ini dampak dari perekonomian Indonesia yang sempat turun, kami dari Gaikindo belum mengetahui secara jelas.
Sebab, masalah penutupan bukan hanya disebabkan faktor perekonomian suatu negara, melainkan juga bisa menjadi satu strategi Ford. Bisa jadi perusahaan ini melihat segmen market Ford bukan di Indonesia.
Bukan karena pangsa pasar yang kecil?
Jika menilai pangsa pasar atau kebutuhan industri otomotif, Indonesia belum kehilangan peminat otomotif. Kebutuhan industri otomotif kita masih sangat besar. Tapi, bisa karena persaingan yang sangat ketat antara satu perusahaan dan perusahaan lain. Sebuah perusahaan pasti terus melihat apakah mobil pabrikannya bisa diterima di suatu negara atau tidak.
Apa dampaknya pada dunia otomotif?
Untuk dampaknya saya kira tidak akan begitu besar. Namun, sudah pasti ada masyarakat yang menyukai produk Ford kini beralih ke perusahaan lain. Mungkin beralih ke produk yang hampir sejenis atau justru mencari alternatif kendaraan lain.
Penutupan Ford ini juga akan berdampak terhadap pegawai?
Kalau itu sudah pasti karena Ford bukan perusahaan kecil, dipastikan banyak pekerja mereka yang tersebar di semua diler. Artinya, banyak karyawan yang akan kehilangan pekerjaannya. Tapi, di sisi lain, ini bisa menjadi penyelamat perusahaan dalam cakupan lebih besar.
Selain itu, penutupan ini kan menjadi hak setiap perusahaan dalam melihat bagaimana perkembangan perusahaan tersebut dalam mengembangkan industrinya. Oleh Debbie Sutrisno, ed: Ferry Kisihandi