Jumat 29 Jan 2016 14:00 WIB

Marwan Batubara, Direktur Eksekutif IRESS: Perusahaan Migas Memang Perlu Lakukan Efisiensi

Red:

Perusahaan migas dalam negeri melakukan PHK. Separah apakah nasib perusahaan migas saat ini?

Saya kira, perusahaan migas memang perlu melakukan efisiensi. Mereka harus bisa survive di tengah anjloknya harga minyak dunia. Caranya ya dengan mengurangi belanja, salah satunya dengan mengurangi beban gaji pegawai.

Mereka terpaksa melakukan itu agar selamat sampai nanti harga minyak dunia kembali naik. Masalah lainnya, biaya pokok produksi di Indonesia cukup tinggi, mencapai 30 atau 35 dolar AS per barel. Padahal, di Timur Tengah di bawah 20 dolar AS per barel.

Sementara itu, di AS juga tinggi, yaitu 50 dolar AS per barel. Tingginya biaya pokok produksi itu semakin menggerus pendapatan sehingga PHK tak bisa dihindarkan.

 

Sampai kapan tren rendahnya harga minyak akan berlangsung?

Saya kira, masih akan berlangsung cukup lama. Apalagi, OPEC belum lama ini menegaskan tidak akan memangkas produksi. Namun, saya memprediksi tahun ini rata-rata harga minyak tidak akan di bawah 30 dolar AS per barel.

 

Mungkin akan mendekati 40 dolar AS per barel sampai akhir tahun. Kalau prediksi Bank Dunia kan bisa mencapai 51 dolar AS per barel, tapi itu saya rasa masih ketinggian. Karena, suplai minyak dari Iran juga bertambah cukup besar.

Harga minyak sulit naik karena memang permintaannya tidak cukup tinggi, sedangkan suplainya terus bertambah. Ini salah satunya karena Cina yang tadinya diharapkan bisa menyedot banyak ketersediaan minyak di dunia ternyata ekonominya tumbuh tidak sesuai harapan.

Selain itu, Cina juga intensif mengembangkan energi terbarukan. Paling harapannya pada India yang ekonominya tumbuh paling tinggi saat ini di atas tujuh persen.

Apa yang bisa dilakukan pemerintah untuk menolong industri migas?

Mungkin bisa memberikan insentif berupa insentif fiskal. Contohnya dengan mengurangi pajaknya atau bea masuknya. Namun, saya pikir, pemerintah pun sedang bingung karena pendapatan negara menurun akibat anjloknya harga minyak.

Jadi, serbasalah juga. Kalau dikasih insentif, nanti penerimaan pajak bisa-bisa semakin berkurang.

Apakah rendahnya harga minyak bisa membuat harga BBM turun lagi?

Menurut saya, kita jangan bereaksi untuk langsung menurunkan harga BBM sebab harga BBM kan sekarang dievaluasi setiap tiga bulan. Kalau di bulan pertama rendah, belum tentu di bulan kedua dan ketiga akan sama.

Seharusnya rendahnya harga minyak ini kita manfaatkan untuk membuat semacam dana stabilisasi. Karena harga sedang turun, uangnya ditabung dan nanti digunakan untuk masyarakat apabila suatu saat nanti harga minyak kembali naik. Tujuannya supaya tidak buru-buru menaikkan harga BBM.

Sebelumnya, pemerintah mencetuskan dana pungutan BBM, apa bedanya?

Dana pungutan yang dicetuskan pemerintah kemarin kan digunakan untuk banyak hal. Salah satu fokus utamanya untuk mengembangkan energi terbarukan. Sementara, dana stabilisasi hanya digunakan apabila nanti harga minyak kembali naik. Oleh Satria Kartika Yudha, ed: Ferry Kisihandi

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement