Kamis 18 Sep 2014 14:00 WIB

Asap Ganggu Penerbangan

Red:

JAKARTA — Asap akibat kebakaran hutan di Kalimantan mulai mengganggu jadwal penerbangan. Humas Lion Air Edward Sirait mengatakan, selama dua hari terakhir, rute penerbangan menuju Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), harus mengalami penundaan akibat terbatasnya jarak pandang.

Edward mencontohkan, pesawat rute Jakarta-Pontianak yang harusnya berangkat pukul 07.00 harus ditunda keberangkatannya. "Penundaan makan waktu hingga dua jam," katanya saat dihubungi Republika, Rabu (17/9).

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:JOKO SULISTYO/ANTARA

Sejumlah pengendara melintas jalan yang diselimuti kabut asap akibat kebakaran hutan.

Edward menambahkan, perusahaan mengalami dua kerugian, yaitu berupa ketidaknyamanan kepada para penumpang dan kerugian materiil. Untuk kerugian materiil, pihak Lion Air belum dapat menghitung jumlah pastinya. "Kru dan penumpang harus menunggu lama jelas tidak nyaman," keluhnya.

Sejauh ini, kata dia, perusahaan sudah berusaha memberi pengertian kepada para penumpang mengenai penundaan itu. Senada dengan Edward, Vice President Communication Garuda Indonesia Pujobroto mengatakan, dalam dua hari terakhir, beberapa penerbangan terganggu asap kebakaran hutan. "Kemarin dan hari ini ke GA 550 rute Jakarta-Palangkaraya harus delay," kata Pujo kepada Republika, Rabu (17/9).

Sedianya, kata dia, GA 550 dijadwalkan berangkat dari Jakarta pukul 05.50 dan mendarat di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, pukul 08.35 waktu setempat. Tetapi, akibat terbatasnya jarak pandang saat akan mendarat, pesawat dialihkan mendarat di Balikpapan, Kalimantan Timur. 

Setelah jarak pandang dianggap layak, pesawat baru terbang kembali ke Palangkaraya, pukul 10.20 waktu setempat. Menurut Pujo, pesawat tidak dapat dipaksakan untuk mendarat karena mempertimbangkan aspek keamanan. "Jarak pandang minimal 1.200 meter, tapi ini hanya 400 meter," kata Pujo.

Kebakaran hutan kembali menjadi perhatian dalam beberapa hari terakhir setelah sejumlah wilayah di Sumatra dan Kalimantan terselimuti kabut. Meski jumlah titik api cenderung menurun, asap sempat sampai ke wilayah Malaysia dan Singapura. Berdasarkan data yang terdeteksi oleh Satelit NOAA18, sejak 1 September sampai 16 September, terdapat 4.140 titik panas yang tersebar di 12 provinsi. Di antaranya, di Kalimantan Barat sebanyak 814 titik, Kalimantan Tengah 1.293, dan Sumatra Selatan 937.

Penanganan bencana kebakaran hutan dan lahan di Sumatra serta Kalimantan terhambat kekurangan pesawat. Angkutan udara ini sejatinya dibutuhkan untuk memadamkan api melalui pengeboman air dari udara. "Pesawat Hercules yang biasa digunakan punya TNI  saat ini sedang dalam masa perawatan dan akan ditarik untuk persiapan HUT TNI," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Rabu (17/9).

Pesawat Casa 212 milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) juga mengalami permasalahan. BNPB dan BPPT masih terus mencari pesawat untuk bom air dan modifikasi cuaca. Salah satu yang dihubungi, yakni Maskapai Pelita Air. "Kami berharap bisa segera mendapatkan pesawat," katanya.

Dia menjelaskan, kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Sumatra dan Kalimantan hanya bisa dipadamkan dengan hujan deras atau bom air. Alasannya, api membakar lahan gambut yang mencapai kedalaman 10 meter. Sementara, Teknik Modifikasi Cuaca (TMC) yang menghasilkan hujan buatan tidak bisa dilakukan sembarangan karena harus ada awan.

BNPB pun telah menganggarkan dana sebesar Rp 350 miliar untuk penanggulangan bencana kebakaran. Anggaran itu digunakan untuk sewa pesawat, bom air, dan modifikasi cuaca. Namun, Rp 50 miliar di antaranya telah digunakan untuk penanganan bencana kekeringan.

Di Sumatra Selatan, pemerintah setempat juga terus berupaya melakukan pemadaman titik api dengan cara melepas bom air ke lokasi hot spot. "Untuk memadamkan kebakaran lahan dan hutan, Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan melibatkan seluruh instansi terkait, seperti Dinas Kehutanan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), pemerintah daerah, juga bekerja sama dengan BPPT dan BNPB," kata Kepala UPTD Kebakaran Hutan dan Lahan Dinas Kehutanan Sumatra Selatan Achmad Taufik, Rabu (17/9).

Menurut Taufik, untuk memadamkan hot spot tersebut, kini dikerahkan empat pesawat helikopter yang membawa bor air ke lokasi kebakaran. "Empat helikopter bertugas memadamkan api di wilayah Palembang dan sekitar dua helikopter dan dua helikopter lainnya memadamkan api di kawasan pantai timur Sumsel," ujarnya.

rep:c88/maspriel aries/c91/c89/mursalin yasland/antara ed: teguh firmansyah

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement