Rabu 23 Jul 2014 12:00 WIB

Pasar Tumpah Jadi Titik Macet Jalur Mudik Cikampek-Tegal

Red:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

CIKAMPEK -- Jalur pantai utara (pantura) Jawa merupakan jalur favorit bagi para pemudik. Berdasarkan pantauan Republika, jalur pantura Cikampek-Cirebon-Tegal saat ini lumayan mulus untuk dilintasi. Namun, beberapa persimpangan dan pasar akan menjadi penyebab kemacetan yang akan ditemui pemudik pada Lebaran 2014.

Ada beberapa titik kemacetan jalur pantura Cikampek-Cirebon-Tegal yang sudah menjadi langanan bagi para pemudik dari tahun ke tahun. Titik macet yang harus diwaspadai di jalur pantura Cikampek-Cirebon-Tegal adalah gerbang keluar tol Cikampek (pertigaan Cikopo) dan puluhan pasar tumpah. 

Proyek pembangunan tol Cikampek-Palimanan (Cirebon) yang dimulai pada 2013, menyebabkan kesemerawutan lalu lintas dan kemacetan di lampu merah Cikopo. Kondisi diperparah dengan banyaknya bus dan angkot yang berhenti mencari penumpang di dekat pertigaan lampu merah Cikopo. "Sekarang saja sudah menimbulkan kemacetan parah apalagi nanti saat mudik," kata salah satu petugas Brigadir Wilahdi, di Pos Polisi Cikopo, belum lama ini.

Selepas pertigaan lampu merah Cikopo, pemudik akan menemui banyak pasar tumpah sebelum sampai di Cirebon. Titik macet yang harus diwaspadai karena adanya pasar tumpah, yakni Pasar Johar Karawang, Pasar Simpang Jomin, dan Pasar Cikampek. Kemudian memasuki ruas Pamanukan-Indramayu ada delapan pasar tumpah yang masing-masing hanya berjarak dua sampai delapan kilometer.

Penumpukan pasar tumpah dengan jarak hanya satu kilometer terjadi ketika semakin mendekati Cirebon. Ada Pasar Karang Ampel, Pasar Celancang, Pasar Mundu Cirebon, Pasar Kertasmaya, Pasar Tegal Gubug, Pasar Jamblang, Pasar Minggu Palimanan, Pasar Plered Palimanan, dan Pasar Kue Cirebon,

Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat  (Jabar) Dedi Taufik mengungkapkan, di Jabar ada 24 titik persimpangan sebidang serta ada 25 titik pasar tumpah di jalur pantura Cikampek-Cirebon. "Walaupun jalan sudah mulus namun masih terjadi kemacetan di titik-titik kemacetan saat mudik yakni di setiap persimpangan jalan dan pasar," kata Dedi, Sabtu (12/7) lalu.

Dishub Jabar memasang 21 kamera pengintai (CCTV) di sepanjang jalur pantura mulai dari Cikampek hingga Cirebon. Semua CCTV itu dioperasikan selama 24 jam dan ditempatkan di beberapa titik kemacetan. "Pergerakan kendaraan pemudik akan kami pantau di Central Control Room (CC Room) Dishub LLAJ Jabar," ujar Dedi.

Menurut Dedi, pihaknya akan memberlakukan sistem pengawasan 24 jam terhadap 21 CCTV. Fungsi dari CCTV ini adalah untuk mengetahui penumpukan kendaraan atau kemacetan di titik-titik kemacetan. "Kalau terjadi penumpukan hingga kemacetan panjang akan dilakukan intervensi melalui manajemen rekayasa. Bisa melalui lampu lalu lintas yang akan diberlakukan manual," terang Dedi.

Selain kemacetan akibat pasar tumpah, kendala yang akan ditemui pemudik adalah masih adanya beberapa jalan yang berada dalam perbaikan dan masih minim penerangan jalan. Beberapa titik yang terpantau minim penerangan jalan seperti di Jalan Raya Palimanan, Cirebon yang masih dalam tahap perbaikan dan pelebaran jalan.

Kewaspadaan pengendara harus ditingkatkan bagi pengendara yang melintas di malam hari karena minimnya penerangan di sepanjang jalur pantura Cikampek hingga Palimanan, Cirebon, ini. Adapun titik-titik yang masih minim penerangan yakni mulai selepas gerbang tol Cikampek, Cikopo, Jatisari, Ciasem, Pemanukan, Eretan, Patrol, Sukra, Pusaka Nagara, Losarang, Lobhener, Widasari, Arjawinangun, dan Palimanan.

