Greysia Polii bersama Nitya Krishinda Maheswari menjadi penyumbang medali emas pertama untuk kontingen Indonesia pada ajang Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan. Datang sebagai unggulan ketujuh ganda putri, Greysia/Nitya sebetulnya justru tidak diunggulkan untuk meraih medali emas karena banyaknya pemain-pemain top yang berasal dari Cina, Korea Selatan, dan Jepang.
Greysia yang saat ini sedang dalam usia emas, 27 tahun, sebetulnya memiliki talenta yang hebat.Gadis kelahiran Jakarta ini layak disejajarkan dengan para seniornya, Vita Marisa dan Lilyana Natsir.
Foto:Republika/Rakhmawaty
Sayang, prestasi Greysia tidak semoncer ke duanya. Karena, sepanjang kariernya, prestasi terbaiknya baru medali emas Asian Games 2014. Bandingkan dengan Lilyana yang telah mengoleksi berbagai gelar bergengsi, seperti tiga kali juara All England dan juara dunia.
Sepanjang kariernya, perempuan berpostur 160 cm ini berulang kali berganti pasangan. Mulai dari Jo Novita, Meiliana Jauhari, Nitya Maheswari, Ang gia Sita Awanda, dan akhirnya kembali ke Nitya. Peringkat tertinggi yang pernah diraihnya adalah delapan dunia bersama Meiliana. Masalah cedera kerap menghambat prestasinya di bulu tangkis. Selain itu, Greysia juga sulit mendapatkan pasangan yang mampu meningkatkan permainannya. Beruntung, setelah kembali di pasangkan dengan Nitya, tangan dingin pelatih Eng Hian mampu memoles keduanya menjadi pasangan ganda putri yang mampu bersaing dengan pasangan ganda top dunia.
Perjalanan karier Greysia juga sempat tercoreng ketika ia diskors oleh Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) dengan tidak boleh bermain pada turnamen resmi selama empat bulan. Hukuman ini diberikan karena Greysia kedapatan bermain mata saat melawan ganda Korea Selatan pada Olimpiade 2012. Kedua pasangan bermain untuk kalah demi menghindari bertemu dengan pasangan kuat asal Cina, Wang Xioli/Yu Yang, pada semifinal. Empat pasangan diskors, termasuk Greysia, yang saat itu berpasangan dengan Meiliana.
Kini, di balik itu semua, kematangan dan sikap dewasa telah ditunjukkan Greysia dengan menjadi yang terbaik pada Asian Games 2014. Jika ia mampu mempertahankan performanya, bukan tidak mungkin pundi-pundi medali dan trofi juara akan menambah daftar prestasinya. rep:c79, ed: endro yuwanto