Tragis. Mungkin itu istilah yang paling tepat menggambarkan nasib tim nasional U-23 yang mewakili Indonesia pada ajang Asian Ga mes ke-17 Incheon, Korea Selatan. Bayu Gatra dan kawan- kawan harus pulang dengan kepala tertunduk usai tersingkir pada babak 16 besar setelah ditaklukkan Korea Utara dengan skor cukup men colok, 1-4, di Ansan Wa~ Stadium, Jumat (26/9) malam.
Padahal, awalnya, tim yang fondasinya telah terbentuk sejak persiapan SEA Games 2013 itu bermain cukup meyakinkan. Melawan Timor Leste dan Maladewa pada dua laga awal penyisihan Grup E, skuat Aji Santoso itu menang telak dengan skor 7-0 dan 4-0.
Dua kemenangan itu membuat target minimal yang dicanangkan oleh Badan Tim Nasional (BTN) sejak awal, yakni menembus babak 16 besar, langsung tercapai. Namun, setelah itu, petaka menghampiri tim berjuluk skuat Garuda Muda itu.
Thailand yang selalu menjadi momok timnas U- 23 dalam dua pertemuan terakhir, kembali menjadi mimpi buruk. Seolah tampil kesetanan, skuat Kiatisuk Sinamuang membantai Indonesia tanpa ampun.
Enam gol tanpa balas pun jadi skor akhir laga terakhir penyisihan Grup E yang berlangsung di Incheon Football Stadium, Senin (22/9).
Selang empat hari, giliran Korea Utara yang seolah mengajari Ferdinand Sinaga dan kawan- kawan bermain sepak bola. Meskipun penguasaan bola hanya kalah empat persen, para pemain Indonesia kalah jauh untuk urusan mengancam gawang lawan. Dua puluh tujuh kali tendangan para pemain Korut hanya berbanding lima tendangan milik skuat Garuda Muda.
Gol-gol dari Pak Kwang-ryong, Jo Kwang, dan Jong Il-gwan (dua gol) pun hanya mampu dibalas gol berbau keberuntungan dari Fandi Eko Utomo. Timnas U-23 pun gagal menyamai rekor yang dibuat pendahulunya pada Asian Games 1958 yang mampu menjadi juara ketiga.
Pengamat sepak bola nasional, Tondo Widodo, berpendapat timnas U-23 tidak cukup bagus untuk bisa bersaing pada Asian Games kali ini. "Kualitas timnas kita (U-23) sudah mentok. Terbukti, kualitas kita berada jauh di bawah (timnas) Thailand dan Korea Utara," ujar Tondo kepada Republika, Sabtu (27/9).
Prestasi menembus 16 besar Asian Games ke-17, menurut Tondo, tidak istimewa mengingat Garuda Muda tergabung satu grup dengan Maladewa dan Timor Leste, dua tim yang secara kualitas jauh berada di bawah Indonesia. Terbukti, melawan Thailand dan Korut, timnas U-23 dibabat habis.
Pada masa mendatang, bukan tidak mungkin negara-negara Asia lainnya yang saat ini berperingkat lebih rendah menyalip Indonesia. Faktor yang paling krusial untuk perbaikan tim nasional adalah pembinaan usia muda dan kompetisi. "Seandainya atmosfer kompetisi seperti ini terus berlanjut, tidak menutup kemungkinan kita akan disalip tim-tim, seperti Timor Leste dan Brunei Darussalam," ujarnya.
Sementara itu, pelatih timnas U-23, Aji Santoso, mengungkapkan, mepetnya waktu persiapan sebagai alasan mentoknya pencapaian skuatnya di Asian Games kali ini. Ia berharap, untuk menghadapi SEA Games 2015, persiapan bisa dilakukan lebih matang.
Disinggung soal kekalahan melawan Korea Utara, Aji menilai skuat Yun-jongsu lebih siap dan memiliki waktu persiapan yang lebih matang. Apalagi, para pemain Korut unggul secara organisasi permainan dan fisik. "Memang harus diakui level kita masih di bawah mereka," ujar Aji seusai pertandingan. rep:reja irfa widodo/c61, ed: fernan rahadi