Minimnya penerangan membuat daerah tersebut menjadi daerah rawan kecelakaan antara pengendara dan penyeberang jalan. "Kami mengimbau para pengendara pada malam hari untuk meningkatkan kewaspadaan," kata Kanit I Satlantas Pulres Indramayu Iptu Yogi Subagya.

Selepas Cirebon menuju Brebes, Jawa Tengah (Jateng), beberapa jalan berada dalam kondisi bergelombang. Kondisi jalan 'kriting' (istilah warga setempat) ini mulai terasa saat dari perbatasan Losari, Cirebon, memasuki perbatasan Losari, Brebes. Setelah itu, sepanjang jalan pantura Brebes hingga Tegal Kota, banyak ditemui jalan bergelombang.

Permukaan jalan yang tak rata itu mengakibatkan tidak lancarnya arus lalu lintas karena kendaraan harus mengurangi kecepatan. Titik-titik terparah jalan bergelombang yang menimbulkan kemacetan di antaranya yakni terdapat di kawasan Pasar Losari, Pasar Bulakamba, Pasar Tanjung, Simpang Pejagan, Pasar Kluwut, dan di jembatan Jalan Diponogoro. "Pengendara harus hati-hati, banyak jalan bergelombang," kata Kasat Lantas Polresta Tegal AKP Agus Triono.

Berdasarkan pantauan Republika, terdapat banyak perlintasan kereta api (KA) di jalur Brebes menuju Tegal yang tidak memiliki palang pintu. Di Kabupaten Brebes, masih ada 61 perlintasan KA yang belum dijaga dari total 83 perlintasan KA yang ada. "Di Kabupaten Brebes baru 22 perlintasan yang sudah dijaga," kata Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Brebes Mayang Sri Herbimo, Kamis (10/7).

Sementara di Kabupaten Tegal, dari 75 perlintasan KA, 63 di antaranya belum dilengkapi palang pintu. Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Tegal Fajar Rokhwidi mengatakan, untuk mencegah terjadinya kecelakaan di perlintasan KA yang belum berpalang pintu, pihak Dishubkominfo Kabupaten Tegal akan memasang spanduk-spanduk peringatan pada jarak sekitar 10-20 meter dari perlintasan KA.  "Kami juga akan memasang spanduk peringatan secara persuasif di seluruh perlintasan KA kepada pejalan, pengendara bermotor agar waspada dan berhati-hati ketika akan melintas di perlintasan KA," kata Fajar.

Kepala Bidang ASDP dan Kereta Api Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Jateng Prasetyo Kencana meminta para pemudik untuk waspada saat melintas di perlintasan KA, terutama di perlintasan KA yang tak berpalang pintu dan tak dijaga.

Prasetyo mengutarakan, dengan total 1.640 perlintasan, yang resmi ataupun liar (tidak berpalang pintu), maka permasalahan akan semakin kompleks. Jumlah perlintasan itu berada di sepanjang 240 km jalur double track antara Brebes-Cepu, 124 km antara Solo-Kutoarjo, dan 127 km antara Cirebon-Purwokerto, dan 132 km Kutoarjo-Sidareja.

Untuk mengamankan jalur mudik, Polresta Tegal akan mengerahkan 1.310 pasukan pengamanan gabungan Polri, TNI, dan perlindungan masyarakat (linmas). Jalur mudik yang diamankan untuk mengatasi kemacetan dan gangguan kriminalitas itu sepanjang 12 km. "Kami juga akan menerjunkan tim urai yakni personel polisi bermotor trail yang bertugas mengurai kemacetan di titik-titik kemacetan," ujar Kasat Lantas Polresta Tegal AKP Agus Triono. n ed: andri saubani

Setelah Subang dan memasuki simpang Lohbener, pemudik dapat memilih dua alternatif jalur yaitu melewati Jatibarang-Palimanan menuju Cirebon atau belok ke kiri melalui Indramayu-Karangampel-Cirebon. "Dua jalur ini tidak jauh beda. Kami menyarankan pemudik memilih jalur utara melalui Indramayu untuk menghindari kemacetan di Palimanan," ujar Kasi Lalu Lintas dan Angkutan Dinas Perhubungan Indramayu, Kusin.

Jika pemudik melewati jalur utara, ada dua pasar yang berpotensi menimbulkan kemacetan, Pasar Bangkir, dan Pasar Karangampel. Bagi yang mengambil jalur Palimanan, Kapolsek Palimanan AKP Lestiawan berjanji pihaknya akan berusaha membersihkan pedagang liar yang berpotensi menciptakan kemacetan di Pasar Tegal Gubug. "Kami akan berjaga dari pagi." n c72 red: rusdy nurdiansyah ed: andri saubani

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement